Saturday, 23 October 2021

Jenis Olahan Rumput Bahari Dan Tahapan Pembuatannya

Rumput maritim yaitu makroalga yang hidup di laut maupun air payau. Rumput maritim tergolong flora berderajat rendah, biasanya meningkat menempel pada subtrat tertentu, tidak mempunyai akar batang dan daun sejati; tetapi cuma mirip batang yang disebut thallus. Rumput bahari tumbuh di alam dengan melekatkan dirinya pada karang, lumpur, pasir, batu dan benda keras lainnnya. Selain benda mati, rumput laut pun mampu menempel pada tanaman lain secara epifitik.


 
Secara taksonomi, rumput laut dikelompokkan kedalam Divisio Thallophyta. Berdasarkan kandungan pigmennya, rumput bahari dikelompokkan menjadi 4 kelas, yakni selaku berikut: 
  • 1. Rhodophyceae (ganggang merah)
  • 2. Phaeophyceae (ganggang coklat)
  • 3. Chlorophyceae (ganggang hijau)
  • 4. Cyanophyceae (ganggang biru-hijau)  
 
Beberapa jenis rumput maritim Indonesia yang bernilai irit dan sejak dahulu sudah diperdagangkan ialah Euchema sp., Hypnea sp., Gracilaria sp., dan Gelidium sp. dari kelas Rhodophyceae serta Sargassum sp. dari kelas Phaeophyceae. Euchema sp. dan Hypnea sp. menciptakan metabolit primer senyawa hidrokolid yang disebut karaginan (carrageenan). Gracilaria sp. dan gelidium sp. menghasilkan metabolit primer senyawa hidrokolid yang disebut agar. Sementara, Sargassum sp. membuat metabolit primer senyawa hidrokolid yang disebut alginat. Rumput bahari yang menciptakan karaginan disebut pula Carrageenophyte (karaginofit), penghasil semoga disebut agarophyte (agarofit), dan penghasil alginat disebut alginophyte (alginofit).  
 
Jenis-jenis Produk Olahan Rumput Laut  
 
  • 1. Agar-supaya 
Masyarakat pada umumnya mengenal supaya-mudah-mudahan dalam bentuk tepung yang umum dipakai untuk pengerjaan puding. Akan namun orang tidak tahu secara niscaya apa biar-semoga itu. Agar-supaya merupakan asam sulfanik yang meruapakan ester dari galakto linier dan diperoleh dengan mengekstraksi ganggang jenis Agarophytae. Agar-semoga ini sifatnya larut dalam air panas dan tidak larut dalam air cuek. Sekarang ini penggunaan semoga-mudah-mudahan semakin meningkat , yang dulunya cuma untuk masakan saja kini ini telah dipakai dalam industri tekstil, kosmetik, dan lain-lain. Fungsi khususnya adalah selaku bahan pemantap, dan pembuat emulsi, materi pengental, materi pengisi, dan bahan pembuat gel.

 
Dalam industri, supaya-biar banyak digunakan dalam industri makanan mirip untuk pembuatan roti, sup, saus, es krim, jelly, permen, serbat, keju, puding, selai, bir, anggur, kopi, dan cokelat. Dalam industri farmasi berfaedah sebagai obat pencahar atau peluntur, pembungkus kapsul, dan materi adonan pencetak acuan gigi. Dalam industri tekstil dapat dipakai untuk melindungi kemilau sutera. Dalam industri kosmetik, semoga-mudah-mudahan berkhasiat dalam pengerjaan salep, krem, lotion, lipstik, dan sabun. Selain itu masih banyak faedah lain dari biar-biar, menyerupai untuk pembuatan pelat film, pasta gigi, semir sepatu, kertas, dan pengalengan ikan dan daging. 
 
  • 2. Keraginan 
Keraginan merupakan senyawa polisakarida yang tersusun dari unit D-galaktosa dan L-galaktosa 3,6 anhidrogalaktosa yang dihubungkan oleh ikatan 1-4 glikosilik. Ciri kas dari keraginan yakni setiap unit galaktosanya mengikat deretan sulfat, jumlah sulfatnya lebih kurang 35,1%. Kegunaan keraginan hampir sama dengan supaya-supaya, antara lain sebagai pengatur keseimbangan, pengental, pembentuk gel, dan pengemulsi. 
 
 
Keraginan banyak digunakan dalam industri makanan untuk pembuatan kue, roti, makroni, jam, jelly, sari buah, bir, es krim, dan gel pelapis produk daging. Dalam industri farmasi banyak dimanfaatkan untuk pasta gigi dan obat-obatan. Selain itu juga mampu dimanfaatkan dalam industri tekstil, kosmetik dan cat.  

  • 3. Algin (Alginat) 
Algin ini didapatkan dari rumput laut jenis algae coklat. Algin ini ialah polimer dari asam uronat yang tersusun dalam bentuk rantai linier panjang. Bentuk algin di pasaran banyak ditemui dalam bentuk tepung natrium, kalium atau amonium alginat yang larut dalam air. Kegunaan algin dalam industri yakni selaku materi pengental, pengatur keseimbangan, pengemulsi, dan pembentuk lapisan tipis yang tahan terhadap minyak. 
Alginat dalam industri banyak digunakan dalam industri masakan untuk pembuatan es krim, bandrek, susu es, roti, kudapan anggun, permen, mentega, saus, pengalengan daging, selai, sirup, dan puding. Dalam industri farmasi banyak dimanfaatkan untuk tablet, salep, kapsul, plester, dan filter. Industri kosmetik untuk cream, lotion, sampo, cat rambut,. Dan dalam industri lain mirip tekstil, kertas, fotografi, insektisida, pestisida, dan materi pengawet kayu. 
 
Tahapan acara pengolahan hasil produk rumput maritim
 
  • 1. Tahapan Produksi Pembuatan Karaginan
1. Pembersihan. > Rumput laut yang mau diekstraksi dicuci dan dibersihkan dengan air untuk menghilangkan garam, pasir, karang, bagian tali dan rumput laut jenis lain yang tidak diinginkan.
 
2. Ekstraksi. > Rumput maritim yang sudah dibersihkan kemudian direbus/diekstraksi dalam air dengan volume kali berat rumput laut kering. ph ekstraksi dikontrol memakai NaOH sehingga diperoleh ph 8-9. Ekstraksi pertama dijalankan selama menit pada suhu C. Rumput maritim kemudian dihancurkan sehingga terbentuk bubur rumput laut. Ekstraksi kedua dikerjakan selama 3 jam untuk E. Spinosum dan 18 jam untuk E. Cottoni pada suhu ph yang sama mirip pada ekstraksi pertama.

3. Penyaringan. > Setelah proses ekstraksi tamat bubur rumput laut ditambah dengan filter aid (celite atau tanah diatomite) dengan fokus 3-4%. Penyaringan dengan menggunkan filter press, dalam kondisi panas untuk mempermudah penyaringan. Filter hasil penyaringan kemudian ditambah dengan larutan NaCl 10% (10g NaCl dilarutkan dalam 100 ml air) sebanyak 5% dari volume larutan untuk menolong proses pengendapan. Filtrat karaginan lalu dipanaskan hingga suhu 60 C.
 
4. Pengendapan. > Pengendapan karaginan dilaksanakan dengan cara menuangkan filtrat karaginan yang sudah dipanaskan ke dalam larutan isopropil sambil dicampur-aduk selama 15 menit, sehingga terbentuk serat-serat karaginan. Perbandingan filtrat dan isopropil yang dipakai ialah 1:2. serat-serat karaginan yang diperoleh kemudian diperas dan direndam kembali dengan isopropil selama 30 menit sehingga diperoleh serat karaginan yang lebih kaku.  
 
5. Pengeringan dan Penepungan. > Serat-serat karaginan lalu dikeringkan dengan pengering hampa udara pada suhu 60 ºC sampai kering. Kemudian digiling sehingga diperoleh tepung karaginan. Karaginan yang diperoleh dari hasil pembuatan ini mempunyai spesifikasi produk selaku berikut : kenampakan putih susu, susunan kimiawi dan fisik, air 8-12%, bubuk total 18-23%, bubuk tak terlarut asam 1-2%, sulfat 18-24% (E. Cottoni), 22-32% (E. Spinosum), kekentalan larutan tepung karaginan 1,5% Cps.  
 
  • 2. Tahapan Produksi Pembuatan Agar-Agar
1. Pemanenan dan pengeringan rumput laut. > Setelah dipanen, rumput maritim dibersihkan dari pasir, kerikil, dan kotoran yang lain. Selanjutnya dijemur di bawah sinar matahari selama beberapa hari sampai kering (kadar airnya sekitar 20 persen).
 
2. Pemotongan dan pengasaman. > Rumput maritim yang sudah kering dimasukkan ke dalam kolam pencuci yang berisi air dan diiris-potong secara mekanis. Selanjutnya dimasukkan ke dalam kolam pencuci yang berisi asam sulfat 5-10 persen selama 15 menit dan dibilas dengan air hingga bersih. Jenis asam lain yang bisa digunakan yakni asam asetat atau asam sitrat. Tujuan pengasaman untuk memecahkan dinding sel, sehingga biar-supaya mudah diekstrak serta menghancurkan dan melarutkan kotoran sehingga rumput maritim menjadi lebih higienis.
 
3. Pemasakan dan ekstraksi. > Pemasakan rumput maritim dikerjakan dalam sebuah ember besar dengan menggunakan air bersih sebanyak 40 kali berat rumput bahari kering yang dipakai. Pemasakan dijalankan dengan penambahan asam cuka 0,5 persen dan dikerjakan pada suhu ⁰C selama 2-4 jam. Pada dikala mulai mendidih, disertakan basa (contohnya natrium hidroksida) untuk menetralkan ph menjadi 6-8  
 
4. Pemadatan. > Setelah pemasakan tamat, ekstrak rumput maritim disaring dengan kain blacu dan diperas perlahan-lahan. Ekstrak yang diperoleh ditampung dalam baskom dan disertakan basa sampai ph-nya menjangkau 7-7,5. Larutan supaya-biar yang telah dinetralkan, dipanaskan lagi sambil diaduk dan dituangkan ke dalam cetakan menurut ukuran yang sudah diputuskan. Larutan agar-semoga tersebut dibiarkan memadat pada suhu kamar atau memakai suhu dingin untuk mempercepat pemadatan.  
 
5. Pengeringan. > Agar-supaya yang sudah memadat, diiris-potong tipis dalam bentuk lembaran setebal 0,5 cm dengan memakai kawat baja halus. Lembaran yang diperoleh dikemas dengan kain blacu, disusun, dan dimasukkan ke dalam alat pengepres dan dipres perlahan-lahan mudah-mudahan airnya keluar. Padatan semoga yang tersisa di kain blacu kemudian dijemur di atas rak-rak bambu hingga kering dan dibungkus dengan kantong plastik. Untuk menciptakan supaya-supaya tepung, lembaran-lembaran supaya-mudah-mudahan kering digiling dan diayak sampai diperoleh bubuk halus.  
 
  • 3. Tahapan Produksi Pembuatan Alginat
1. Pembersihan. > Sebelum diolah rumput maritim dibersihkan dari kotoran, ibarat pasir, watu karang dll.Pencucian dilaksanakan dengan cara menyemprotkan air ke rumput maritim. Direndam selama 24 jam dengan air bersih, hingga lunak.  
 
2. Perendaman. > Tahapan berikutnya rumput maritim mampu dipakai sebagai materi baku alginate. Untuk menghilangkan kotoran yang larut dalam alkali, rumput laut direndam dalam larutan HCL 0.1 - 0.5% Tujuan perendaman dalam air untuk mengembalikan kondisi rumput laut mirip pada kondisi permulaan / segar, lunak sehingga bikin lebih simpel proses ekstraksi serta melarutkan zat yang terkandung dalam rumput maritim mirip laminari, manitol, zat warna serta garam garam lain (KCL).
 
3. Ekstraksi/perebusan. > Rumput laut yang sudah diasamkan (asam Alginat) dicuci dengan menggunakan air panas 45ºC selama 30–60 menit. Setelah itu rumput laut di potong–potong dan diaktrak dengan larutan Na2CO3 12- 13% pada suhu 60–70⁰C. Tujuannya untuk memudahkan pemisahan larutan alginat dengan residu, ditambah air sebanyak 4 kali volume larutan.
 
4. Penyaringan. > Larutan alginat dipisahkan dengan memakai floating tank untuk memisahkan kotoran yang terikut dengan larutan alginat  
 
5. Pemutihan/Pemucatan. > Setelah bebas dari kotoran, larutan alginat diputihkan dengan menyertakan larutan NaOH 12% sebanyak 1/10 volume larutan alginat.
 
6. Pengendapan asam alginate. > Tahapan selanjutnya merupakan pengendapan dengan menambahkan laruta asam sulfat (H2SO4) 10% sebanyak 1/10 volume laruitan alginat dan dimasukkan bersama sama ke dalam tangki koagulasi/pengendapan, gel asam alginat dipisahkan dari larutan dengan cara filtrasi atau pemisah centrifugal.
 
7. Pengendapan Natrium alginat. > Natrium alginat mengendap pada konsentrasi alcohol diatas 30% yakni 40% dengan cara dicampur pelan pelan dan didiamkan sampai mengendap tepat. Asam alginat diubah menjadi natrium alginat dengan menyertakan NaCO3 dan metil alcohol.Garam alginat yang terbentuk dipisahkan dari larutan dengan cara disaring.  
 
8. Pengeringan dan Penepungan. > Garam alginat yang sudah dipisahkan dikeringkan diatas para–para dan selanjutnya dihaluskan hingga menjadi bubuk dengan ukuran 80 m- 100 mesh  
 
 
 
Referensi :
mesti di isi/search?q=pengolahan-alginat-dari-rumput-maritim
https://docplayer.info/33534633-Keteknikan-metode-rumput-maritim-dan-proses-pengolahannya.html