Thursday 21 October 2021

Sekilas Ihwal Budidaya Pembenihan Ikan Hias Koi (Cyprinus Carpio L.) Secara Alami

Salah satu ikan hias yang masih memukau lantaran mempunyai nilai estetika yang cukup tinggi adalah ikan koi (Cyprinus carpio). Koi merupakan komoditas budidaya yang banyak digemari khususnya oleh para hobiis. Tingkat kelancaran hidup larva yang tinggi merupakan indikator proses budidaya berjalan dengan baik. Kinerja bikinan budidaya ikan koi dinyatakan dalam jumlah (ekor) serta pemenuhan tolok ukur kebaikan koi, yang meliputi sisi warna, pola corak (pattern) dan sebagainya.  
 
Dewasa ini terdapat ratusan bahkan lebih jenis ikan hias dari aneka macam negara. Indonesia merupakan negara yang beruntung alasannya sebagian besar ikan hias yang ada merupakan ikan tropis sehingga di Indonesia terdapat banyak jenis ikan hias yang dapat dibudidayakan. Indonesia merupakan negara tropis yang sangat sesuai untuk budidaya aneka macam jenis ikan hias air tawar dan iklimnya memungkinkan ikan hias tersebut bisa bereproduksi sepanjang tahun.  
 
Sumber daya alam di Indonesia mampu dikatakan sungguh mendukung dalam budidaya ikan hias. Lahan di Indonesia masih luas didukung sumber air yang melimpah dan sudah maraknya buatan pakan alami membuat bisnis ikan hias kian meningkat . Salah satu ikan hias yang menawan karena mempunyai nilai estetika yang cukup tinggi ialah ikan koi (Cyprinus carpio). Ikan ini berasal dari Jepang yang didatangkan ke Indonesia pada tahun 1962, sewaktu pangeran Akito dan putri Michiko berkunjung ke Indonesia. Di Jepang, koi disebut dengan Nishigoi. Ikan koi juga memiliki aneka macam macam pola warna dan bentuk tubuh yang indah sehingga menjadikannya ikan hias yang menawan para pecinta ikan hias baik dalam dan luar negeri. 
 
Pada mulanya ikan koi cuma mempunyai warna tunggal yakni hitam (karasugoi dan sumigoi), merah (benigoi, higoi, akagoi), putih (shiromuji), keemasan (kingoi), dan putih keperakan (gingoi) dan disilangkan sehingga menghasilkan dua warna, tiga warna, lima warna dan multi warna. Seiring dengan pertumbuhan teknik budidaya, koi yang pada awalnya cuma mempunyai satu warna saja saling disilangkan sehingga menciptakan ikan koi yang mempunyai dua warna, tiga warna, bahkan lima warna. Ikan ini dapat dipelihara nyaris di semua kawasan, gerak gerik ikan ini terlihat simpatik, bahkan ada asumsi ikan koi bisa menjinjing keuntungan bagi pemiliknya. 
 
Perkembangan ikan koi di Indonesia menunjukkan kemajuan yang bagus. Masyarakat Indonesia lazimnya menggemari ikan koi alasannya acuan warna yang terbentuk pada ikan koi dan ikan ini dipercaya bisa membawa hoki pada pemiliknya. Pada skala besar mampu dijadikan sumber penghasilan keluarga dan pada kecil-kecilan untuk menyalurkan kegemaran. Ikan koi yang bermutu dapat dibuat dari induk yang bermutu baik, benih unggul dan juga dengan tidak mengesampingkan faktor lingkungan dan pakan. 
 
 
Metode Budidaya Pembenihan Ikan Koi (Cyprinus carpio) 

Pemeliharaan Induk
Pemeliharaan induk dilaksanakan bermaksud untuk melaksanakan seleksi dan untuk mematangkan gonad biar ikan siap untuk dipijahkan dan diharapkan membuat keturunan yang diharapkan. Induk dipelihara secara terpisah antara jantan dan betina untuk menyingkir dari pemijahan massal. Induk yang dipelihara merupakan induk yang sudah matang gonad. Persiapan wadah budidaya untuk kolam induk yakni dengan terlebih dulu menyikat dinding bak, hal ini dijalankan untuk menetralisir lumut yang umumnya menempel pada dinding kolam. Selanjutnya kolam dikeringkan selama 1-3 hari untuk memutus daur hidup patogen. Setelah kering, bak diisi air dengan ketinggian 1 m-1.5 m. Sebagai pencegahan jamur pada air, kolam juga diberi methylene blue. Kolam pemeliharaan induk yakni kolam yang digunakan selaku daerah pemeliharaan calon induk sampai matang gonad dan siap untuk memijah. Kolam induk harus terdapat dua buah yakni untuk induk jantan dan induk betina. Kolam induk jantan dan betina dipisahkan supaya ikan-ikan tersebut tidak memijah secara massal yang mampu merugikan alasannya ikan koi mempunyai kecenderungan memakan telur yang dihasilkan sehabis pemijahan terjadi.
 
Pemberian Pakan
Pemberian pakan terhadap induk ditekankan kepada pakan yang bisa meningkatkan warna dan mempercepat perkembangan, dapat menghalangi bibit penyakit, pematangan gonad serta membantu pembentukan badan. Jenis pakan bikinan yang diberikan berupa pelet. Ukuran pelet ialah mini pelet (2 mm). Pakan diberikan 2 kali sehari merupakan pada pagi dan sore hari sebanyak 3% dari bobot ikan per hari. Pakan extra merupakan pakan yang dihasilkan di luar wilayah hidup ikan termasuk pakan alami yang diambil dari luar media hidup ikan. Pakan suplemen yang digunakan merupakan jagung yang berfungsi untuk memenuhi keperluan nutrisi khususnya karbohidrat dan mempercepat kematangan gonad. 
 
Pengelolaan Kualitas Air
Pengelolaan mutu air merupakan aspek yang sungguh penting. Dengan mengetahui kondisi parameter air yang ada, maka mampu ditentukan perlakuan apa yang diharapkan biar mutu air dalam kondisi maksimal bagi ikan yang dibudidayakan. Baik buruknya mutu air sungguh memilih hasil yang mau dicapai. Oleh alasannya yaitu itu mutu air semestinya selalu diamati saban hari. Alat yang dipakai untuk mengukur mutu air selain DO ialah tetra test. Prinsip penggunaan tetra testadalah dengan cara mencelupkan kertas uji kedalam air yang diinginkan lalu mencocokan pergeseran warnanya pada tabel parameter yang adapada bungkus alat tersebut. Pengelolaan mutu air juga dilakukan dengan cara melaksanakan pergantian air setiap 8 hari sekali. Kisaran suhu ideal bagi kehidupan ikan koi yakni 15-25oC dan derajat keasaman (pH) 6,5-8,5.
 
Pengendalian Hama Penyakit
Patogen yang menimbulkan penyakit merupakan kendala yang seringkali harus dihadapi. Biasanya tanda-tanda penyakit muncul seiring dengan buruknya mutu air kolam. Untuk menanggulangi masalah ini, perbuatan pencegahan yang dilaksanakan yaitu dengan menyertakan methylene blue kedalam air untuk meminimalisasi perkembangan patogen dan membuat air tetap mengalir mudah-mudahan terjadi perubahan air. Penyakit yang biasa didapatkan yakni cacing jangkar dan pada dikala waktu mendekati hari-hari terakhir didapatkan tanda-tanda white spot pada koi. Jika penyakit sudah menyebar maka tindakan pengobatan yang dilakukan yaitu menyertakan formalin sebanyak 30 ppm lalu disebar ke area kolam secara merata. Untuk hama cacing jangkar penanganan yang dilakukan yakni mengangkat ikan yang terkena cacingtersebut kedalam kolam karantina kemudian cacing tersebut dicabut dari tubuh ikan secara hati-hati menggunakan tangan atau pinset tanpa melukai atau menggores tubuh ikan. Pencegahan hama penyakit dijalankan dengan menyertakan sejenis pestisida (fastacdan bassa) pada air pemeliharaan dengan dosis tiga tutup sekitar 10 ml (10 ppm). Seperti biasa, obat dilarutkan terlebih dahulu dengan air dan disebar di bak yang dimaksud. 
 
Seleksi Induk
Induk yang sudah diseleksi baik jenis dan warnanya yang berkualitas baik dari sisi contoh dan ketajaman warnanya, morfologi tubuh yang tidak cacat, perkembangan tubuh yang cepat dan kesehatannya yang prima dipindahkan dari kolam pendederan ke kolam induk. Hal ini dilakukan semoga tidak terjadi pemijahan massal. Waktu yang diharapkan untuk pemeliharaan induk sampai matang gonad memerlukan waktu sekitar satu bulan. Selama waktu pemeliharaan tersebut induk diberi pakan berbentukpelet dan pakan embel-embel berbentukjagung dengan frekuensi pertolongan pakan dua kali sehari, yakni pagi dan sore sebanyak 3 % bobot tubuh ikan. Pada waktu pemeliharaan induk harus diperhatikan mutu air dengan cara melaksanakan penggantian air 8 hari sekali melalui terusan outlet. Pergantian air dilaksanakan sekitar 60 % dari volume total.  
 
Syarat utama induk koi yang anggun antara lain induk sudah matang gonad (induk jantan menghasilkan sperma dan induk betina menciptakan telur) dan matang badan maksudnya secara fisik sudah siap untuk menjadi induk-induk yang produktif, fisik mesti prima (lengkap dan tidak cacat), gerakannya masih anggun dan sepadan, serta tidak lemah. Kematangan kelamin pada induk koi betina mampu dimengerti dengan rabaan dan pengelihatan, antara lain; perut mengembang ke arah lubang alat kelamin (urogenital), perut lunak atau lembek jikalau diraba. Induk jantan yang sudah matang gonad memiliki ciri-ciri bentuk kelamin yang lebih ramping, urogenital yang meruncing dan mencolokkeluar serta jika perutnya diurut perlahan ke arah urogenital akan keluar cairan putih susu. Induk yang akan dipijahkan yakni ikan yang berumur 1 - 1.5 tahun dengan berat 1000-1500 gram dengan panjang berkisar antara 34-40 cm. Sampling kematangan gonad dijalankan ketika pagi atau sore hari mudah-mudahan ikan yang di sampling tidak mengalami stres.  
 
Ikan yang sudah dipilih dari bak pembesaran kemudian ditaruh di kolam induk. Setelah dipijahkan, ikan koi mampu dipijahkan kembali kira-kira 1-3 bulan berikutnya. Setelah dipilih dan dipisahkan dari kolam pembesaran, induk-induk yang terpilih akan segera dipijahkan. Induk yang dipijahkan bergantung pada jenis apa koi yang akan dihasilkan. Setelah ditentukan induk yang akan dipijahkan selanjutnya dijalankan antisipasi wadah. Sebelum dijalankan program pemijahan perlu adanya persiapan wadah pemijahan.  
 
Persiapan Wadah Pemijahan  
Persiapan bak dilakukan dengan menyikat dinding dan dasar kolam. Hal ini dilaksanakan untuk menetralisir lumut yang umumnya melekat pada dinding dan dasar kolam. Setelah bersih, kolam dikeringkan dengan cara dijemur selama 1-3 hari, untuk membunuh bibit hama dan penyakit yang terdapat pada kolam. Setelah kering, bak diisi air setinggi 50-80 cm. Persiapan kolam ini dilaksanakan pada pagi hari, sedangkan pendapatan air dilakukan keesokan harinya. Ikan koi merupakan ikan yang memerlukan substrat untuk menempelkan telurnya. Substrat yang dipakai yakni flora eceng gondok yang berfungsi mirip kakaban sebagaitempat telur menempel. Sebelum masuk kolam, eceng gondok dicuci higienis apalagi dahulu untuk meminimalisasi organisme ajaib yang masuk ke kolam pemijahan.

Proses Pemijahan
Pemijahan ikan koi  dilakukan secara alami dan tidak menggunakan rangsangan materi kimia. Jika induk-induk koi yang sudah ditebar pada kolam tidak memijah dalam waktu yang lama, maka dijalankan perangsangan dengan cara membuka terusan air yang mengalir ke kolam pemijahan tersebut dengan bikin lubang kecil-kecil sehingga mirip cipratan air hujan. Namun hal inijarang sekali terjadi. Induk yang sudah disiapkan dimasukkan ke bak pemijahan pada sore harisekitar pukul 17.00 dan lazimnya ikan akan memijah pada tengah malamnya. Rasio induk jantan dan betina yaitu 2 : 1. Dengan perbandingan ini dibutuhkan setiap telur dari induk betina dapat terbuahi oleh sperma jantan.  
 
Aktivitas matting mulai terlihat sehabis ikan dimasukkan ke kolam pemijahan. Hal tersebut berlangsung terus-menerus sampai terjadi pemijahan pada tengah malam. Pemijahan ditandai dengan adanya bunyi cipratan air yang berasal dari ikan jantan yang terus menerus menabrakan tubuhnya ke ikan betina. Selain itu terlihatnya butir-butir telur yang menempel di eceng gondok juga menjadi ciri acara pemijahan sudah terjadi. Setelah kegiatan pemijahan rampung, pada pagi hari induk koi diangkat dan dipindahkan ke kolam induk kembali. Hal ini dimaksudkan biar induk koi tidak mengkonsumsi telur-telurnya. Penetasan telur tidak menggunakan wadah khusus sehingga tidak dilaksanakan persiapan wadah. Ikan yang sudah memijah dan mengeluarkan telur diangkat dan telurnya dibiarkan melekat pada eceng gondok di kolam pemijahan tersebut.

Proses Penetasan Telur dan Perawatan larva
Telur yang dihasilkan oleh induk koi berwarna kuning jernih kalau kondisinya dalam kondisi baik (terbuahi dan tidak berjamur). Sebaliknya, telur yang berwarna agak keruh menandakan telur dalam kondisi buruk atau tidak terbuahi. Jumlah telur yang dihasilkan pada satu kali pemijahan berkisar antara 100.000-150.000 butir. Telur yang terbuahi akan menetas dalam waktu 2-3 hari. Untuk mampu menetas dengan baik, telur mesti senantiasa terendam dalam air. Jika dinilai perlu, mampu disertakan anti jamur. Kolam juga disertakan probiotik sebanyak 800 ppm atau sekitar 2,5 literper bak. Kolam berisi telur mesti dijaga dari serangan hama, misalnya kodok dan ucrit. Setelah 2 minggu pemeliharaan, larva ikan koi siap untuk dipindahkan ke kolam pendederan. Pemanenen dilaksanakan dengan cara meminimalkan air bertahap sambil mengambil ikan menggunakan serok dengan mesh size 0,5 mikron secara hati-hati. Jika semua larva sudah dipanen kemudian disiapkan plastik sesuai dengan kebutuhan jumlah larva.  
 
Jumlah larva sekitar 50.000 ekor mampu dibagi kedalam 2 kantong ukuran 1,5 meter. Larva dimasukkan kedalam plastik dengan perbandingan air 40% dan oksigen 60%. Oksigen yang dipakai berasal dari oksigen murni yang terdapat pada tabung oksigen 50 kg. Setelah siap dan diikat dengan kencang maka larva siap diangkut ke kolam pendederan.Telur yang sudah menetas dipelihara kira-kira 2 ahad di kolam tempat menetasnya telur. Jika kuning telur pada tubuh larva sudah habis maka diberikan pakan 2 butir kuning telur rebus yang dihancurkan dan dicampur dengan air kemudian disebarkan ke seluruh kolam larva. Pemberian kuning telur dilakukan pagi dan sore hari. Pakan berikutnya yang diberikan yakni cacing sutra. Pemberian pakan dijalankan dengan mengembangkan cacing ke seluruh kolam larva. Pada kolam larva sering kali didapatkan organisme aneh mirip kodok dan telurnya serta telur keong yang mampu membunuh larva koi yang sedang meningkat . Cara penanggulangannya yakni dengan melakukan pengontrolan secara terjadwal setiap hari untuk memastikan bahwa kolam pemeliharaan larva bebas dari organisme aneh yang mampu menghambat proses budidaya ikan koi.  
 
Setelah larva berumur 2 minggu maka larva siap dipindahkan ke bak yang lebih besar. Kolam yang dipakai berukuran 20 x 60 m2. Kolam tersebut ialah kolam dengan pinggiran beton dan dasar tanah. Persiapan wadah dijalankan dengan cara membersihkan semua lumut dan teratai serta sampah yang ada pada bak. Kolam yang sudah higienis kemudian dikeringkan selama 1 minggu. Perlakuan ini dilaksanakan untuk memutus daur hidup patogen. Kolam yang sudah kering kemudian dipupuk. Pupuk yang dipakai yaitu pupuk organik Petroganik. Kolam diisi air dengan tinggi minimal 40 cm.

Pendederan
Larva yang sudah berumur 2 minggu pribadi ditebar pada bak pendederan yang telah disiapkan. Pendederan dalam kolam bertujuan untuk membesarkan benih yang masih berskala kecil. Pemindahan larva ke bak pendederan dijalankan pada pagi hari atau sore hari untuk menghindari suhu yang terlalu tinggi yang bisa mematikan benih ikan. Sebelum benih ditebar, tentukan ketinggian air sudah mencapai 40 cm atau lebih semoga fluktuasi suhu kisarannya tidak terlalu lebar. Larva pada kantong terlebih dahulu di aklimatisasi sejenak sehabis itu perlahan lahan dilepaskan ikatannya dan dibiarkan berenang sendiri keluar. Hal ini berencana mudah-mudahan benih koi tidak stres sewaktu dimasukkan ke dalam wadah baru. Selain dari pakan alami yang telah ada pada kolam, pemberian pakan juga dijalankan dengan memperlihatkan pelet berukuran 1 mm pada pagi dan sore hari sebanyak 8 -10 % biomassa. Air diisi sekurang-kurangnya40 cm dan selanjutnya air diisi terus menerus hingga batas maksimal ialah 1 m.  
 
Selama pendederan air diganti tiap 2 minggu sekali dengan meminimalkan air hingga 60% dari volume total dan menyertakan air yang gres. Pengecekan parameter mutu air dilaksanakan secara terpola khususnya parameter pH mesti dijaga supaya tetap maksimal untuk pertumbuhan koi. Sampling pertumbuhan tidak dilaksanakan tetapi eksklusif pada tamat dari 2 bulan pemeliharaan di kolam pendederan tersebut. Lama pemeliharaan di kolam pendederan ini yaitu 2 bulan, merupakan hingga benih meraih ukuran 9 –12 cm. Setelah itu ikan dipilih baik dari sisi ukuran (keseragaman), kelengkapan tubuh (tidak cacat), dan warna atau jenis.

Pengepakan Untuk Pendistribusian Benih 
Pengepakan dijalankan dengan cara meminimalkan air bak kemudian ikan ditangkap secara tradisional memakai serok secara hati-hati semoga tidak melukai ikan. Jaring juga dapat dipakai untuk menangkap ikan asal dipakai secara hati-hati. Setelah ditangkap ikan dimasukkan ke kolam atau kolam penampungan untuk berikutnya disiapkan plastik yang ukurannya diadaptasi dengan jumlah dan ukuran ikam yang mau diangkut. Setelah dimasukkan kedalam plastik dengan perbandingan air 40% dan oksigen 60%, maka plastik diikat besar lengan berkuasa supaya tidak lepas. Oksigen yang digunakan ialah oksigen murni yang berasal dari tabung 50 kg. 
 
Demikianlah pembahasan singkat wacana sekilas budidaya pembenihan ikan hias koi (cyprinus carpio). Dimuat dari sumber utama https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/19987/7/PKM-AI.Budidaya%20Ikan%20Koi.pdf, gambar dari search google picture "budidaya ikan koi, pembenihan ikan koi, tehnik pemijahan ikan koi, ikan koi". Sekian, supaya bisa memiliki kegunaan!!