Wednesday, 20 October 2021

Sekilas Tehnik Pembesaran Ikan Lele Dumbo (Clarias Gariepinus) Di Kolam Terpal

Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) ialah salah satu jenis ikan air tawar yang bisa dibudidayakan dan mempunyai nilai irit yang cukup tinggi. Budidaya ikan Lele Dumbo dinilai mempunyai kesempatan baik di masa depan alasannya adalah keunggulan yang dimilikinya. Pemeliharaan ikan Lele Dumbo relatif mudah dan bisa hidup dalam air yang kualitas kurang baik sekalipun. Pertumbuhan ikan ini juga relatif cepat bila dibandingkan dengan lele setempat dan cepat berkembang dam waktu pemeliharaan yang cukup singkat. Disamping itu, Lele Dumbo juga memiliki kandungan gizi yang tinggi dan rasa daging yang gurih sehingga usul ikan Lele Dumbo di pasaran dikala ini cukup tinggi.  

 

Pemeliharaan Ikan Lele Dumbo pada umumnya dijalankan dikolam konvesional mirip kolam galian dan kolam beton. Budidaya pada bak konvensional mempunyai kelemahan dan resiko yang cukup berat yang bisa menimbulkan kegagalan atau pun kerugian pada pelaku utama atau pembudidaya ikan. Oleh karenaya peru adanya alternatif penyelesaian dalam melaksanakan budidaya selain memakai bak konvensional. Apalagi untuk tempat yang kondisi atau sumber airnya sangat rendah alternatif penyelesaian sungguh dibutuhkan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka “Budidaya Lele Di Kolam Terpal adalah penyelesaian yang bagus untuk di terapkan. 

Kelebihan dan Keuntungan Penggunaan Kolam Terpal
Kolam Terpal ialah bak yang dasarnya maupun segi-segi dindingnya dibentuk dari terpal. Penggunaan bak terpal bisa menangani risiko-risiko yang terjadi pada bak gali maupun kolam semen. Terpal yang dibutuhkan untuk membuat kolam ini yakni jenis terpal dengan ukuran ketebalan 0,09 mm. Terpal mirip ini sering digunakan oleh tukang reparasi sepatu, biasanya berwarna hitam, putih, atau biru. Disarankan untuk memakai terpal berwarna hitam alasannya yakni tidak gampang tampakkotor. Selain itu, lele juga akan merasa tenteram tidur di tempat gelap. Pada kolam gali, hal ini ditunjukkan oleh sikap lele yang suka berkumpul dalam lubang-lubang di dinding kolam.  

a. Sangat Tepat Untuk Lele Dumbo
Pada hakekatnya, kolam terpal mampu digunakan untuk kebijaksanaan daya pembesaran semua jenis ikan air tawar mirip mujair, nila, mas, dan lele setempat. Namun demikian, pemanfaatannya untuk pemeliharaan lele dumbo dianggap mempunyai nilai lebih dan potensi pasar yang cukup baik. Sebagai gambaran, lele setempat membutuhkan waktu pemeliharaan selama 9 bulan hingga patut dipanen, sedangkan lele dumbo cuma 3 bulan. Prospek lele dumbo ini ditandai dengan kian maraknya penjaja pecel lele di pingir jalan. Di pasar setempat hampir senantiasa terdapat pedagang lele dumbo untuk konsumen. Restoran-kedai kuliner pun banyak yang menawarkan hidangan lele.  

b. Dapat Dibuat Dilahan Yang Sempit
Usaha pembesaran lele dumbo dengan bak terpal mampu dilakukan di pekarangan ataupun di halaman rumah. Lahan yang dipakai untuk acara ini mampu berbentuklahan yang belum dimanfaatkan atau lahan yang telah dimanfaatkan, tetapi kurang produktif. Dalam setiap meter persegi kolam terpal mampu dipelihara lele dumbo sebanyak 50 - 70 ekor. Dengan ajaran ini, dapatlah ditentukan luas kolam yang hendak dibuat sesuai lahan yang tersedia.  

Lebar kolam dihentikan lebih dari 3 m biar bagian dalam kolam tetap bisa terjangkau tangan sehingga proses pencucian maupun pengambilan ikan menjadi lebih gampang. Dengan kondisi lahan yang relatif sempit bermakna aktivitas ini bukanlah monopoli penduduk pedesaan. Masyarakat di daerah perkotaan pun memungkinkan untuk menjajal aktivitas ini.  
Jika tersedia lahan yang cukup luas dan ada planning untuk bikin beberapa bak terpal maka direkomendasikan untuk memulainya dengan I unit kolam dengan ukuran lebar I m dan panjang 2 m. Setelah itu, barulah dibentuk bak terpal dengan ukuran lebar 3 m, panjang 6 m, dan tinggi I m dengan kapasitas 1.000 ekor lele.  

Sarana air higienis untuk mengisi bak mesti tersedia. Sumber air ini mampu berasal dari sungai, sumur gali, sumur pompa, atau air PAM. Air tersebut akan digunakan untuk mengisi kolam pada dikala awal, untuk memperbesar (jikalau volume air dalam kolam menyusut alasannya adalah proses penguapan), dan untuk mengisi bak kembali setelah pengurasan.  

c. Terhindar Dari Pemangsa Ikan
Di dalam kolam terpal tidak pernah ditemukan binatang seperti kepiting, ular air, terlebih biawak. Namun, binatang ini akan sering ditemui di dalam kolam gali, dan memangsa ikan-ikan piaraan. Keadaan di sekeliling kolam terpal yang senantiasa bersih akan meminimalisir hadirnya binatang-hewan ini untuk masuk ke dalam kolam.  

d. Tingkat Kematian Jauh Lebih Rendah
Tingkat kematian (mortalitas) tertinggi dari populasi ikan piaraan dengan memakai kolam terpal bisa diperkirakan cuma mencapai 3 %. Sementara, tingkat mortalitas dalam kolam gali dapat mencapai 10 – 30 %. Jika dibandingkan, hal tersebut jelas sangat jauh bertentangan. Dengan tingkat kematian yang rendah maka diinginkan akan diperoleh keuntungan usaha yang maksimal. Sebagai citra, dalam acara uji terap dengan menggunakan kolam berskala lebar 3 m, panjang 6 m, dan tinggi 1 m mampu diperoleh keuntungan perjuangan sebesar Rp 385.000,00 per kala panen (3 bulan). Meskipun demikian, tingkat maut lele dalam kolam terpal belum bisa ditekan hingga 0 % (dalam arti tidak ada yang mati). Tingkat mortalitas 0 % tidak mungkin mampu dicapai selama pemeliharaan tersebut alasannya pada kenyataannya senantiasa terdapat ikan yang pertumbuhannya kecil (kerdil) sehingga dimangsa oleh ikan yang lebih besar (kanibalisme).  

e. Dapat dilengkapi Pengatur Volume Air
Kolam terpal dilengkapi dengan alat pengatur volume air yang mau berguna untuk membuat lebih mudah penggantian air maupun pemanenan. Selain untuk menghindari banjir, alat ini juga membuat lebih gampang adaptasi ketinggian air sesuai dengan usia ikan. Penggantian air di dalam kolam dijalankan pada dikala air sudah terlihat keruh akhir kotoran lele dan sisa-sisa masakan. Penggantian air juga perlu dilaksanakan pada waktu diadakan penyortiran (pengambilan lele yang pertumbuhannya kerdil). Dengan adanya alat pengatur volume air maka proses penggantian air menjadi lebih mudah.  

Pada dikala dilaksanakan pemanenan, potongan alat ini dibuka sehingga air di dalam bak akan mengalir ke luar hingga bak mengering. Lain halnya dengan kolam gali yang pada dikala pemanenan sungguh membutuhkan tenaga maupun biaya alasannya yaitu air di dalam kolam mesti ditimba atau dipompa ke luar kolam. Ketinggian air di dalam kolam yang ideal untuk bibit lele hingga usia 1 bulan merupakan 30 cm. Jika ketinggian air lebih dari itu (misalnya 40 cm, 50 cm, atau 60 cm) maka lele seusia tersebut akan sulit bergerak hingga ke permukaan air untuk mengambil pakan yang mengambang atau untuk menjalankan proses pernapasan. Terkadang lele tidak bisa berenang sampai ke permukaan air. Kalaupun lele bisa sampai ke permukaan air, biasanya dengan gerakan yang dipaksakan.  

Setelah berusia 1 - 3 bulan, ketinggian permukaan air di dalam kolam ditambah secara berangsur-angsur sampai menjangkau ketinggian 60 cm biar lele leluasa bergerak. Lele yang mengalami kesulitan bergerak hingga ke permukaan air mesti secepatnya diselesaikan agar pertumbuhannya tidak terusik (menjadi kecil atau kerdil) bahkan mati. Pada dikala trend hujan, suplemen air dari curah hujan yang masuk ke dalam kolam akan keluar secara otomatis melalui lubang-lubang pengaman pada belahan alat tersebut. Cara membuat alat pengukur volume air dan fungsinya akan dibahas khusus dalam.
  
 BACA LEBIH LENGKAP "CARA MEMBUAT KOLAM TERPAL"  

Pemeliharaan dan Perawatan Ikan Lele Dalam Kolam Terpal
Untuk menerima lele yang bermutu dan hasil yang membuat puas maka kondisi bak mesti diubahsuaikan dengan habitat yang disukai lele. Oleh alasannya adalah itu, kolam terpal yang sudah dibuat mesti disesuaikan apalagi dahulu. Bibit lele yang baru dibeli juga mesti diadaptasikan dan diberi perlakuan sebelum dimasukkan ke dalam kolam.