Thursday 14 October 2021

Inilah Proses Pembuahan Dan Tahap Perkembangan Telur Ikan

Proses pembuahan pada ikan terjadi apabila spermatozoa masuk ke dalam telur lewat lubang mikropil yang terdapat pada chorion. Tiap spermatozoa memiliki peluang yang sama untuk membuahi satu telur, tetapi sebab ruang daerah terjadinya pembuahan pada ikan ovipar sangat besar, maka kesempatan spermatozoa itu untuk berjumpa dengan telur bahwasanya sangat kecil. Oleh alasannya yaitu itu, spermatozoa yang dikeluarkan jumlahnya sungguh besar dibandingkan dengan jumlah telur yang akan dibuahi, sehingga dalam kondisi yang optimum spermatozoa ikan yang baru dikeluarkan dari tubuh memiliki kekuatan untuk bergerak dalam air selama 1 – 2 menit.

 
Pembuahan dan kemajuan telur ikan.
 
Berdasarkan terhadap penelitian yang dijalankan oleh Hartman dan juga oleh Motalenti (Hoar, 1957 dalam Effendie, 1997) telur dan sperma yang baru dikeluarkan dari badan induk, mengeluarkan zat kimia yang berkhasiat dalam proses pembuahan. Zat yang dikeluarkan oleh telur dan sperma tersebut dinamakan Gamone. Gamone yang berasal dari telur ialah Gynamone I dan Gynamone II, sedangkan Gamone yang berasal dari spermatozoa adalah Androgamone I dan Androgamone II.  
 
Gynamone I berfungsi untuk mempercepat pergerakan dan mempesona spermatozoa dari spesies yang sama secara kemotaksis. Gynamone II berfungsi untuk menghimpun dan menahan spermatozoa pad permukaan telur. Fungsi Androgamone I yakni untuk menenkan program spermatozoa ketika masih berada dalam saluran genital ikan jantan, sedangkan Androgamone II berfungsi untuk menciptakan permukaan chorion menjadi lembek selaku lawan dari fungsi Gynamone II.  
 
Lapisan telur yang sudah berada dalam air yaitu keras dan tidak dapat ditembus oleh spermatozoa kecuali lewat mikropil yang bentuknya mirip corong. Lubang corong yang besar terletak di bagian luar dan lubang yang kecil di kepingan dalam. Ketika spermatozoa masuk ke dalam lubang corong, itu merupakan sumbat bagi yang yang lain dan setelah kepala spermatozoa itu masuk, bagian ekornya terlepas.  
 
Dengan demikian pembuahan pada ikan lazimnya monosperma. Apabila terjadi pembuahan polysperma hanya satu spermatozoa saja yang melebur bersatu dengan inti telur. sedangkan yang yang lain dihisap oleh telur selaku materi makanannya. Sesaat sehabis terjadi pembuahan, isi telur agak sedikit mengkerut karena pecahnya rongga alveoli yang terdapat di dalam telur, sehingga menyebabkan rongga perivitelline lebih membesar sehingga telur yang sudah dibuahi dapat mengadakan pergerakan rotasi selama dalam perkembangannya hingga menetas.  
 
Tahap pemeliharaan dan pengeraman telur ikan oleh induk ikan.
 
Setelah terjadi pembuahan, telur akan mengalami kala pengeraman oleh induknya hingga menetas menjadi larva ikan. Lama periode pengeraman ikan tidak sama bergantung terhadap spesies ikannya dan beberapa faktor luar. Faktor luar yang terutama mempengaruhi pengeraman merupakan suhu perairan. Dalam bidang kultur ikan, sehubungan dengan kala pengeraman dikenal dengan istilah derajat hari, yaitu hasil perkalian derajat suhu perairan dengan lama pengeraman. Derajat hari untuk spesies ikan ada yang nilainya tetap, ada yang berganti-ubah.

 
Perkembangan embrio pada ikan zebra  
 
Faktor cahaya juga bisa mempengaruhi kala pengeraman ikan. Telur yang sedang dalam masa pengeraman jika diletakkan dalam daerah yang gelap akan menetas lebih lambat. Faktor luar lainnya yang bisa mempengaruhi periode pengeraman yakni zat yang terlarut dalam air khususnya zat asam arang dan ammonia bisa mengakibatkan ajal embrio dalam kala pengeraman. 
 
Tekanan zat asam dalam air telah dikenali bisa menghipnotis unsur meristik merupakan jumlah ruas tulang belakang. Bila tekanan zat asam itu tinggi, jumlah ruas tulang belakang embrio menjadi bertambah dan sebaliknya kalau tekanan zat asam arang berkurang jumlah ruas tulang belakang berkurang jumlahnya.  
 
Sifat dan kondisi telur ikan sewaktu sampai pada tahap penetasan.
 
Menetas merupakan ketika terakhir periode pengeraman selaku hasil beberapa proses sehingga embrio keluar dari cangkangnya. Pada sewaktu akan terjadi penetasan mirip yang telah dikemukakan, kekerasan chorion kian menurun. Hal ini disebabkan oleh substansi enzim dan unsur kimia yang lain yang dikeluarkan oleh kelenjar endodermal di kawasan pharink. Enzim ini dinamakan chorionase yang terdiri dari pseudokeratin yang kerjanya bersifat mereduksi chorion menjadi lembik. Dalam proses ini pH dan suhu memegang peranan. pH 7,9 – 9,6 dan suhu 14 – 20°C ialah kondisi yang optimum.   
 
Pada waktu akan terjadi penetasan, embrio sering mengganti posisinya karena kekurangan ruang di dalam cangkang. Dengan pergerakan-pergerakan tersebut cuilan cangkang telur yang sudah lembik akan pecah. Umumnya, dua atau tiga kali pembetulan posisinya embrio mengatur dirinya lagi. 
 
Pada bagian cangkang yang pecah ujung ekor embrio dikeluarkan terlebih dahulu sambil digerakkan. Kepalanya dikeluarkan terakhir alasannya ukurannya lebih besar ketimbang belahan badan yang yang lain, namun kadangkala ditemukan kepala yang keluar lebih dahulu.  
 
Tahap perkembangan larva ikan seteleh menetas.
 
Anak ikan yang gres ditetaskan tersebut dinamakan larva, dengan tubuhnya yang belum sempurna baik organ luar maupun organ dalamnya. Sehubungan dengan pertumbuhan larva ini, terdapat dua tahap perkembangan yakni prolarva dan postlarva. 
 
  • Prolarva 
Tahap prolarva umumnya masih mempunyai kantung kuning telur, tubuhnya transparan dengan beberapa butir pigmen yang fungsinya belum dimengerti. Sirip dada dan ekor sudah ada tetapi belum tepat bentuknya dan kebanyakan prolarva yang gres keluar dari cangkang telur ini tidak memiliki sirip perut yang faktual melainkan hanya bentuk tonjolan saja. 
 
Mulut dan rahang belum meningkat dan ususnya masih merupakan tabung yang lurus. Sistem pernafasan dan peredaran darah tidak tepat. Makanannya didapatkan dari sisa kuning telur yang belum habis dihisap. Adakalanya larva ikan yang baru ditetaskan letaknya dalam kondisi terbalik alasannya adalah kuning telurnya masih mengandung minyak. Apabila kuning telur tersebut telah habis dihisap, larva akan kembali mirip biasa.  
 
Larva ikan yang gres ditetaskan pergerakannya cuma di ketika-waktu saja dengan menggerakkan pecahan ekornya ke kiri dan kekanan dengan banyak diselingi oleh istirahat alasannya yakni tidak mampu mempertahankan keseimbangan posisi tegak. 
 
  • Postlarva 
Postlarva ialah masa larva dimana kantung kuning telur mulai hilang sampai terbentuknya organ-organ baru atau selesainya taraf penyempurnaan organ-organ yang sudah ada sehingga pada kala simpulan dari postlarva tersebut secara morfologi sudah mempunyai bentuk hampir mirip induknya. Pada tahap postlarva ini, larva tersebut sudah terdapat pigmentasi yang banyk pada bagian tubuh tertentu. Perkembangan dari telur sampai larva mampu dilihat pada gambar berikut. 
 

Ketereangan: 
 
1. Pembuahan Telur
2. Pembelahan 2 sel
3. pembelahan 4 sel
4. pembelahan 8 sel
5. morula
6. blastula
7. gastrula
8.9. penutupan blastopore  
 
Demikian ulasan singkat tentang Proses Pembuahan dan Tahap Perkembangan Telur Ikan. Dimuat berdasarkan sumber dari :
  • Effendie, M.I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama, Yogyakarta.
  • Moyle, P.B. & J.J. Cech. 1988. Fishes. An Introduction to Ichthyology. Second Edition. Prentice Hall, New Jersey.
  • Tomiyama, T & Hibiya, T. 1979. Fisheris in Japan. Jacks & Pompanas. Japan Marine Products Photo Material Association.
Gambar dimuat menurut penelusuran google gambar dengan kata penelusuran "pembuahan teur ikan, proses pembuahan telur ikan, siklur pertumbuhan telur ikan". Sekian, agar dapat menjadi rujukan bacaan yang berguna! Terimakasih.