Kepiting bakau (Scylla serrata) ialah salah satu jenis komoditas perikanan yang memiliki kesempatanuntuk dibudidayakan. Kepiting bakau banyak dijumpai di perairan payau yang banyak ditumbuhi flora mangrove. Kepiting bakau sangat diminati oleh penduduk mengingat rasanya yang enak dengan kandungan nutrisi sejajar dengan crustacea lainnya menyerupai udang yang banyak disukai baik dipasaran dalam negeri maupun mancanegara.
Konstruksi Tambak
Tambak kepiting harus mempunyai konstruksi yang berorientasi pada faktor lingkungan yang mendukung kehidupan dan kemajuan secara wajar , sehingga efisiensi pemanfaatan lahan dan waktu ketika pemeliharaan. Secara prinsip, bangunan tambak mesti besar lengan berkuasa & kedap air. Untuk menangkal semoga kepiting tidak melarikan diri dari petak pemeliharaan dan menangkal masuknya hama dari luar dibentuk karamba bambu atau kurungan. Setiap unit kurungan dibangun dengan ukuran 2 m x 1 m x 0,2 m hingga membentuk kare yang ditancapkan. Karamba dipasang pada 30 cm. ± susukan tambak dengan kedalaman air.
Metode Budidaya
Persiapan Tambak melalui pengerjaan tanah dasar ditujukan memperbaiki kualitas/kualitas tanah untuk mengingkatkan daya dukung lahan. Kegiatan yang dilaksanakan mencakup pembalikan, penjemuran, pembersihan dan pengapuran. Pembalikan tanah bermaksud untuk mempercepat proses penguraian bahan organik dan gas-gas beracun, yang dijalankan dengan mencangkul/membajak dengan kedalaman ± 20 – 30 cm. Penjemuran bertujuan untuk mereduksi bahan organik dan gas-gas beracun yang dilakukan dengan sinar matahari hingga warna tanah coklat alami. Lama penjemuran selama 5 – 7 hari. Pengapuran bermaksud memperbaikii dan menstabilkan pH tanah hingga kisaran wajar (pH 7 – 8). Jenis kapur yang dipakai mesti sesuai dengan jenis tanah dasar setempat.
Pemilihan Benih
Kesehatan benih merupakan satu diantara aspek yang menunjang keberhasilan dalam perjuangan penggemukan kepiting. Oleh alasannya adalah itu pemilihan dan pengelolaan benih mesti benar dan tepat. Kesehatan benih juga mampu dilihat dari kelengkapan kaki-kakinya. Hilangnya capit akan besar lengan berkuasa pada kemampuan untuk memegang masakan yang dimakan serta kemampuan sensorisnya. Walaupun pada hasilnya sesudah ganti kulit maka kaki yang baru akan berkembang tetapi hal ini memerlukan waktu, belum lagi adanya sifat kanibalisme kepiting, sehingga kepiting yang tidak mampu jalan karena sedang ganti kulit sering menjadi mangsa kepiting yang lain. Untuk itu maka mesti diseleksi benih yang mempunyai kaki masih lengkap. Benih kepiting yang kurang sehat warna karapas akan kemerah-merahan dan pudar serta pergerakannya lamban.
Pengangkutan Benih
Walaupun kepiting bakau ialah binatang yang tahan terhadap pergantian lingkungan namun cara pengangkutan yang salah mampu menjadikan maut dalam jumlah besar atau mengurangi sintasan. Pengangkutan benih semestinya dilaksanakan sewaktu suhu udara rendah dan kurang sinar matahari. Tereksposenya benih kepiting ke dalam sinar matahari bisa menjadikan dehidrasi yang pada alhasil cairan dalam badan kepiting akan keluar semuanya sehingga menimbulkan maut. Tingginya kematian benih setelah hingga daerah tujuan umumnya disebabkan karena benih yang dibeli memang telah lemah balasan sudah ditampung beberapa hari oleh penjualpengumpul. Biasanya maut kepiting terjadi sehabis hari ke-4 dalam penampungan tanpa air. Wadah yang digunakan dalam pengangkutan kepiting semestinya tidak mengakibatkan panas dan letakkan kepiting dalam posisi hidup. Wadah sterofoam dengan panjang 1 m dan lebar 60 cm mampu menyimpan benih sebanyak 100 – 150 ekor untuk benih yang diikat.Lakukan penyiraman sebanyak 2 – 3 kali penyiraman dengan air berkadar garam 10 – 25 ppt, selama pengangkutan 5 – 6 jam.
Pemeliharaan
a. Pemilihan dan Penebaran Benih
Benih yang digunakan berukuran berat 30 – 50 gr/ekor atau lebar cangkang (karapas) 3 -4 cm. Ciri –ciri benih yang baik ialah :
b. Pemberian Pakan
Tambak kepiting harus mempunyai konstruksi yang berorientasi pada faktor lingkungan yang mendukung kehidupan dan kemajuan secara wajar , sehingga efisiensi pemanfaatan lahan dan waktu ketika pemeliharaan. Secara prinsip, bangunan tambak mesti besar lengan berkuasa & kedap air. Untuk menangkal semoga kepiting tidak melarikan diri dari petak pemeliharaan dan menangkal masuknya hama dari luar dibentuk karamba bambu atau kurungan. Setiap unit kurungan dibangun dengan ukuran 2 m x 1 m x 0,2 m hingga membentuk kare yang ditancapkan. Karamba dipasang pada 30 cm. ± susukan tambak dengan kedalaman air.
Metode Budidaya
Persiapan Tambak melalui pengerjaan tanah dasar ditujukan memperbaiki kualitas/kualitas tanah untuk mengingkatkan daya dukung lahan. Kegiatan yang dilaksanakan mencakup pembalikan, penjemuran, pembersihan dan pengapuran. Pembalikan tanah bermaksud untuk mempercepat proses penguraian bahan organik dan gas-gas beracun, yang dijalankan dengan mencangkul/membajak dengan kedalaman ± 20 – 30 cm. Penjemuran bertujuan untuk mereduksi bahan organik dan gas-gas beracun yang dilakukan dengan sinar matahari hingga warna tanah coklat alami. Lama penjemuran selama 5 – 7 hari. Pengapuran bermaksud memperbaikii dan menstabilkan pH tanah hingga kisaran wajar (pH 7 – 8). Jenis kapur yang dipakai mesti sesuai dengan jenis tanah dasar setempat.
Pemilihan Benih
Kesehatan benih merupakan satu diantara aspek yang menunjang keberhasilan dalam perjuangan penggemukan kepiting. Oleh alasannya adalah itu pemilihan dan pengelolaan benih mesti benar dan tepat. Kesehatan benih juga mampu dilihat dari kelengkapan kaki-kakinya. Hilangnya capit akan besar lengan berkuasa pada kemampuan untuk memegang masakan yang dimakan serta kemampuan sensorisnya. Walaupun pada hasilnya sesudah ganti kulit maka kaki yang baru akan berkembang tetapi hal ini memerlukan waktu, belum lagi adanya sifat kanibalisme kepiting, sehingga kepiting yang tidak mampu jalan karena sedang ganti kulit sering menjadi mangsa kepiting yang lain. Untuk itu maka mesti diseleksi benih yang mempunyai kaki masih lengkap. Benih kepiting yang kurang sehat warna karapas akan kemerah-merahan dan pudar serta pergerakannya lamban.
Pengangkutan Benih
Walaupun kepiting bakau ialah binatang yang tahan terhadap pergantian lingkungan namun cara pengangkutan yang salah mampu menjadikan maut dalam jumlah besar atau mengurangi sintasan. Pengangkutan benih semestinya dilaksanakan sewaktu suhu udara rendah dan kurang sinar matahari. Tereksposenya benih kepiting ke dalam sinar matahari bisa menjadikan dehidrasi yang pada alhasil cairan dalam badan kepiting akan keluar semuanya sehingga menimbulkan maut. Tingginya kematian benih setelah hingga daerah tujuan umumnya disebabkan karena benih yang dibeli memang telah lemah balasan sudah ditampung beberapa hari oleh penjualpengumpul. Biasanya maut kepiting terjadi sehabis hari ke-4 dalam penampungan tanpa air. Wadah yang digunakan dalam pengangkutan kepiting semestinya tidak mengakibatkan panas dan letakkan kepiting dalam posisi hidup. Wadah sterofoam dengan panjang 1 m dan lebar 60 cm mampu menyimpan benih sebanyak 100 – 150 ekor untuk benih yang diikat.Lakukan penyiraman sebanyak 2 – 3 kali penyiraman dengan air berkadar garam 10 – 25 ppt, selama pengangkutan 5 – 6 jam.
Pemeliharaan
a. Pemilihan dan Penebaran Benih
Benih yang digunakan berukuran berat 30 – 50 gr/ekor atau lebar cangkang (karapas) 3 -4 cm. Ciri –ciri benih yang baik ialah :
- – Anggota tubuh yang lengkap
- – Menunjukkan tingkah laku untuk mengelak atau melawan jika akan dipegang
- – Warna cerah hijau kecoklatan atau coklat kemerahan.
b. Pemberian Pakan
Kegiatan pinjaman pakan meliputi : menentukan jenis pakan yang cocok dengan keperluan, cara pinjaman pakan, takaran pakan, teknik sampling. Jenis pakan untuk budidaya kepiting yakni pakan alami mirip bentos dan cacing, untuk pakan bikinan mampu diberikan ikan rucah atau pellet. Khususnya untuk pakan ikan rucah, daging kerang dan hancuran daging siput dilakukan dengan cara menawarkan ikan setengah kering dengan kadar air berkisar 30 – 40 %. Jumlah pakan diberikan diadaptasi dengan keperluan, bisa dilihat dari sisa pakan yang tidak tergoda. Jika pakan dimakan semuanya, maka proteksi pakan selanjutnya sebaiknya ditamba.
c. Pengendalian hama dan penyakit
c. Pengendalian hama dan penyakit
Tindakan pengendalian mampu dilaksanakan dengan cara pergantian air yang cukup, pengapuran secara berkala dan penyaringan air pasok dan pertolongan feed aditive (vit. C 2-4 gr/kg pakan, bawang putih 15 – 20 gr/kg pakan secara periodik. Penggunaan obat-obatan kimia (pabrik) ialah alternatif paling tamat kalau dengan cara pencegahan tidak berhasil.
Panen Dan Pasca Panen
Panen Dan Pasca Panen
Panen kepiting biasanya dijalankan sehabis periode pemeliharaan mencapai 4-5 bulan, dengan ukuran 3-4 ekor/kg. Cara panen kepiting dari kurungan bambu dengan menggunakan seser atau rakkang. Pasca panen dengan mengikat kaki dan capit kepiting dengan tali secara individu. Produk hasil panen diposisikan di wadah yang berlobang-lobang dengan dialasi pelepah pisang yang dibasahi iar maritim guna menjaga tingkat kelembaban, berikutnya kepiting mampu dipasarkan pribadi ke pengumpul dalam keadaan hidup.
Demikian pembahasan singkat perihal proses budidaya Pembesaran kepiting bakau (Scylla serrata) di tambak yang dimuat dari "https://nurhasanaquacultur.wordpress.com/2015/02/18/teknik-budidaya-kepiting-bakau/". Gambar di ambil dari penelusuran google dengan kata kunci "kepiting bakau, budidaya kepiting bakau, pemeliharaan kepiting bakau, tambak kepiting bakau". Semoga berguna!! Terimakasih.
Demikian pembahasan singkat perihal proses budidaya Pembesaran kepiting bakau (Scylla serrata) di tambak yang dimuat dari "https://nurhasanaquacultur.wordpress.com/2015/02/18/teknik-budidaya-kepiting-bakau/". Gambar di ambil dari penelusuran google dengan kata kunci "kepiting bakau, budidaya kepiting bakau, pemeliharaan kepiting bakau, tambak kepiting bakau". Semoga berguna!! Terimakasih.