Thursday 14 October 2021

Mengenal Macam Sifat Telur Ikan Dan Bagian Bagiannya Selaku Permulaan Daur Hidup Ikan

Perkembangan permulaan daur hidup ikan ialah sebuah hal yang menawan alasannya yaitu bekerjasama dengan stabilitas populasi ikan tersebut dalam suatu perairan. Untuk mempelajari kemampuan hidup suatu spesies ikan dan mengurangi tingkat mortalitas yang terjadi khususnya pada permulaan pertumbuhan hidup ikan khusunya untuk pembudidayaan perlu adanya pemahaman perihal jenis-jenis telur ikan tersebut dan daur hidup ikan mulai dari permulaan fertilisasi hingga terdeferensiasi untuk menjadi ikan muda.


Macam-macam Telur Ikan dan Bagian-bagiannya
 
Telur dari hewan yang bertulang belakang, secara lazim dapat dibedakan menurut kandungan kuning telur dalam sitoplasmnyaa merupakan : 
 
a) Telur homolecithal (isolecithal). Golongan telur ini cuma terdapat pada mamalia. Jumlah kuning telurnya cuma sedikit utamanya dalam bentuk butir-bitir lemak dan kuning telur yang terbesar di dalam sitoplama. 
 
b) Telur telolecithal. Golongan telur ini terdapat sejumlah kuning telur yang berkumpul pada salah satu kutubnya. Ikan tergolong binatang yang memiliki jenis telur tersebut. 
 
Protoplasma dari telur Teleostei dan Elasmobranchia akan mengambil bagian pada beberapa pembelahan pertama. Kuning telur tidak turut dalam proses-proses pembelahan, sedangkan pertumbuhan embrionya terbatas pada sitoplasma yang terdapat pada kutub anima. 
 
Telur ikan ovipar yang belum dibuahi, bagian luarnya dilapisi oleh selaput yang dinamakan selaput kapsul atau chorion. Pada chorion ini terdapat suatu mikropil adalah suatu lubang kecil daerah masuknya sperma ke dalam telur pada waktu terjadi pembuahan. Di bawah chorion terdapat selaput yang kedua dinamakan selaput vitelline. Selaput yang ketiga mengelilingi plasma telur dinamakan selaput plasma. Ketiga selaput ini semuanya melekat satu sama lain dan tidak ada ruang diantaranya. 
 
Bagian telur yang terdapat sitoplasma biasanya berkumpul di sebelah telur kepingan atas yang dinamakan kutub anima, sedangkan bagian kutub yang berlawanan terdapat banyak kuning telur yang dinamakan kutub vegetatif. Kuning telur yang ada di bab tengah keadaannya lebih pekat ketimbang kuning telur yang ada pada bab pinggir alasannya adanya sitoplasma yang banyak terdapat di sekitarinti telur. 
 
Bagan telur sebelum terbuahi

Bagan telus sesudah terbuahi
 
Telur yang gres saja keluar dari badan induk dan bersentuhan dengan air akan terjadi pergeseran yaitui) selaput chorion akan terlepas dengan selaput vitelline dan membentuk ruang yang ini dinamakan ruang perivitelline. Adanya ruang perivitelline ini, maka telur dapat bergerak lebih bebas selama dalam perkembangannya, selain itu mampu juga mereduksi efek gelombang terhadap posisi embrio yang sedang meningkat . Air masuk ke dalam telur yang disebabkan oleh adanya perbedaan tekanan osmose dan imbibisi protein yang terdapat pada permukaan kuning telur.  
 
Selaput vitelline ialah penghalang masuknya air jangan sampai merembes ke dalam telur. Pengerasan selaput chorion. Waktu yang diharapkan untuk pengerasan selaput chorion tidak sama bergantung pada ion kalsium yang terdapat dalam air. Telur yang ditetaskan dalam air yang mengandung kalsium klorida 0.0001 M, selaput chorionnya akan lebih keras dari pada telur yang ditetaskan di air suling. Pengerasan chorion ini akan menghalangi terjadinya pembuahan polyspermi. 
 
Telur-telur ikan yang terdapat di perairan bebas masih sungguh sedikit diteliti. Delsman (1921 –1938) merupakan orang pertama yang melaksanakan observasi secara mendalam terhadap telur dan larva ikan pelagis di Laut Jawa. Beberapa macam telur pelagis dan larva di Laut Jawa yang didapat oleh Delsman. 
 
Tidak semua telur ikan mempunyai bentuk yang serupa, biasanya suatu spesies yang berada dalam satu genus memiliki kemiripan atau mempunyai perbedaan yang kecil. Di perairan ditemukan bermacam telur dan larva ikan bercampur aduk dalam tingkat pertumbuhan yang berlainan-beda. Hal ini dikarenakan contoh pemijahan ikan-ikan di Indonesia masih belum dimengerti, sehingga ada kemungkinan ditemukan ikanikan yang memijah dalam sepanjang tahun.
 

Keterangan :
1. Chirocentrus dorab             12. Dorosoma chacunda
2. Tidak diketahui                      13. Chanos chanos
3. Clupea fimbriata                 14. Pellona sp.
4. Stelophorus heterolobus      15. Cybium maculatum
5. Engraulis kammalensis        16. Echeneis naucrates
6. Stolephorus indicus             17. Saurida tumbil
7. Trichiurus sp.                      18. Harpodon nehereus
8. Muraena sp.                       19. Tetradon sp.
9. Decapterus (Caranx) kurra   20. Tidak dikenali
10. Hemirhampus sp.              21. Fistularia serrata
11. Caranx macrosoma  
 
Dalam menggolongkan telur ikan terdapat aneka macam jenis tanda yang dapat digunakan untuk menolong pengenalan lebih lanjut antara lain bentuk telur, butir minyak, warna, kondisi permukaan butir kuning telur, dan sebagainya. Sebagai teladan gejala yang terdapat pada telur ikan Parang-bendo dalam kondisi hidup ukuran telur antara 1590 – 1670 mm, cangkang telur tidak licin, ada sesuatu seperi jaring keuntungan-keuntungan.  
 
Beberapa pengelompokan telur ikan berdasarkan sifat-sifatnya. 
 
a). Sistem pengelompokan telur ikan menurut jumlah kuning telurnya :
  • Oligolecithal : telur dengan kuning telur sungguh sedikit jumlahnya, pola ikan Amphioxus.

  • Telolecithal : telur dengan kuning telur lebih banyak dari Oligolecithal. Umumnya jenis telur ini banyak dijumpai di daerah empat trend, teladan ikan Sturgeo.

  • Makrolecithal : telur dengan kuning telur relatif banyak dan keping sitoplasma di pecahan kutub animanya. Telur seperti ini banyak terdapat pada pada umumnya ikan.

b). Sistem yang berdasarkan jumlah kuning telur namun dikelaskan lebih lanjut menurut berat jenisnya :
  • Non bouyant : telur yang tenggelam ke dasar saat dikeluarkan dari induknya. Golongan telurnini menyesuaikan dengan tidak ada cahaya matahari, kadang-kadang oleh induknya telur ditaruh atau ditimbun oleh watu-batuan atau kerikil, teladan telur ikan trout dan ikan salmon.
  • Semi bouyant : telur tenggelam ke dasar perlahan-lahan, gampang tersangkut dan umumnya telur berukuran kecil, pola telur ikan Coregonus
  • Terapung : telur dilengkapi dengan butir minyak yang besar sehingga mampu terapung. Umumnya terdapat pada ikan-ikan yang hidup di maritim.

c). Telur dikelompokkan menurut kualitas kulit luarnya
  • Non adhesive : telur sedikit adhesive pada waktu pengerasan cangkangnya, tetapi kemudian sehabis itu telur sama sekali tidak menempel pada apapun juga, pola telur ikan salmon.
  • Adhesive : sehabis proses pengerasan cangkang, telur bersifat lengket sehingga akan gampang menempel pada daun, akar tumbuhan, sampah, dan sebagainya, teladan telur ikan mas (Cyprinus carpio).
  • Bertangkai : telur ini merupakan keanekaragaman dari telur adhesive, terdapat suatu bentuk tangkai kecil untuk menempelkan telur pada substrat.
  • Telur berenang : terdapat filamen yang panjang untuk menempel pada substrat atau filamen tersebut untuk menolong telur terapung sehingga hingga ke tempat yang mampu ditempelinya, contoh telur ikan hiu (Scylliorhinus sp.).

  • Gumpalan lendir : telur-telur diletakkan pada rangkaian lendir atau gumpalan lendir, contoh telur ikan lele (Clarias sp.).
 
Pengelompokan telur menurut lingkungan yang diberikan induknya.
 
a). Telur tersebar, tidak ada tambahan sesuatu dari induknya untuk kesuksesan hidup telur tersebut.
  • Telur terapung, umumya terdapat pada ikan maritim mirip ikan tenggiri.
  • Telur tenggelam ke dasar, banyak terdapat pada ikan air tawar
  • Telur adhesive, melekat pada substrat, watu, tumbuhan dan lain-lain ibarat pada ikan mas.  
 
b). Telur tersebar atau diletakkan satu persatu tetapi dengan beberapa syarat dukungan tetapi tanpa perhatian induk;
  • Telur dalam benang lendir
  • Telur dengan cangkang yang berubah seperti tangkai yang adhesive
  • Telur dikemas dalam kapsul pelindung yang dikeluarkan oleh uterus
  • Bila telur menjamah air, cangkangnya akan pecah dan menggulung menjadi organ yang adhesive untuk menempel pada substrat

c). Telur ditaruh pada gumpalan lendir tetapi tidak membentuk sarang. Telur tersebut dijaga oleh ikan jantan;
  • Telur ditaruh di celah kerikil karang di atas permukaan air terendah pasang naik, sehingga akan terkena udara pada waktu pasang turun. Ikan jantan berpuasa menanti telur selama pengeraman dari gangguan predato.
  • Telur tergulung pada massa yang bundar dan induk menggulung dengan tubuhnya.
 
d). Telur ditaruh dalam sarang pada watu, pasir atau lumpur di dasar perairan;
  • Pada batu dalam air yang mengalir. Telur ditutupi dan induk meninggalkan sarang
  • Pada pasir atau watu di dasar perairan yang digali oleh induk
  • sarang yang berupa cangkir di dasar perairan, dan telur tidak ditutupi. Jantan lazimnya
  • Menjaga telur dan mengipasinya, telur biasanya adhesive.
  • Sarang terpendam di dalam dasar lumpur atau detritus.  
 
e). Sarang telur ditaruh di bawah atau di atas objek. Penjagaan telur lazimnya dilaksanakan oleh ikanjantan. 
 
f). Sarang dibuat dari materi tumbuhan yang tersusun ibarat sarang burung yang dijalin oleh suatu zat yang dikeluarkan oleh ginjal. Ikan jantan bertugas menjaga sarang. 
 
g). Sarang terbuat dari gelembung atau busa yang disusun oleh ikan jantan dan sarang itu dikeraskan oleh lendir yang dikeluarkan oleh ikan jantan pula. Telur ditaruh dalam gelembung ini. 
 
h). Penyesuaian khusus untuk menjaga telur yang dilakukan oleh induknya;
  • Telur dalam ekspresi, pola ikan Famili Cichlidae (mujair)
  • sebagian kulit perut induk membesar untuk meletakkan telur sampai telur menetas, contoh ikan lele di Brazil
  • Telur dalam bentuk gumpalan dihubungkan oleh semacam benang dengan pecahan lengkungan tulang di kepala ikan jantan sehingga kedua gumpalan tersebut menggantung di kedua pinggir kepala
  • Telur ditaruh dalam kantung yang terdapat di kepingan perut induk, acuan ikan kuda bahari (Syngnatidae)

i). Pemijahan yang melakukan pekerjaan sama dengan binatang lain, pola ikan bitterling yang membutuhkan moluska untuk meletakkan telurnya.  
 
Demikian pembahasan singkat ihwal Mengenal Macam Sifat Telur Ikan Dan Bagian Bagiannya Sebagai Awal Daur Hidup Ikan. Dimuat menurut sumber dari : 
Effendie, M.I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama, Yogyakarta.
Moyle, P.B. & J.J. Cech. 1988. Fishes. An Introduction to Ichthyology. Second Edition. Prentice Hall, New Jersey. 
Gambar dimuat berdasarkan pencarian google gambar dengan pencarian "jenis telur ikan, sifat dan jenis telur ikan, macam macam bentuk telur ikan". Sekian, semoga bisa menjadi rujukan bacaan yang berfaedah! Terimakasih.