Thursday, 21 October 2021

Sekilas Metode Pembenihan Ikan Tawes (Puntius Javanicus) Secara Alami Dan Pemijahan Tata Cara Imbas

kan tawes yaitu jenis ikan air tawar yang berwarna putih bubuk-bubuk, albino, berwarna bubuk-debu dengan bercak perak, dan ikan tawes dengan sirip perut relatif panjang. Ikan tawes merupakan salah satu jenis ikan herbivora. Pemijahan ikan tawes dapat dilaksanakan secara alami dan bikinan. Induk yang dipakai dalam pemijahan memiliki berat sekitar 300--500 g/ekor dan umur kematangan gonadnya 8--12 bulan. Jumlah telur yang mampu dihasikan sekitar 1000 butir/gram berat tubuh. Umumnya induk betina bisa menciptakan telur hingga 20.000 butir/ekor/ Induk, pada umur bikinan 2-3 tahun dengan berat 1 kg mampu menjangkau jumlah telur 700.000 butir / induk. 

Ikan tawes dalam habitat aslinya merupakan ikan yang meningkat biak di sungai dan rawa – rawa dengan lokasi yang disenangi merupakan perairan dengan air yang jernih dan terdapat pemikiran air, mengingat ikan ini mempunyai sifat biologis yang membutuhkan banyak oksigen. Jika ditempatkan dalam air yang miskin oksigen beliau dengan mudahnya mati.

Penyediaan benih yang bermutu dalam jumlah cukup dan kontinyu ialah faktor penting dalam upaya pengembangan budidaya ikan konsumsi. Dengan demikian, pengetahuan serta kesanggupan dalam perjuangan pembenihan ikan ialah hal yang sungguh penting untuk dipelajari dan dikuasai. Beraneka ragam jenis ikan konsumsi yang bernilai hemat tinggi. Namun tak sedikit eksistensi akan benih ikan konsumsi masih dikatakan kurang. Oleh karenaya perlu dilaksanakan pembenihan. 

Ikan tawes merupakan salah satu jenis ikan konsumsi air tawar yang sudah banyak diketahui orang, ikan Tawes mempunyai nilai irit yang cukup tinggi dan banyak diminati penduduk , selain rasanya yang lezat juga mengandung protein yang cukup tinggi. Permintaan pelanggan akan ikan tersebut pun tidak sedikit, maka kita perlu melaksanakan sebuah usaha untuk mempertahankan kontinuitasnya. Salah satu perjuangan yang mampu dilakukan merupakan lewat kesibukan pembenihan. 

Proses Pembenihan Ikan Tawes (Puntius javanicus)
Pemilihan Lokasi
Ada 2 cara untuk melakukan pembenihan ikan tawes yakni metode pemijahan alami di kolam dan pemijahan ikan tawes tata cara pengaruh . Sebelum melaksanakan pembenihan ada beberapa hal yang harus di rencanakan, diantaranya adalah penyeleksian lokasi. Beberapa usulandalam menentukan lokasi untuk pengolahan kolam dalam usaha pembenihan ikan tawes yakni selaku berikut :
 

1. Tanah
Jenis tanah yang berlumpur tidak disarankan dalam pemijahan ikan tawes karena menyababkan air keruh dan menutupi telur yang telah dibuahi, pada dikala pengeringan tanah dasar akan terlalu retak sehingga pada saaat pemijhan telur akan terperangkap masuk kedalam calah tanah yang retak. Jenis tanah yang ideal untuk dijadikan kolam pemijahan ialah tanah liat berpasir alasannya bersifat besar lengan berkuasa selaku pematang kolam.   

2. Air
Kualitas dan kuantitas serta kontuinitas air sangat memastikan kesuksesan usaha pembenihan tawes. Kualitas air secara biasa tidak tercemar oleh limbah atau materi beracun. Kualitas air yang layak dipakai dalam pembenihan ikan tawes merupakan :
  • Suhu air 25 – 30 0C
  • Oksigen terlarut 5 – 6 ppm
  • Kecerahan lebih besar dari 10 % penetrasi cahaya hingga dasar perairan.
  • CO2 maksimum 25 ppm
  • pH air berkisar 6,7 – 8,6
  • Air tidak terkontaminasi oleh limbah dan bahan beracun lainnya.
  • Debit air antara 10 -15 liter/detik/ha.
  • Air terjamin sepanjanga tahun atau sekurang-kurangnya9 bulan/tahun  
3. Sosial Ekonomi Masyarakat
Disamping kedua komponen dari penyeleksian lokasi tersebut yang lebih penting mesti disokong oleh soisal penduduk yang meliputi beberapa hal diantaranya :

  • Lokasi mudah dijangkau atau bersahabat dengan jalan (transportasi) untuk memudahkan kelancaran usaha pembenihan
  • Lokasi dekat dengan areal pembesaran atau akrab dengan pasar untuk menciptakan lebih simpel pemasaran benih
  • Keamanan lokasi usaha terjamin
  • Lokasi usaha merupakan kawasan pengembangan budidaya ikan
  • Tenaga kerja tersedia dengan harga yang terjangkau (upah tenaga kerja) 
Sarana dan Prasarana
Kelancaran usaha pembenihan ikan tawes disokong adanya ketersediaan fasilitas dan prasarana yang mencukupi, fasilitas dan prasana yang diharapkan tersebut meliputi selaku berikut :
 

1. Kolam
Kolam yang dibutuhkan dalam usaha pembenihan ikan tawes tidak jauh berlainan dengan usaha pembenihan ikan air tawar yang lain. Kolam yang digunakan dibuat sesuai dengan peruntukannya mirip kolam induk, kolam pemijahan, kolam penetasan dan kolam pendederan. Kolam-kolam tersebut dilengkapi dengan pintu pemasukan dan pembuangan agar kontuinitas air dapat terjaga. Kolam yang ideal untuk pemijahan berupa persegi panjang dengan luas 200 m2. Dasar kolam semestinya tidak terlampau berlumpur alasannya akan menimbulkan air menjadi keruh dan telur-telur ikan tawes tidak menetas kalau tertutup lumpur. Pada dasar kolam dibentuk kemalir berukuran 40 x 20 cm yang digunakan untuk memudahkan penangkapan induk dan benih hasil pemijahan.  

2. Hapa
Hapa dipakai untuk memijahkan ikan tawes dengan tata cara induksi (dampak) bareng dengan ikan mas pada kolam dan waktu yang sama, hapa yang diperlukan dalam pemijahan tersebut sebanyak dua buah. Pada hapa untuk memijahkan ikan mas dilengkapi dengan kakaban sebagai penempel telur, sedangkan pada pemijahan ikan tawes tidak butuhdilengkapi dengan kakaban alasannya sifat telurnya yang demersal sehingga tidak memerlukan alat penempel.  

3. Prasarana
Sarana yang lain yang dimakud ialah cangkul, garpu, seser, skop net, jaring untuk menangkap induk dan waring yang dipakai untuk memuat benih-benih tawes. Peralatan tersebut dipakai selaku penunjang dalam operasional pemijahan ikan tawes.

Proses Pemijahan Secara Alami di Kolam
Pemijahan ikan tawes pada wadah budidaya mampu dilaksanakan secara alami dengan manipulasi lingkungan. Biasanya kolam pemijahan sekaligus digunakan untuk penetasan dan pendederan larva. Tahapan pemijahannya meliputi antara lain pemilihan induk, antisipasi kolam, pelepasan induk, penetasan telur, pemungutan hasil dan pendederan. 

Pemilihan indu
Induk ikan tawes sebaiknya dipelihara pada bak yang terpisah antara induk jantan dan betina, hal ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam pengontrolan dan pemilihan induk yang masak gonad. Padat penebaran induk dalam bak yakni 1 – 2 kg/m2. Pemilihan untuk dijadikan kandidat induk dijalankan dengan seleksi sedikit demi sedikit berdasarkan kecepatan tumbuhnya, sehabis berumur sekitar setengah tahun dijalankan seleksi menurut bentuk morfologi dengan dicirikan sebagai berikut :
  • Kepala agak mengecil dan meruncing.
  • Sisik besar dan bersiklus.
  • Letak lubang urogenital relatif bersahabat dengan pangkal ekor
  • Pangkal ekor lebar dan berpengaruh
Bila dalam pemeliharaan induk kondisi pakan mencukupi, induk betina bisa dipijahkan setiap 3 – 4 bulan, sedangkan untuk induk jantan 1 – 2 bulan sekali. Induk ikan tawes mampu dipijahkan dengan baik selama 5 atau 6 kali sehabis lebih dari itu mutu induk mulai menurun sehingga tidak baik dijadikan induk. Selama periode pemeliharaan, induk ikan tawes diberi makan dedak halus dan dedaunan mirip daun talas, daun singkong dan daun pepaya. Meskipun demikian, induk ikan tawes ini mampu diberikan pakan berupa pelet dengan kandungan protein lebih besar dari 20 %. Pemberian pakan dilaksanakan 3 kali sehari dengan takaran 3 – 4 % dari biomasa.   

Persiapan kolam
Ikan tawes memerlukan bak yang relatif luas untuk pemijahannya yaitu berkisar antara 200 – 300 m2 hal ini alasannya kolam pemijahan digunakan pula selaku kawasan penetasan dan perawatan benih. Sebelum kolam dipakai, dilakukan pengeringan tanah dasar kolam selama 2 – 3 hari, namun perlu disingkirkan dasar kolam jangan hingga retak-retak yang nantinya menimbulkan sebagian telur jatuh didalamnya dan tertutup lumpur. Pengeringan tanah dasar ini bertujuan untuk membunuh bibit penyakit dan menguapkan zat beracun dalam tanah. 

Tujuan pokok pengeringan tanah dasar kolam ialah untuk mengakibatkan semacam busuk (petrichor) yang mampu merangsang terjadinya pemijahan yakni setelah bersinggungan dengan air gres. Pematang bak diperbaiki dengan menampal bab pematang yang bocor semoga air tidak merembes pada sewaktu diisi air, pada dasar bak dibuat terusan berbentukcaren atau kemalir dengan ukuran 40 x 20 cm. Selanjutnya bak diisi air pada pagi hari dengan kedalaman 20 cm dan induk dimasukkan kedalamnya. Pintu pendapatan dan pengeluaran air dipasang saringan, pada pintu pendapatan ditempatkan agak ke tengah kolam mengingat ikan tawes ini punya kebiasaan unik mengejar-ngejar arus, sehingga seringkali melompat keluar kolam.   

Pemilihan induk
Pemilihan induk dalam proes pemijahan sungguh menentukan tingkat kesuksesan dari program pemijahan itu sendiri. Umumnya ikan tawes dapat dipijahkan mulai umur 10 bulan hingga 1 tahun untuk induk jantan, dan induk betina umur 14 bulan hingga 1,5 tahun. Induk yang akan dipijahkan yakni induk hasil seleksi dan merupakan stok pemeliharaan induk supaya benih yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapakan. Perbandingan untuk pemijahan ikan tawes didasarkan atas perbandingan berat yaitu 1 : 1 namun, alasannya induk jantan berukuran lebih kecil dari betina sehingga jumlah induk jantan yang diperlukan merupakan 5 – 36 ekor dan betina 2 ekor. Induk ikan tawes yang sudah matang gonad dan siap untuk dipijahkan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 
Induk betina
  • Perutnya membesar kearah urogenetal (pelepasan)
  • Tubuhnya tidak cacat
  • Gerakannya lamban dan jinak
  • Bila perut diraba terasa lembek
  • Lubang urogenital berwarna kemerah-merahan
  • Pembuluh darah pada sirip tampak kemerah merahan
  • Tutup insang jikalau diraba lebih licin
  • Sisik besar-besar dan teratur alasannya mengandung telur.
Induk betina yang akan dipijahkan sebaiknya jangan terlalu kedaluwarsa tanah dan terlalu sering dikawinkan, sebagai batas yang ideal induk betina tidak lebih dari 6 kali dikawinkan. Ikan yang sudah terlalu bau tanah biasanya sisiknya berwana kusam dan fekunditas telur menjadi turun. 
lnduk jantan
  • Bentuk badan lebih langsing
  • Bila perut diurut kearah anus akan keluar sperma berwarna putih
  • Gerakannya lebih lincah, kasar dan sedikit agresif
  • Tutup insang bila diraba terasa kasar
Induk yang telah dipilih kemudian ditampung didalam hapa atau kolam khusus untuk diberok secara terpisah, pemberokan dilaksanakan selama 4 – 5 hari.  

Pelepasan induk
Induk-induk yang sudah diberok dimasukkan kedalam kolam pemijahan pada pukul 10.00 pagi, pemasukan induk tersebut dijalankan pada dikala ketinggian air mencapai ketinggian kurang lebih 20 cm. Ketika menjelang malam atau pukul 16.00 sore, pendapatan air diperbesar untuk memberikan rangsangan alami selama proses pemijahan sehingga ketinggian air kolam menjadi antara 40 cm pada pintu pendapatan dan 70 cm pada pintu pembuangan. Pada ketika itulah induk tawes lazimnya mulai berkejar-kejaran dan sesekali terlihat rombongan ikan tawes jantan bareng seekor tawes betina muncul di permukaan kolam. 

Jika tidak ada aral melintang atau penyimpangan prinsipal ikan tawes akan mengawali memijah pukul 19.00 hingga dengan pukul 22.00 yang lazimnya ditandai dengan adanya suara berdengung seperti kawanan kumbang. Pemijahan itu lazimnya terjadi pada bagian tepi kolam yang dangkal atau erat dengan pintu pendapatan hal ini karena dipicu adanya bunyi gemericik air masuk. Induk tawes tersebut akan memijah sepanjang malam sampai perut induk betina betul-betul kosong. Selanjutnya pada pagi hari induk-induk tawes tetap dibiarkan didalam kolam pemijahan, dan pemasukan air mesti diperkecil untuk menyingkir dari hanyutnya telur tawes dan juga menyingkir dari meloncatnya induk tawes lewat saluran pemasukan maupun pembuangan air.  

Penetasan telur
Penetasan telur-telur ikan tawes dijalankan didalam kolam pemijahan, kemudian pada pagi hari telur-telur itu diperiksa, telur yang menumpuk disekitar bak disebar rata supaya penetasan terjadi tepat. Telur-telur tersebut akan menetas dalam waktu yangt singkat yaitu sekitar 13 jam pada suhu antara 24 – 32 0C Penetasan yang relatif singkat ini dimungkinkan alasannya telur tawes berdinding sangat tipis, tetapi untuk penetasan total memerlukan waktu antara (2 – 3) hari. 

Selama proses penetasan, induk-induk tawes diberi pakan berbentukdedak halus atau dedaunan. Beberapa hari kemudian barulah benih tawes berwarna putih keperakan mulai tampakdan menyantap dedak halus seperti induknya. Benih-benih tawes tersebut dipelihara selama kurang lebih 25 hari dan berikutnya mampu dijalankan pemanenan untuk dibesarkan menjadi ukuran konsumsi. 
 

Pemanenan hasil
Pemungutan hasil dilakukan dengan memanen benih tawes sehabis berumur 25 hari dengan menangkapnya memakai waring halus atau dengan mengeringkan kolam secara total. Pemanenan benih mesti dilaksanakan pada dikala suhu air masih rendah untuk menghindari stres yang bisa menjadikan kematian. Waktu yang tepat untuk pemanenan adalah pagi atau sore hari, untuk penangkapan pada pagi hari, pengeringan kolam dilakukan pada tengah malam, sehingga menjelang matahari terbit air akan tersisa pada kemalir. Benih yang terkumpul didalam kemalir lalu ditangkap memakai sekop net. Sementara itu, induk-induk tawes dikembalikan ke bak pemeliharaan induk untuk menunggu kematangan telur selanjutnya sehingga pada waktu yang diinginkan mampu kembali dipijahkan. 

Benih tawes kemudian ditampung didalam hapa dan ditempatkan pada air yang gres atau di depan pintu pemasukan kolam lain. Didalam hapa kemudian dijalankan sortasi, benih yanag pertumbuhannya elok dengan morfologi lengkap sebagian dijadikan stok untuk calon induk. Benih yang pertumbuhannya kurang bagus, mampu dibesarkan tersendiri dan dijalankan pengontrolan supaya pertumbuhannya mampu dikedalikan.  

Tehnik Pemijahan Ikan Tawes Sistem Imbas
Pemijahan ikan tawes dapat juga dikerjakan lewat tata cara efek atau induksi bareng dengan ikan mas. Dalam pemijahan tata cara imbas ini, tawes akan terangsang oleh adanya amis wangi (telur dan sperma) dari ikan mas yang sudah memijah apalagi dahulu. Pemijahan tata cara dampak sebetulnya dilakukan untuk merangsang ikan mas biar memijah alasannya yaitu aktifitas pemijahan tawes, tetapi tidak jarang pemijahan ini menjadi terbalik justru tawes menjadi terimbas selaku akibat ikan mas yang memijah apalagi dahulu.  

Persiapan kolam pemijahan
Kolam yang digunakan untuk pemijahan dengan metode efek pada perinsipnya tidak jauh berlainan seperti pemijahan dikolam tanah, hanya saja perlu disiapkan sesuai dengan kondisi alami mirip habitat aslinya meskipun yang dibutuhkan tawes bisa terimbas alasannya ialah pemijahan ikan mas. Ukuran kolam pemijahan yang digunakan berkisar antara 50 – 100 m2 yang di tembok diseluruh dindingnya atau pada bak tanah umumyang dilengkapi dengan pintu pendapatan dan pembuangan air supaya air bisa dikontrol. Kolam kemudian dipasang satu pasang hap yang diposisikan saling berseberangan, hapa yang satu dipasang kakaban sesuai dengan jumlah induk ikan mas yang mau dipijahkan, Sedangkan pada hapa yang lain tidak diberikan kakaban sebagai pemijahan tawes.   

Pelepasan Induk
Induk tawes dan induk mas yang hendak di pijahkan dipilih yang bermutu baik, adalah tingkat kematangan gonadnya mesti Sudah betul-betul matang dan siap untuk memijah hal ini alasannya dalam pemijahan metode imbas dimaksudkan untuk menjamin keberhasilan pemijahan tawes atau ikan mas yang telah matang kelamin. Disamping tingkat kematangan gonadnya, induk juga harus dipilih bentuk morfologi yang sempurna dan tidak cacat dan bebas dari penyakit. Induk tawes dan induk mas yang sudah dipilih kemudian dimasukkan ke dalam hapa yang sudah disiapkan. Pelepasan induk dilakukan mirip halnya pada pemijahan ikan tawes secara sendiri dikolam tanah.   

Penetasan telur
Penetasan telur antara ikan mas dan ikan tawes berlainan cara penanganannya. Hal ini disebabkam alasannya perbedaan sifat telur di antara keduanya. Telur ikan mas bersifat adesif (menempel) dan tidak mampu terlepas dari alat penempelnya (substrat) sehingga penetasannya pun mesti dijalankan sekaligus dengan substratnya. Sebaliknya, telur tawes bersifat terbang (demersal) sehingga penetasan perlu dijalankan dengan alat khusus. Penetasan telur dijalankan di corong penetasan yang terbuat dari kain kasa yang sangat halus. Corong penetasan ini di buat dengan diameter 30 cm dan panjang (20 – 30) cm. Bagian rangka corong di buat dari besi. Sementara itu, diujung corong yang berupa kerucut diberi lubang untuk selang plastik. Sebelum telur dipindahkan ke tempat penetasan maka corong–corong perlu disediakan dahulu.
 
Corong penetasan yang telah pernah di pakai mesti dicuci dahulu dan direndam dalam larutan PK supaya bebas hama. Besi penggantungnya di pasang di atas penetasan. Keran-keran air yang akan dihubungkan dengan corong penetasan sebaiknya di cek kembali, masih baik atau telah tersumbat. Jika tersumbat sebaiknya keran tersebut dibetulkan terlebih dulu supaya nantinya tidak akan menggagalkan penetasan telur-telur ikan tawes, lalu dipindahkan dari hapa pemijahan kedalam corong-corong penetasan tersebut. Pada tiap corong ditetaskan sebanyak 30.000 butir telur. Telur-telur yang ada di dalam corong akan mengendap di dasar corong yang berupa kerucut. Agar telur-telur tersebut dapat mengambang maka keran air di buka biar air masuk kedalam corong. 

Setelah anutan air masuk maka telur-telur akan mulai berputar mengikuti sIrkulasi anutan air sehingga tidak menumpuk di dasar corong. Selain itu, telur-telur di dalam corong penetasan juga menerima suplai oksigen yang dibawa oleh aliran air tersebut. Beberapa jam Setelah telur ditetaskan maka akan terlihat lapisan minyak yang berasal dari telur tawes yang biasanya berkumpul di pecahan permukaan air.  

Dengan permukaan air yang gres dari keran maka permukaan air kolam penetasan akan lebih tinggi dibandingkan pintu pembuangan, karenanya, lapisan minyak yang berada di permukaan air akan hanyut terbawa pemikiran air. Setelah 13 jam maka benih-benih akan mulai menetas dan mengikuti aliran air dari keran, sama mirip telur-telur tawes. Oleh lantaran masih lemah maka benih-benih ini akan terbawa aliran air. Untuk itu, semoga benih-benih tersebut tidak terhanyut keluar dari corong, sebaiknya fatwa air diperkecil. Sampai dua hari sesudah menetas benih belum memerlukan masakan dari luar alasannya adalah benih tersebut masih mangandung telur. Dalam waktu dua hari itu juga telur-telur yang telat menetas sudah manetas semuanya.

Pemindahan benih
Pemindahan benih tawes dikerjakan pada hari ketiga Setelah menetas. Pada hari itu, benih tawes mulai memerlukan masakan dari luar. Pemindahan benih ini mesti dilakukan dengan hati-hati lantaran kondisinya masih lemah. Untuk memindahkan benih ini dijalankan dengan cara mematikan keran-keran air kemudian tunggu beberapa dikala hingga benih berkumpul. Dengan mengunakan gelas atau cangkir beremail, benih di pindahkan kedalam bejana kemudian dibawa kekolam pendederan. Jumlah benih yang dihasilkan setiap kg induk tawes berkisar antara 50.000 – 100.000 ekor umur 3 hari. 
 

Pendederan
Persiapan kolam pendederan untuk ikan tawes ini sama halnya untuk ikan-ikan yang lain. Mula-mula kolam dikeringkan selama 2 – 3 hari, kemudian dijalankan perbaikan pematang dan pengerjaan caren/saluran. Dasar kolam dimasak, dicangkul, kemudian dipupuk dengan Urea & SP 36 10 gr/m2. Setelah kolam dipupuk, diairi setinggi 2 – 3 cm dan dibiarkan 2 – 3 hari, kemudian air bak ditambah sedikit demi sedikit hingga kedalaman 50 cm. Kolam yang dipergunakan selaku tempat pendederan lazimnya berukuran antara 300 – 600 m2. Tinggi air dalam kolam pendederan pada pintu pemasukannya 45 cm, dan 75 cm di pintu pengeluaran air. Padat penebaran benih yang berukuran 2 cm atau berumur 3 – 4 minggu sebanyak 10 – 20 ekor/ m2. Dalam kolam seluas 300 m2 bisa ditebarkan benih sebanyak 4.500 ekor. 

Pendederan ini biasanya lamanya 3 – 4 minggu dan benih yang di panen dapat menjangkau ukuran 3 – 5 cm. Lebih jauh untuk mempertahankan keamanan ikan tersebut, kemalir harus dibebaskan dari lumpur yang masuk secara tidak sengaja. Pembersihan lumpur ini bisa dilakukan sehari sebelum kolam dikeringkan dengan memanfaatkan kaki pada dikala kolam masih terisi sarat oleh air. Jika ini diabaikan dapatlah dipastikan ikan-ikan tawes yang dipanen nanti akan mabuk oleh lumpur yang teraduk pada kemalir ini. Pendederan selanjutnya mampu kembali dilakukan dengan padat penebaran kurang lebih 4 – 6 ekor/ m2 luas kolam untuk benih-benih ikan yang berukuran 5 cm. Setelah pendederan ini final, maka mampu dipanen dan hasil benih mampu dijual atau ditebar lagi di kolam pendederan II.

Demikian pembahasan singkat tentang sekilas tata cara pembenihan ikan tawes (Puntius javanicus) secara alami dan pemijahan tata cara efek. Referensi sumber dimuat dari mesti di isi/search?q=pembenihan-ikan-tawes-puntius-javanicus dan mesti di isi/search?q=pembenihan-ikan-tawes-puntius-javanicus. Sumber gambar ; search google picture "pembenihan ikan tawes, tehnik pemijahan ikan tawes". Semoga berfaedah dan mampu menambah wawasan kita!! Terimakasih.