Wednesday 27 October 2021

Mengenal Keramba Jaring Apung (Kja) Serta Bagian Dan Ragam Jenis Kja

Mengenal Keramba Jaring Apung (Kja) Serta Bagian Dan Ragam Jenis Kja

Keramba jaring apung merupakan fasilitas pemeliharaan ikan yang memakai jaring selaku bagian terutama. Dengan memakai jaring apung, pememeliharaan ikan bisa dijalankan di laut atau pun media air tawar mirip danau atau waduk, yang mempunyai kedalaman lebih dibandingkan sungai atau tambak. Alasan sederhana pembudidaya memilih keramba jaring apung ialah sirkulasi air yang tetap terjaga alasannya langsung dari maritim, danau, atau waduk selaku media pemeliharaan. Kegiatan membersihkan jaring tidak terlalu sulit, sampai urusan memanen ikan yang sungguh simpel. 


Berbeda dengan cara konvensional atau di kolam tanah liat, pembudidaya mesti terus menjaga kandungan oksigen agar tetap tersedia pada air. Selain itu, kolam tanah liat cukup rentan dengan berbagai macam serangan penyakit. Pemanenan ikan pun dilakukan secara manual, yakni menggiring ikan dengan alat bambu yang dilaksanakan sekurang-kurangnyaoleh dua orang sehingga lebih sukar dibandingkan memanen ikan di KJA.

Keramba jaring apung yang ada dikala ini pada umumnya berbentukjaring yang diikatkan pada pelampung yang yang dibikin dari drum atau gentong bekas. Para petani ikan menebarkan benih ikan pada permulaan kurun pemeliharaan hingga dikala panen tiba.

Komponen keramba jaring apung sendiri terdiri dari kerangka, pelampung, kantong jaring, bangunan pendukung, pemberat jaring, dan jangkar. Kerangka merupakan pondasi, tempat pemasangan kantong jaring dan fasilitas pendukung budidaya. Kerangka mampu dibuat dari bambu, balok kayu, besi (pipa atau siku).

Keramba Jaring Apung (KJA) bisa dibuat dalam banyak sekali ukuran desain dan materi tergantung pada akomodasi penanganan daya tahan materi baku harga dan faktor lainnya. Jaring atau wadah untuk pemeliharaan ikan tawar dibentuk dari materi polietilen. Bentuk dan ukuran bervariasi dan sangat dipengaruhi oleh jenis ikan yang dibudidayakan, ukuran ikan, kedalaman perairan, serta faktor fasilitas dalam pengelolaan. Konstruksi wadah jaring terapung terdiri dari beberapa bagian, antara lain :

Kerangka Keramba Jaring Apung

Kerangka (bingkai) jaring terapung mampu dibikin dari materi kayu, bambu atau besi yang dilapisi materi anti karat (cat besi). Memilih materi untuk kerangka, semestinya disesuai-kan dengan ketersediaan materi di lokasi budidaya dan nilai hemat dari materi tersebut. Kayu atau bambu secara hemat memang lebih hemat biaya ketimbang besi anti karat, namun jikalau dilihat dari kurun pakai dengan menggunakan kayu atau bambu rentang waktu (usia teknisnya) cuma 1,5–2 tahun. Sesudah 1,5–2 tahun kurun pakai, kerangka yang yang dibuat dari kayu atau bambu ini sudah tidak layak pakai dan mesti direnofasi kembali. Jika akan memakai besi anti karat selaku kerangka jaring pada lazimnya usia ekonomis/angka waktu pemakaiannya relatif lebih lama, yaitu antara 4–5 tahun. Pada lazimnya petani ikan di jaring terapung menggunakan bambu selaku materi utama pembuatan kerangka, lantaran selain harganya relatif murah juga ketersediaannya di lokasi budidaya sungguh banyak. Bambu yang dipakai untuk kerangka sebaiknya mempunyai garis tengah 5–7 cm di bagian pangkalnya, dan potongan ujungnya berukuran antara 3–5 cm. Jenis bambu yang digunakan yakni bambu tali. Ada juga jenis bambu gombong yang mempunyai diameter 12 -15 cm tetapi jenis bambu ini kurang baik dipakai untuk kerangka alasannya cepat lapuk. Ukuran kerangka jaring terapung berkisar antara 5×5 meter hingga 10×10 meter. Petani ikan jaring terapung di perairan cirata kebanyakan menggunakan kerangka dari bambu dengan ukuran 7×7 meter. Kerangka dari jaring apung umumnya dibuat tidak hanya satu petak/kantong namun satu unit. Satu unit jaring terapung terdiri dari empat buah petak/kantong.

Pelampung Keramba Jaring Apung

Pelampung berfungsi untuk mengapungkan kerangka/jaring terapung bahan yang dipakai sebagai pelampung berbentukdrum (besi atau plastik) yang berkapasitas 200 liter, busa plastik (stryrofoam) atau fiberglass. Jenis pelampung yang akan digunakan lazimnya dilihat menurut lama pemakaian. Jika akan memakai pelampung dari drum maka drum harus apalagi dulu dicat dengan menggunakan cat yang mengandung bahan anti karat. Jumlah pelampung yang mau digunakan diadaptasi dengan besarnya kerangka jaring apung yang hendak dibuat. Jaring terapung berukuran 7×7 meter, dalam satu unit jaring terapung memerlukan pelampung antara 33–35 buah.

Pengikat Keramba Jaring Apung

Tali pengikat semestinya yang dibuat dari materi yang mempunyai efek menyerupai tambang plastik, kawat ukuran 5 mm, besi beton ukuran 8 mm atau 10 mm. Tali pengikat ini digunakan untuk mengikat kerangka jaring terapung, pelampung atau jaring.

Jangkar keramba jaring apung

Jangkar berfungsi selaku penahan jaring terapung agar rakit jaring terapung tidak hanyut terbawa oleh arus air dan angin yang kencang. Jangkar yang dibuat dari bahan batu, semen atau besi. Pemberat diberi tali pemberat/tali jangkar yang yang dibikin dari tambang plastik yang berdiameter sekitar 10 mm–15 mm. Jumlah pemberat untuk satu unit jaring terapung empat petak/kantong ialah sebanyak 4 buah. Pemberat diikatkan pada masing-masing sudut dari kerangka jaring terapung. Berat jangkar berkisar antara 50–75 kg.

Jaring Keramba Jaring Apung

Jaring yang digunakan untuk budidaya ikan di perairan biasa lazimnya yang dibikin dari materi polyethylene atau disebut jaring trawl. Ukuran mata jaring yang digunakan tergantung dari besarnya ikan yang akan dibudidayakan. Kantong jaring terapung ini mempunyai ukuran bermacam-macam diubahsuaikan dengan jenis ikan yang dibudidayakan, untuk ikan air laut ukuran kantong jaring yang biasa digunakan berukuran mulai 2x2x2 m hingga 5x5x5 m. Sedangkan untuk jenis ikan air tawar berkisar antara 3x3x3 m hingga 7x7x2,5 m. Untuk meminimalisir resiko kebocoran akibat gigitan hewan lain lazimnya kantong jaring terapung dipasang rangkap (doubel) yaitu kantong jaring luar dan kantong jaring dalam. Ukuran jaring kepingan luar biasanya memiliki mata jaring (mesh size) yang lebih besar. Salah satu misalnya yakni selaku berikut :
  • Jaring polyethylene no. 380 D/9 dengan ukuran mata jaring (mesh size) sebesar 2 inch (5,08 cm) yang dipergunakan selaku kantong jaring luar.
  • Jaring polyethylene no. 280 D/12 dengan ukuran mata jaring 1 inch (2,5 cm) atau 1,5 inch (3,81 cm) dipergunakan selaku kantong jaring dalam.


Jaring yang mempunyai ukuran mata jaring lebih kecil dari 1 inch umumnya dipakai untuk memelihara ikan yang berukuran lebih kecil. Di perairan lazim utamanya dalam budidaya ikan di jaring terapung ukuran jaring yang digunakan yakni ukuran ¾-1 inch. Kantong jaring yang dipakai untuk memelihara ikan mampu diperoleh dengan berbelanja jaring utuh. Dalam hal ini biasanya jaring trawl dijual dipasaran berupa lembaran atau gulungan. Langkah permulaan yang mesti dilakukan untuk membuat kantong jaring ialah membuat rancangan/rancangan kantong jaring yang hendak dipergunakan. Ukuran kantong jaring yang akan dipergunakan berkisar antara 2×2 m hingga dengan 10×10 m. Setelah ukuran kantong jaring yang akan dipergunakan, misalnya akan dibentuk kantong jaring dengan ukuran 7x7x2 m, langkah selanjutnya yakni memangkas jaring. Untuk memotong jaring harus dilakukan dengan benar menurut pada ukuran mata jaring dan tingkat perenggangannya dikala terpasang di perairan. 

Pemberat keramba jaring apung

Pemberat yang digunakan biasanya yang dibuat dari watu atau timah yang masing-masing beratnya antara 2–5 kg. Fungsi pemberat ini agar jaring tetap simetris dan pemberat ini diletakkan pada setiap sudut kantong jaring terapung.

Tali/tambang keramba jaring apung

Tali/tambang yang dipakai biasanya disesuaikan dengan keadaan perairan pada perairan tawar yaitu tali plastik yang mempunyai diameter 5–10 mm, sedangkan pada perairan maritim tali/tambang yang dipakai terbuat dari nilon atau tambang yang berpengaruh terhadap salinitas.Tali/tambang ini dipergunakan selaku penahan jaring pada bagian atas dan bawah. Tali tambang ini mempunyai istilah lain yang disebut dengan tali ris. Panjang tali ris yakni sekeliling dari kantong jaring terapung. Misalnya, kantong jaring terapung berukuran 7x7x2m maka tali risnya yaitu 7×4 =28 m. Dengan dikalikan empat alasannya kantong sisi jaring terapung ialah empat sisi. Khusus untuk tali ris pada pecahan atas semestinya dilebihkan 0,5 m untuk setiap sudut. Jadi tali risnya mempunyai panjang 28 m +(4×0,5 m) = 30m. Hal ini untuk membuat lebih mudah dalam melaksanakan acara kegiatan operasional pada dikala melaksanakan budidaya ikan.

Seiring dengan tumbuhnya kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan serta meningkatnya keperluan akan keramba jaring apung yang memiliki pengaruh dalam menghadapi ombak, bermutu tinggi, dan ramah lingkungan, sekarang sudah ada pengembangan keramba jaring apung berbahan High Density Polyethylene (HDPE).

Ragam jenis keramba jaring apung HDPE

Keramba Jaring Apung Segi Empat (untuk maritim pesisir)

Memiliki ukuran 3m x 3m hingga 4m x 4m, keramba jaring apung segi empat HDPE lazimnya dipakai untuk memelihara banyak sekali komoditas ikan kerapu menyerupai kerapu angsa/tikus, kerapu harimau, kerapu sunu, dan aneka macam macam kerapu hybrid menyerupai kerapu cantang, kerapu anggun, kerapu batik, dan kerapu kertang. Hal ini disebabkan oleh sifat ikan kerapu yang tinggal di dasar maritim. Ketika sifat ini diekspresikan ke dalam keramba, ikan kerapu cenderung menyukai sisi net keramba dan berkumpul pada sudut net. Oleh hasilnya, bentuk keramba jaring apung yang paling cocok untuk ikan kerapu yaitu keramba jaring apung sisi empat. Keramba jaring apung sisi empat HDPE mampu diterapkan di laut dengan ketinggian ombak sampai 2m. Daya tahan keramba yaitu di atas 25 tahun.


Spesifikasi:

- OD alat apung 355mm 
- Tebal alat apung 11-12,5mm

Keramba Jaring Apung Segi Delapan (untuk bahari semi-offshore)

Memiliki diameter 6m – 10m, keramba jaring apung segi delapan HDPE mempunyai volume air yang cukup besar dan biasanya dipakai untuk memelihara ikan perenang seperti ikan kakap putih, ikan kakap merah, ikan baronang, ikan bawal bintang, dan ikan bandeng, atau sebagai tahapan menuju tingkat pembesaran selanjutnya di dalam keramba jaring apung berukuran lebih besar. Keramba jaring apung sisi delapan HDPE mampu diterapkan di laut dengan ketinggian ombak sampai 2,5m. Daya tahan keramba merupakan di atas 25 tahun.

Spesifikasi:

- OD alat apung 355mm
- Tebal alat apung 11-12,5mm

Keramba Jaring Apung Bundar (untuk maritim offshore)

Memiliki diameter 10m – 60 meter, keramba jaring apung bulat HDPE mempunyai volume air yang sangat besar dan cocok digunakan untuk memelihara ikan perenang menyerupai ikan kakap putih, ikan kakap merah, ikan baronang, ikan bawal bintang, ikan bandeng, dan bahkan ikan tuna sirip kuning maupun ikan tuna sirip biru. Keramba jaring apung lingkaran HDPE bisa diterapkan di laut offshore dengan ketinggian ombak hingga 4m. Daya tahan keramba ialah di atas 25 tahun.


Pertama dibuat oleh Aquatec, dikala ini keramba jaring apung bundar HDPE terbesar di Asia Tenggara yakni keramba bulat berdiameter 50 meter yang digunakan untuk memelihara ikan tuna ekor kuning di Gondol, Bali. 

Spesifikasi:
- Diameter 20 meter
- OD alat apung 315mm
- Tebal alat apung 18,5mm
- Diameter 25 meter
- OD alat apung 355mm
- Tebal alat apung 21mm
- Diameter 31,5 meter
- OD alat apung 400mm
- Tebal alat apung 25mm
- Diameter 37,5 meter
- OD alat apung 450mm
- Tebal alat apung 28mm

Keramba Jaring Apung Offshore Submersible (untuk laut offshore dengan topan taifun)

Keramba jaring apung offshore submersible ialah keramba jaring apung lingkaran klasifikasi offshore berteknologi tinggi yang mampu ditenggelamkan ke dalam maritim untuk menyingkir dari badai taifun, dan bisa diapungkan kembali setelah tornado taifun reda. Selain untuk menyingkir dari angin kencang taifun, keramba jaring apung offshore submersible juga bisa digunakan untuk menghindari plankton booming / red tide, dan menyingkir dari pencurian ikan. Cocok untuk memelihara ikan perenang mirip ikan kakap putih, ikan kakap merah, ikan baronang, dan ikan bawal bintang, ikan bandeng, dan bahkan ikan tuna sirip kuning maupun ikan tuna sirip biru.

Keramba jaring apung offshore submersible pertama kali dibikin di Asia tenggara oleh Aquatec, dan telah diterapkan di Situbondo-Jawa Timur, dan Hainan-China. Saat ini Keramba jaring apung offshore submersible Aquatec ialah keramba jaring apung submersible tercepat di dunia untuk pengoperasian dengan kecepatan penenggelaman cuma memerlukan waktu 5 menit dan kecepatan pengapungan hanya membutuhkan waktu 10 menit. Dalam kondisi tenggelam, keramba jaring apung offshore submersible Aquatec bisa bertahan dalam tornado taifun dengan ketinggian ombak meraih 9 meter. Daya tahan keramba submersible yakni di atas 25 tahun.




Referensi :
https://infoakuakultur.com/mengenal-ragam-jenis-keramba-jaring-apung-kja/
https://nurhasanaquacultur.wordpress.com/2015/01/22/keramba-jaring-apung-kja/
https://aquatec.co.id/index.php?page=single_workshop&workshopId=96
Tata Cara Budidaya Ikan Gabus Mudah

Tata Cara Budidaya Ikan Gabus Mudah

Ikan gabus berasal dari Indonesia, sering di peroleh hidup di perairan air tawar, waduk, sungai dan bahkan di rawa – rawa. Namun sayangnya, kini populasi dari ikan gabus kian berkurang, sehingga melaksanakan tindakan budidaya pastinya sesuatu yang sangat di perlukan dan di kembangkan. Ikan gabus ini di kenal dengan banyak sekali nama, seperti haruan, kocolan, bogo, bale salo, kutuk, bayong dan licingan.


Ketika anda telah bermaksud untuk melaksanakan budidaya ikan gabus, alasannya yakni kandungan dan berbagai faedah yang di miliki. Tapi anda harus mengenali apalagi dulu langkah – langkah dalam membudidayakan ikan gabus tersebut, karena mirip yang telah kita pahami bahwa ikan ini mempunyai sifat predator. Bahkan ikan ini juga memangsa kodok selain dari aneka macam ikan ikan kecil. Berikut serangkaian tata cara memelihara ikan gabus semoga panen anda melimpah :

Pemilihan Tempat

Ada bebrapa kawasan pembudidayaan ikan gabus yang lazim di pakai oleh para peternak ikan gabus, ialah : kolam tanah, kolam terpal maupun bak beton. Pilihlah salah satu jenis bak yang akan kamu pakai nantinya, sesuaikan dengan modal awal. Berikut beberapa poin penting yang harus kau ketahui perihal ketiga jenis kolam pemeliharaan ikan gabus ini :

Kolam Tanah

Untuk kolam ikan gabus yang memakai media eksklusif dari tanah, cara membuatnya cukup sederhana yaitu dengan menggali tanah yang permukaannya datar hingga mencapai kedalaman tertentu (diubahsuaikan dengan cita-cita pemilik) dan kemudian anda hanya tinggal melaksanakan penimbunan di pecahan sisi bak agar ketinggian dari bak tersebut bisa bertambah.

Untuk duduk perkara air yang hendak digunakan di dalam bak ikan gabus tersebut, biasanya berasal dari anak sungai yang di aliri dari atas kolam, dan air yang telah melimpah akan masuk dan mengalir ke dalam selokan yang di siapkan di dekat bak hingga akan terjadi sirkulasi air yang baik. Selain lebih mudah dan ekonomis ongkos, berikut beberapa laba lain yang di peroleh melalui kolam dengan media tanah ini :
  • Kemungkinan ikan mendapatkan pakan alami akan lebih tinggi, hingga akan menolong dalam budidaya ikan gabus dan mempertahankan supaya para ikan berkembang dengan sehat.
  • Akan senantiasa ada beberapa pakan alami yang hidup dan meningkat biak secara pribadi di dalam kolam ikan berjenis ini mirip beberpa jenis ikan – ikan kecil, udang – udang liar dan beberapa zat renik.
  • Perairan yang di hasilkan di dalam kolam ini akan lebih subur kalau dilakukan proses pemupukan terlebih dulu sebelum mengolah bak.
  • Proses perubahan air yang biasanya bersumber dari pedoman sungai pastinya menampilkan tingkat tinggi dari masuknya pakan alami.

Kolam Terpal

Penggunaan kolam terpal untuk banyak sekali budidaya ikan yang terkenal untuk pembudidaya dimana banyak peternak ikan tersebut yang memastikan memakai kolam terpal. Banyak jenis ikan lain yang lazimnya di budidayakan dengan memakai kolam berjenis ini, ikan gabus contohnya. Penggunaan kolam terpal tentu saja akan lebih simpel dan mudah, untuk pembuatannya juga akan lebih hemat biaya kalau di bandingkan dengan kolam beton dan pastinya mempunyai beberapa kenggulan antara lain :
  • Bagus untuk kawasan yang tidak manis atau tidak mudah mendapatkan air. Jika anda tinggal di daerah yang tidak terlampau mudah untuk menemukan air, tempat berpasir dan di pesisir dimana lapisan tanahnya tentu tidak mampu menampung air. Maka penggunaan kolam terpal yakni pilihan yang elok.
  • Menjaga kestabilan suhu di kolam. Beberapa petani ikan sudah pertanda kedigdayaan dari kolam terpal yang nyatanya bisa menahan fluktuasi atau perubahan suhu air kolam yang lazimnya terjadi alasannya yaitu ganjal sekam yang di tabur pada dasar kolam.
  • Tidak terlalu berbau. Berbeda dengan memakai bak ikan yang yang dibuat pribadi dari media tanah, penggunaan kolam terpal akan menghemat bau lumpur maupun bau tanah pada ikan yang di hasilkan.
  • Jarang di dapatkan adanya penyakit maupun hama. Kebersihan pada bak ini relatif stabil, makanya jarang di peroleh adanya ikan yang terserang penyakit maupun yang terkena hama tertentu.
  • Lebih mudah untuk melaksanakan pemanenan. Karena pada kolam ikan terpal ini akan minim lumpur atau bahkan tidak ada sama sekali, jadi proses pemanenan akan lebih mudah dan cepat.

Kolam Beton

Beternak ikan gabus di bak beton atau memakai media bak yang saatu ini memang memerlukan persiapan dan juga perawatan yang mau berlawanan dengan budidaya ikan memakai 2 media kolam jenis yang lain. Walaupun sebenarnya untuk proses pembudidayaan ikan gabus, kolam beton di anggap paling anggun di antara yang yang lain. Berikut beberapa kelebihan di saat menggunakan kolam beton :
  • Berbeda dengan kolam tanah, air yang di aliri kedalam kolam tidak akam gampang kotor dan lebih higienis alasannya tidak eksklusif bersentuhan dengan tanah.
  • Mengurangi tingkat bahaya jenis predator yang menyerang pada ikan
  • Mengurangi terjadinya penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan virus
  • Jauh lebih awet struktur kolam ini bila di bandingkan dengan struktur bak yang yang lain.
  • Lebih tahan dan akan lebih jarang memerlukan proses perawatan.
  • Mudah di bersihkan pada kurun panen.
  • Ikan yang di hasilkan sewaktu panen tidak akan berbau tanah maupun lumpur.

Memilih Indukan Ikan Gabus

Sebelum melaksanakan pembudidayaan, tentu saja anda terlebih dulu mesti memilih indukan yang cantik, sehat dan aktif. Perbedaan induk jantan dan betina ikan gabus ialah selaku berikut :
  • Ikan gabus jantang lazimnya akan mempunyai bentuk kepala yang oval dan betina yang berupa lingkaran.
  • Warna badan ikan gabus jantan sedikit gelap dan pada betina terdapat warna kontras yang cukup terang.
  • Lubang genital pada ikan gabus jantan lazimnya berwarna merah dan jikalau di tekan akan keluar cairan bening dan pada betina kalau di tekan pada bab perut akan mengeluarkan telur, bertekstur lembek dan cenderung berukuran lebih besar dari pada perut ikan gabus jantan.
  • Ikan gabus jantan lebih gesit dibandingkan dengan ikan gabus betina.

Memulai Pemijahan dan Proses Penetasan Telur

Pemijahan sendiri mempunyai arti suatu proses di mana adanya pelepasan telur beserta sperma pada induk ikan yang nantinya akan membuat pembuahan. Ini yakni proses yang terjadi dikala anda sudah memperoleh indukan untuk melaksanakan pemijahan. Campurkan beberapa indukan jantan dan betina, setidaknya 10 indukan. Biarkan indukan ikan gabus selama 3 atau 4 hari di dalam kolam tersebut, usahakan semoga air untuk tetap mengalir selama terjadinya proses pemijahan berjalan.

Beberapa tumbuhan air bisa anda tambahkan ke dalam bak selam pemijahan. Isi air kolam dengan batas-batas sampai 50 cm. Biasanya ikan gabus betina mampu menciptakan hingga 11.000 butir telur. Telur – telur tersebut akan menetas dalam waktu lebih kurang sehari. Aturlah suhu kolam hingga 28 0C. Biarkan saja anakan ikan gabus yang telah menetas tersebut, alasannya mereka masih menyimpan cadangan masakan sendiri untuk selama lebih kurang 2 hari.

Perwatan Larva Ikan Gabus

Untuk merawat burayak atau larva dari ikan gabus, maka anda mesti merencanakan beberapa langkah pemeliharaan, berikut penjabarannya :
  • Perwatan burayak ketika menginjak umur 2 hari
Seperti yang diterangkan di atas bahwa larva atau burayak ini sudah menyimpan cadangan makanan untuk 2 hari lamanya, dan setelah itu anda di haruskan memberi kuliner menyerupai artemia, anda bisa memberi pakan 3 kali dalam sehari supaya larva – larva tersebut bisa meningkat besar dengan cepat.
  • Perawatan ketika burayak atau larva berumur 5 hari
Tetap memberikan makan 3 kali dalam sehari dan kalau perlu sisipkan kuliner embel-embel mirip Daphina. Selalu ingat untuk mengganti air kolam dan kelancaran sirkulasi serta jangan lupa dalam memperlihatkan pakan.


Penebaran Benih

Penebaran benih ikan gabus umumnya di kerjakan di saat umur anakan ikan meraih 2 minggu. Biasanya penebaran benih akan di kerjakan dikala larva atau benih ikan belum di beri makan dan pada dikala pagi hari. Setelah 2 hari berlangsung, lazimnya barulah pembudidaya ikan akan memperlihatkan pakan yang biasanya berbentukpellet atau makanan buatan pabrik.

Cara Pemberian Pakan Rutin

Anda bisa memperlihatkan pakan berupa pellet, tetapi dapat juga menyediakan beberapa jenis pakan alternatif mirip anakan rayap, sisa danging ampasan yang ada di dapur dan ikan teri. Anda juga bisa bikin adonan pakan sendiri dengan materi – materi : ampas tahu, bekatul, ikan teri dan juga jagung. Rebus keseluruhan materi – materi tersebut dan giling menjadi satu, jemur adonan pakan tadi sehabis anda merasa semua materi tercampur dengan rata. Karena sifat dari ikan gabus ini yang sangatlah kanibal, anda mesti melakukan pengontrolan sesering mungkin, terlebih saat anda terlambat memberi makan. Karena hal yang di takutkan yaitu terjadinya saling memangsa antara mereka dan akan menyisihkan yang kuat selaku pemenang. Ini tentu saja akan mempunyai efek pada kerugian.

Proses Panen

Keunikan dari cara budidaya ikan gabus ini ialah potensi anda untuk menyaksikan keperluan pasar. Bahkan anda bisa melakukan proses panen secara sedikit demi sedikit di dalam tiap – tiap kolam. Ikan gabus yakni ikan air tawar yang mempunyai daya tahan tinggi. Dan faedah bermacam-macam yang di miliki ikan gabus menciptakan ikan ini akan senantiasa di minati. Jangan lupa untuk melaksanakan pensortiran atau pemisahan setidaknya sebulan sekali. Pilihlah ukuran ikan gabus yang serupa besar dan pisahkan dengan yang berukuran lebih kecil atau lebih besar. Kelompokkan ikan – ikan tersebut menurut bentuk fisik dan besarnya ukuran mereka, ini untuk membatasi adanya sifat mengkonsumsi ikan yang lebih kecil.

Demikian postingan singkat perihal tata cara budidaya ikan gabus gampang. Semoga berguna!!
Udang Jerbung (Penaeus Merguensis)

Udang Jerbung (Penaeus Merguensis)

Udang jerbung sebelumnya mempunyai nama ilmiah Penaeus merguiensis de Man, ialah udang komersial yang mempunyai nilai hemat tinggi. Secara lokal udang tersebut banyak dihidangkan di restoran sea food dengan harga cukup tinggi. Dalam dunia perdagangan udang jerbung memiliki banyak nama jualan contohnya di Hongkong dinamakan white prawn, di Australia banana prawn atau white shrimp, di Malaysia udang kaki merah, dan di Indonesia dimengerti dengan nama udang putih, menjangan, udang perempuan, udang popet, udang kelong, udang peci, udang pate, udang cucuk, pelak, kebo, angin, haku, wangkang, pesayan, besar, cantik, kertas, dan udang tajam. 


Udang jerbung bergotong-royong terdiri atas 3 kalangan yang secara visual susah untuk dibedakan, adalah: F. indicus, F. chinensis, F. orientalis, dan F. merguiensis. Udang laut ini masih belum dibudidayakan padahal ajakan pasar ekspor cukup menjanjikan. Berdasarkan survai di lapangan udang jerbung ukuran ekspor (size 30) harganya mampu menjangkau Rp 80.000,- per kg. Sampai ketika ini pemenuhan pasar yang demikian tinggi masih dipenuhi dari tangkapan alam dan dampaknya ialah harga sangat fluktuatif sesuai dari hasil tangkapan. Pada trend-trend tertentu, bulan Februari-Mei udang ini sungguh jarang didapatkan. Oleh karena itu, sungguh mendesak untuk dijalankan budidayanya di samping udang windu maupun udang vaname. Udang jerbung ini patut menjadi calon budidaya tambak.

Klasifikasi Ilmiah :

Filum : Crustacea
Class : Malacostraca
Subclass : Eucarida
Ordo : Decapoda
Subordo : Natantia
Famili : Peneidae
Genus : Penaeus
Spesies : Penaeus merguensis

Secara lazim morfologi udang jerbung tidak berlainan dengan udang yang lain. Tanda-tanda khusus yang membedakannya antara lain warna tubuh yang putih kekuning-kuningan dengan bintik coklat dan hijau. Ujung ekor dan kakinya berwarna merah, antennula bergarisgaris merah renta, dan antena berwarna merah. Gigi rostrum cuilan atas 5-8 dan bagian bawah 2-5, ada juga yang memiliki gigi rostrum atas 6-7 dan bawah 4-5. Pada karapas gastro orbital carinanya tidak ada atau tidak jelas. Periopoda pertama mempunyai duri isshial dan eksopodanya terdapat pada periopoda kelima. Abdomen, somit kelima memiliki satu cicatrice, dan yang keenam mempunyai tiga cicatrace. Telson pada udang ini tidak berduri. 


Habitat udang jerbung tersebar di seluruh perairan Indonesia mulai dari Aceh hingga Irian dan biasanya tertangkap dalam kumpulan yang cukup besar. Udang ini bersifat bentik; hidup pada permukaan dasar maritim. Udang jerbung memiliki daya pembiasaan yang tinggi terhadap semua tipe dasar perairan, tetapi lebih senang untuk menghuni perairan lempung lumpur dan berpasir. Perairan yang berbentuk teluk dengan fatwa sungai besar merupakan tempat yang bagus untuk udang jerbung. Udang cukup umur banyak didapatkan di perairan selasar (shelf), khususnya perairan yang bersahabat dengan muara sungai, kadang kala mampu meraih 60-80 mil dari pantai pada kedalaman 8-40 m. 

Dalam daur hidupnya, udang jerbung menempati dua tempat, yaitu maritim dan air payau. Pemijahan terjadi di maritim sepanjang tahun dengan puncaknya pada bulan Maret dan Desember. Induk udang yang matang telur umumnya memijah pada malam hari dan telur diletakkan di dasar laut. Kira-kira 12 jam sehabis dikeluarkan, telur menetas menjadi larva pada stadia pertama yang disebut nauplius. Setelah mengalami perubahan kulit beberapa kali, nauplius bermetamorfosis stadia zoea atau protozoea. Pada stadia ini, larva mulai mengambil masakan dari sekitarnya, dan berikutnya bentuk zoea berkembang menjadi mysis. 

Dari stadia mysis, larva berkembang menjadi menjadi stadia pasca larva yang bermigrasi ke perairan estuarin. Di perairan ini udang membenamkan diri pada siang hari di dasar yang lembek untuk menyingkir dari gangguan predator hingga menjadi yuwana. Setelah berumur 3-6 bulan di tempat estuarin, yuwana turun kembali ke maritim, berkembang, dan berkembang hingga matang gonad di perairan bahari dalam. Di sini udang muda meraih tingkat kematangan dan bertelur. Beberapa spesies kadang-kadang hanya menjangkau umur 12-14 bulan, udang remaja akan mati sesudah kembali ke perairan dalam dan bertelur. 

Udang jerbung yang wajar bisa hidup selama 12 bulan dan kadang kala bisa meraih 2 tahun. Alat reproduksi udang jerbung bersifat heteroseksual. Jenis kelamin baru bisa dibedakan setelah tingkat post larva terakhir simpulan. Petasma selaku alat kelamin jantan terletak antara pasangan pertama kaki renang kelima, sedangkan telikum sebagai alat kelamin betina terletak antara pasangan kaki jalan keempat dan kelima. Udang cukup umur menunjukkan perbedaan ukuran yang jelas, alasannya udang betina lebih besar dari udang jantan pada umur yang sama. 

Udang jerbung tidak memiliki pasangan seks tertentu (promiscuous). Perkembangan telur dibagi menjadi lima tingkatan yakni: dara (quiscent/undeveloped), meningkat (developing), hampir matang (early maturity/nearly ripe), matang (ripe), dan salin (spent). Pada tingkat dara dan berkembang ovari bening (translucent). Warna berganti menjadi kuning pada tingkat nyaris matang, berwarna hijau gelap selama tingkat matang, dan hijau keabu-abuan selama tingkat salin. Sedangkan udang yang matang kelamin berada pada tingkat antara nearly ripe dan ripe. Pada tahap ini udang siap untuk bertelur. 


Pertumbuhan udang jerbung secara biasa sama dengan krustase yang lain, yakni mulai dengan cara ganti kulit. Prosesnya meliputi melepaskan dirinya dari kulit luar (eksoskeleton), air diserap, ukuran udang menjadi bertambah besar, kulit luar yang baru terbentuk, dan air dalam jaringan secara sedikit demi sedikit diganti oleh jaringan yang baru. Nauplius mempunyai panjang sekitar 1 mm, terdapat di atas dasar maritim terbuka dengan salinitas 35 ppt selama 36-48 jam, lalu berubah menjadi protozoea dengan panjang total sekitar 3 mm. 

Stadium protozoea selama 7 hari bersifat planktonik bergerak menuju permukaan laut dan terbawa arus ke arah pantai. Protozoea bermetamorfosis mysis berukuran panjang 4-10 mm dan bersifat planktonik selama 7 hari. Pasca larva yakni pergeseran dari mysis dengan panjang 1-2 cm, sesudah berumur 1 bulan meningkat menjadi yuwana dengan panjang 2-10 cm dan merupakan fase muara sungai selama 3-4 bulan. Udang remaja merupakan fase lautan dengan panjang 10-24 cm hingga umur 8 bulan.

Udang jerbung merupakan spesies udang asli perairan Indonesia dan Asia Tenggara. Pada dikala ini distribusi udang ini di Indonesia cukup luas mulai dari perairan Pulau Sumatera hingga Papua, dan bahkan nyaris semua perairan Indonesia mempunyai kesempatanuntuk pengembangan budidayanya. Berdasarkan data statistik nasional daerah bikinan dari penangkapan udang jerbung paling besar untuk Pulau Sumatera ialah Bengkulu, Laut Jawa di Cilacap, dan Cirebon, sedang untuk Indonesia timur yakni Selat Lombok, Sulawesi Selatan, dan Arafura.




Referensi :
mesti di isi/search?q=profil-udang-jerbung
harus di isi/search?q=profil-udang-jerbung

Tag post : udang jerbung, udang jerbung yakni, bentuk udang jerbung, gambar udang jerbung, harga udang jerbung, rasa udang jerbung, udang jerbung maritim, udang jerbung disebut juga, jenis udang jerbung, udang jerbung harga, udang jerbung wikipedia, kandungan gizi udang jerbung, budidaya udang jerbung, udang jerbung dan vaname, harga udang jerbung 2016, nama lain udang jerbung, ciri ciri udang jerbung, olahan udang jerbung, habitat udang jerbung, penjabaran udang jerbung
Cara Budidaya Ikan Cupang (Betta Sp.)

Cara Budidaya Ikan Cupang (Betta Sp.)

Ikan cupang merupakan salah satu ikan hias yang gampang dipelihara cara budidaya ikan cupang tidak membutuhkan daerah luas dan modal yang besar mampu dilaksanakan selaku usaha rumahan. Ikan cupang (Betta sp.) yaitu ikan air tawar dari wilayah tropis banyak didapatkan di perairan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Di alam bebas ikan ini hidup berkelompok habitatnya ada di rawa-rawa, danau, dan sungai yang arusnya damai.


Salah satu keistimewahan ikan cupang yaitu daya tahannya sanggup hidup dalam lingkungan air minim oksigen. Bisa dipelihara dalam toples kecil tanpa memakai aerator. Kemampuan ini didapat lantaran ikan cupang memiliki rongga labirin mirip pada paru-paru manusia. Labirin tersebut bisa menjadikannya bertahan pada lingkungan sedikit oksigen.

Dilihat dari kecamata para pehobi dikenal dua macam ikan cupang yaitu cupang hias dan cupang langgar. Cupang hias dipelihara untuk dirasakan keindahan bentuk, warna dan gerakannya. Sedangkan cupang bertengkar dipelihara untuk di berkelahi perlu diketahui di beberapa negara. Cupang hias dan cupang bertengkar dibedakan berdasarkan bentuk dan sifat agresifitasnya.

Masyarakat ilmiah mencatat lebih dari 73 spesies ikan cupang yang ada di bumi ini namun tidak semua dari spesies tersebut terkenal sebagai ikan peliharaan. Spesies ikan cupang yang beredar di pasaran pada umumnya berasal dari golongan splendens complex, yang berisikan Betta splendens, Betta stiktos, Betta mahachai, Betta smaragdina dan Betta imbellis. Serta varian hasil silangan dari spesies-spesies tersebut.

Memilih Indukan Ikan Cupang

Untuk mengawali budidaya ikan cupang langkah pertama yang mesti disiapkan yakni menerima indukan atau bibit berkualitas. Indukan yang bagus sebisa mungkin berasal dari keturunan unggul, kondisinya bugar, bebas penyakit dan cacat bawaan. Simpan indukan jantan dan betina di daerah terpisah.

Membedakan Cupang Jantan Dan Betina
  • Jantan : gerakannya lincah, sirip dan ekor lebar mengembang, warna cerah, tubuhnya lebih besar.
  • Betina : gerakannya lebih lamban, sirip dan ekor lebih pendek, warna kusam, tubuh lebih kecil.

Sebelum pemijahan dijalankan tentukan indukan jantan dan betina sudah masuk dalam fase matang gonad atau siap untuk dikawinkan. Adapun ciri-ciri indukan yang sudah menunjukkan siap kawin ialah selaku berikut.

Untuk cupang jantan :
  • Berumur setidaknya 4-8 bulan
  • Bentuk tubuh panjang
  • Siripnya panjang dan warnanya terang atraktif
  • Gerakannya kasar dan lincah

Untuk cupang betina :
  • Berumur setidaknya 3-4 bulan
  • Bentuk badan membulat, bab perut sedikit buncit
  • Siripnya pendek dan warnanya kusam tidak menarik
  • Gerakannya lambat
Pemijahan Ikan Cupang

Setelah indukan jantan dan indukan betina siap untuk memijah sediakan tempat berbentukwadah dari bejana plastik atau akuarium kecil dengan ukuran 30x20x20 cm. Siapkan wadah plastik untuk kawasan ikan cupang betina, sediakan juga flora air agar telur bisa melekat. Dalam satu kali perkawinan ikan cupang bisa menghasilkan hingga 1000 butir telur. Telur tersebut akan menetas dalam waktu 24 jam sehabis pembuahan. Berdasarkan pengalaman para pembudidaya, tingkat maut pembenihan ikan cupang cukup tinggi. Dalam satu kali kawin lazimnya hanya bisa dipanen ±30-50 ikan cupang hidup.

Indukan jantan mampu dikawinkan sampai 8 kali dengan interval waktu sekitar 2-3 ahad. Sedangkan indukan betina diusulkan cuma dikawinkan satu kali saja. Bila dipaksakan pada perkawinan berikutnya akan terjadi penurunan keanekaragaman jenis kelamin. Dimana anakan ikan makin didominasi kelamin betina.


Berikut langkah-langkah pemijahan ikan cupang :
  1. Isi tempat pemijahan dengan air higienis setinggi 10-15 cm. Seabagai catatan gunakan air tanah atau air sungai yang jernih. Endapkan terelebih dahulu air yang mau dipakai setidaknya selama satu malam. Hindari penggunaan air dalam kemasan atau air PAM yang berbau kaporit.
  2. Tambahkan kedalam wadah tersebut flora air, selaku daerah burayak berlindung. Tapi penempatan tumbuhan air jangan terlalu padat. Karena tanaman air potensial mengambil oksigen terlarut yang ada dalam air.
  3. Masukkan ikan cupang jantan yang sudah siap kawin. Biarkan ikan tersebut selama satu hari dalam wadah. Ikan cupang jantan akan membuat gelembung-gelembung udara. Gunanya untuk menyimpan telur yang sudah dibuahi. Untuk memancing si jantan menciptakan gelembung, masukkan ikan cupang betina tetapi dipisah. Caranya, ikan betina dimasukkan dalam wadah plastik bening yang terpisah dan dekatkan ke wadah dimana ikan jantan berada.
  4. Setelah indukan jantan membuat gelembung lalu masukkan indukan betina. Waktu pemijahan ikan cupang lazimnya terjadi sekitar pukul 7-10 pagi atau pukul 4-6 sore. Ikan cupang cukup sensitif ketika kawin, sebaiknya tutup wadah lalu letakkan di ruang yang terhindar cahaya (gelap).
  5. Setelah terjadi pembuahan angkat segera indukan betina, alasannya adalah yang bertanggung jawab membesarkan dan mempertahankan burayak yaitu cupang jantan. Dengan mulutnya si jantan akan memunguti telur yang telah dibuahi dan meletakkannya pada gelembung-gelembung tadi. Apabila indukan betina tidak diangkat, maka telur-telur yang sudah dibuahi akan dimakan si betina.
  6. Setelah kurang lebih satu hari telur-telur tersebut akan menjadi burayak. Selama 3 hari kedepan burayak tidak butuhdiberi pakan lantaran masih ada nutrisi yang terbawa dalam telur. Ikan cupang jantan juga akan berpuasa selama menjaga burayak.
  7. Setelah tiga hari terhitung semenjak telur menetas berikan kutu air (moina atau daphnia). Pemberian pakan jangan lebih banyak dari burayak alasannya pakan akan mengotori air dan menyebabkan ajal pada burayak.
  8. Indukan jantan baru diambil setelah burayak berumur 2 ahad terhitung semenjak menetas. Pindahkan burayak tersebut pada wadah yang lebih besar dan berikan kutu air yang lebih besar atau larva nyamuk.
  9. Setelah 1,5 bulan ikan sudah bisa dipilah berdasarkan jenis kelaminnya kemudian pisahkan ikan-ikan tersebut ke wadah pembesaran.

Pakan Ikan Cupang

Pakan favorit yang biasa diberikan pada ikan cupang merupakan kutu air, cacing sutera dan larva nyamuk. Pakan sebaiknya diberikan sesering mungkin contohnya 3-4 kali sehari. Semakin sering frekuensinya makin baik lebih baik sedikit-sedikit tetapi sering dari pada sekaligus banyak. Hal ini untuk mengurangi resiko penumpukan sisa pakan yang mampu menyebabkan berkembangnya penyakit. Kutu air bisa didapatkan di selokan-selokan yang tergenang atau membelinya dari toko akuarium kalau tidak memungkinkan kita mampu membudidayakan kutu air sendiri.

Perawatan Ikan Cupang

Seperti sudah diterangkan sebelumnya ikan cupang relatif tahan banting bisa dipelihara dalam akuarium tanpa memakai aerator ikan ini tahan kepada kondisi air yang minim oksigen. Walaupun begitu disarankan untuk tetap menjaga mutu air dengan memberinya aerasi dan filter pembersih. Agar ikan bisa meningkat tepat dan senantiasa dalam kondisi bugar. Tidak diusulkan memelihara lebih dari satu ikan cupang jantan yang telah arif balig cukup nalar dalam satu akuarium. Ikan-ikan tersebut bisa saling menyerang satu sama lain hasilnya sirip-siripnya tidak mulus dan warnanya kurang keluar.


Khusus untuk ikan cupang aduan kita bisa memasukkannya ke dalam toples beling kecil. Berdasarkan beberapa pengalaman supaya ikan lebih berangasan simpan di daerah yang gelap. Jangan menaruh toples ikan secara berdekatan alasannya yaitu ikan cupang aduan akan terus dalam keadaan siap menyerang dan membenturkan dirinya ke kaca. Berikan sekat tidak tembus pandang di antara toples-toples tersebut. Gantilah air yang terdapat dalam wadah secara terencana lalu lihat apakah ada penumpukan kotoran dan sisa pakan pada dasar wadah. Penumpukan tersebut bisa menimbulkan penyakit bahkan janjkematian pada ikan karena pencemaran air.




Sumber : https://nurhasanaquacultur.wordpress.com/2016/01/15/budidaya-ikan-hias-cupang/
Gambar : Search Google Picture

Tuesday 26 October 2021

Sekilas Tentang Budidaya Udang Vannamei

Sekilas Tentang Budidaya Udang Vannamei

Udang vaname diketahui mempunyai nama ilmiah yakni penaeus vannamei. Udang jenis ini mempunyai 2 gigi pada tepi rostrum pada serpihan ventral dan 8 – 9 gigi pada penggalan tepi rostrum bab dorsal. Penaeus vannamei mempunyai toleransi salinitas ialah dari 2 – 40 ppt tetapi akan berkembang cepat pada salinitas yang lebih rendah dikala lingkungan dan darah isoosmotik.


Kondisi udang yang mampu hidup dengan salinitas yang sungguh tinggi ini kemudian menimbulkan beberapa pembudidaya menjajal melaksanakan budidaya udang vaname di air tawar melalui proses aklimatisasi dan dalam prosesnya sukses dilakukan budidaya udang vaname pada salinitas rendah yaitu pada salinitas 2 ppt.

Budidaya udang vaname di air tawar mempunyai beberapa kelebihan diantaranya menghemat risiko udang terserang penyakit yang disebabkan oleh virus dan bakteri yang banyak menginfeksi udang di perairan air payau. Harus dipahami bahwa yang dimaksud dengan air tawar disini yakni air tawar yang mengandung sedikit garam. Jadi bukan air tawar murni mirip budidaya air tawar kebanyakan. Budidaya udang vaname dengan air tawar maksudnya air tawar yang masih mengandung kadar garam tetapi sedikit dan salinitasnya mendekati kondisi air tawar yakni 2 ppt tersebut di atas.

Udang vaname yakni udang yang berasal dari wilayah sub tropis akan tetapi alasannya yakni daya tahan udang ini yang cukup hebat udang ini juga mampu dikembangkan di daerah tropis menyerupai Indonesia dengan teknik budidaya yang tepat. Ada beberapa kiat yang dapat anda gunakan untuk membudidayakan udang ini.

Persiapan Tambak

Pertama dilakukan proses pengeringan tambak selama 7-10 hari sampai tanah tampakpecah-pecah untuk memutus siklus hidup pathogen dan mengurai gas beracun H2S. Setelah itu dilaksanakan proses pembalikan tanah biar fitoplankton mampu berkembang sebagai pakan alami udang vaname. Perlu juga dijalankan pengukuran pH air kalau pH kurang dari 6,5 maka perlu dijalankan proses pengapuran.


Pemupukan dan Pengisian Air

Pemupukan dijalankan sehabis proses pengeringan dan pengapuran, pupuk yang digunakan ialah pupuk Urea 150 kg/ha dan pupuk kandang 2000 kg/ha. Setelah itu dilaksanakan pengisian air dengan kedalaman 1 m atau kurang di petak pembesaran. Biarkan air selama 2-3 minggu hingga siap untuk proses berikutnya yakni penebaran bibit udang vaname.

Pemilihan Benih

Pemilihan bibit untuk budidaya udang vaname mesti dikerjakan dengan selektif, mudah-mudahan dikala pemeliharaan dan juga kemajuan udang nantinya bisa tumbuh dengan baik dan seragam. Benih yang digunakan dalam cara budidaya udang vaname ini yakni benih jenis PL10-PL12 yang mendapatkan sertifikasi SPF (Specific Pathogen Free). Benih mesti tampak manis tanpa cacat mempunyai ukuran seragam, berenang melawan arus, insang sudah meningkat dan usus terlihat terang.

Penebaran Benih

Sebelum ditebar benih udang vaname perlu melalui proses aklimitasi alasannya hal ini sangat berpengaruh pada daya tahan udang ini saat proses pembenihan dan pemeliharaan. Caranya menyiram kantung tempat benih dengan air tambak dan diapungkan ditambak selama 15-20 menit. Setelah itu dibuka dan dimiringkan pelan-pelan supaya benih udang keluar dan benih udang vaname seharusnya ditebar pada siang hari.


Pemberian Pakan

Pakan yang umum diusulkan pada panduan cara ternak udang di Indonesia yakni pelet yang mengandung 30% protein. Jumlah pakan yang diberikan dipengaruhi oleh umur udang atau menggunakan pemikiran ABW. Pemberian pakan dilaksanakan sebanyak 4-5 kali sehari. Selain umur banyaknya pakan dipengaruhi oleh kondisi tanah tambak mutu air dan tingkat kesehatan udang.

Pemeliharaan

Langkah pemeliharaan pertama yakni kontrol tingkat salinitas, salinitas air yang bagus yaitu 10-25 ppt. Selain itu pemeriksaan pH air dan tanah secara bersiklus jika kurang dari 7,5 maka perlu dijalankan proses pengapuran komplemen. Sebelum udang berumur 60 hari perlu juga diperiksa tinggi air dan dilaksanakan pengisian air dengan salinitas yang disebutkan diatas kalau air kurang alasannya proses penguapan.

Pengendalian Hama

Hama yang menyerang tambak udang vaname lazimnya yakni binatang-binatang yang hidup disekitar tambak seperti burung, ketam, ikan liar dan pengerek. Untuk ketam dan pengerek yang biasanya melubangi pematang disekitar tambak dan kita bisa memasang pagar plastik untuk menghalangi hewan ini masuk. Ikan liar bisa dibasmi dengan saponin sedangkan burung kita perlu mengendalikan tambak sesering mungkin.

Pengendalian Penyakit

Pengendalian penyakit yang tepat dilakukan serentak dengan proses pembibitan dan pemeliharaan. Bila kita melakukan proses pemeliharaan dengan baik maka penyakit tidak akan menyerang udang. Selain itu kita juga perlu melaksanakan pemeriksaan fisik udang dan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) dilaboratorium semoga penyakit udang yang menyerang bisa terdeteksi.

Pemanenan


Proses pemanenan dijalankan setelah udang vaname berumur 120 hari dan menjangkau berat yakni 50 ekor/kg. Bila udang telah meraih berat tersebut sebelum 120 hari maka pemanenan bisa dilaksanakan. Pemanenan dilakukan pada waktu malam hari untuk menjaga mutu udang 2-4 hari. Sebelum pemanenan tambak diberi kapur dolomite 80 kg/ha dan menjaga ketinggian air untuk menghalangi proses molting. Bila kita melakukan teknik beternak udang vaname dengan benar maka hasil yang kita dapatkan akan sungguh memuaskan.




Referensi :
https://infishta.com/blogs/cara-budidaya-udang-vaname
https://nurhasanaquacultur.wordpress.com/2015/05/22/budidaya-udang-vaname/
Gambar : Search Google Picture
Sekilas Cara Budidaya Ikan Sidat (Anguilla Spp)

Sekilas Cara Budidaya Ikan Sidat (Anguilla Spp)

Ikan sidat merupakan ikan air tawar yang masih sekeluarga dengan belut. Bedanya ikan ini dengan belut yakni tempat hidup dan ukuran dimana ikan sidat hidup di air tawar dan cenderung lebih besar sedangkan belut hidup di lelumpuran dengan ukuran badannya yang lebih kecil. Permintaan ikan ini cukup tinggi di pasaran Indonesia dan juga mancanegara, utamanya negara Jepang. Di negara sakura itu, ikan sidat yaitu salah satu kuliner favorit warganya dimana ikan ini dipanggang dan dikonsumsi bareng nasi putih hangat. Meskipun ikan sidat ini yakni kuliner favorit, ketersediaan ikan ini di Jepang sungguh terbatas, maka negara tersebut melakukan impor ikan sidat secara besar-besaran dari mancanegara, termasuk Indonesia.


Permintaan pasaran Indonesia makin berkembangjuga dengan banyaknya kedai makanan Jepang yang dibuka sedangkan usaha budidaya ikan ini masih cukup kurang. Oleh sebab itu, harga ikan ini di pasaran masih sungguh tinggi, di kisaran Rp 300.000 hinga Rp 600.000 per kg. 

Ikan sidat tumbuh di perairan tawar (sungai dan danau) hingga meraih sampaumur sehabis itu ikan sidat remaja beruaya ke laut dalam untuk melaksanakan reproduksi. Larva hasil pemijahan akan meningkat dan secara berangsur-angsur terbawa arus ke perairan pantai. ikan sidat yang sudah mencapai stadia elver (glass eel) akan beruaya dari perairan laut ke perairan tawar lewat muara sungai. Larva sidat (elver) berafiliasi dengan demam berita diperkirakan larva ikan sidat dimulai pada awal info terkini hujan akan namun pada animo tersebut faktor arus sungai dan kondisi bulan sungguh mempengaruhi intensitas ruayanya. Ikan sidat termasuk ikan karnivora di perairan biasa ikan sidat mengkonsumsi aneka macam jenis hewan khususnya organisme benthik seperti crustacea (udang dan kepiting), polichatea (cacing, larva chironomus dan bivalva serta gastropods). Aktivitas makan ikan sidat lazimnya pada malam hari (nokturnal). 

Ikan sidat sudah dibudidayakan secara intensif di Eropa khususnya di Norwegia, Jerman dan Belanda serta Asia yakni : Jepang, Taiwan dan China daratan. Di negara-negara lain mirip Australia, Indonesia dan beberapa negara Eropa dan Afrika Barat lazimnya buatan ikan sidat masih mengandalkan dari hasil penangkapan di alam. Ikan sidat mampu dibudidayakan di dalam ruangan tertutup (indoor) dan di luar ruangan (outdoor). Di Indonesia dengan suhu lingkungan yang relatif konstan sepanjang tahun maka pemeliharaan Ikan Sidat bisa dijalankan di luar ruangan (out door). Secara mudah ikan sidat mampu dibudidayakan di kolam tanah berdinding bambu, kolam beton (bak beton), pen dan keramba faring apung. Apa pun jenis wadah yang digunakan dalam budidaya ikan sidat yang hamus diamati yakni bagaimana menangkal lolosnya ikan dari media budidaya. 

Parameter Perairan Yang Baik Untuk Budidaya Ikan Sidat :

a. Suhu => Pada pemeliharaan benih ikan sidat setempat, A. bicolor bicolor, suhu terbaik untuk memacu perkembangan merupakan 29°C. 

b. Salinitas => Pada pemeliharaan ikan sidat lokal. A. bicolor bicolor (elver), salinitas yang dapat memberikan pertumbuhan yang bagus merupakan 6 – 7 ppt. 

c. Oksigen Terlarut => Kandungan oksigen sekurang-kurangnyayang dapat ditolelir oleh ikan sidat berkisar antara 0,5 – 2,5 ppm. 

d. pH => pH optimal untuk perkembangan ikan sidat merupakan 7 – 8. 

e. Amonia (N H3- N) dan Nitrit (NO2-N) => Pada fokus amonia 20 ppm sebagian ikan sidat yang dipelihara mengalami methemoglobinemie dan pada fokus 30-40 ppm seluruh ikan sidat mengalami methemoglobinemie. 

Kebutuhan Nutrien 

Seperti halnya jenis ikan-ikan lain, ikan sidat membutuhkan zat gizi berupa protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Kadar protein pakan maksimal merupakan 45% untuk ikan bestir (juvenil) dan sekitar 50% untuk ikan kecil (fingerling). 

Budidaya Ikan Sidat Pada Jaring Apung 

Jaring Apung 
Satu unit jaring apung berukuran 7 x 7 x 2,5 m dan mata jaring 2,5 inchi untuk bisa menyingkir dari lolosnya ikan dari jaring apung maka disekeliling tepian bak bab atas diberi penutup dari hapa dengan lebar 60 cm. 

Benih Ikan Sidat 
Dalam budidaya ikan sidat dalam menentukan benih haruslah yang benar benar bermutu cantik, sehat, tidak cacat dan mempunyai berat yang ideal. Benih ikan sidat (Anguilla sp.) berbobot 15-20 gram per ekor dengan panjang 20-30 cm. Benih ikan sidat diperoleh dari maritim hasil tangkapan nelayan di perairan biasa . Benih ikan sidat yang sehat mempunyai kulit yang halus,licin melihat pergerakan dari bibit tersebut jika di letakan di baskom pergerakanya lincah itu memiliki arti bibit 100% sehat menyurvey setiap bibit ini sangatlah penting mensugesti kesuksesan pada saat ikan sidat di besarkan.


Padat Penebaran
Peneberan benih ikan sidat yang hendak ditebar di setiap tambak mesti sesuai dengan luas tambak dan jumlah benih yang ditebar kalau benih terlalu bayak atau padat maka akan mensugesti tingkat perkembangan benih ikan yang hendak di budidayakan . Penebaran benih sebaiknya di kerjakan pada pagi hari pkl0 7:00 dan biarkan benih-benih sidat di kolam apalagi dulu selama 9 jam, sesudah itu berikan pakan yang berprotein tinggi

Pakan
Pakan yang diberikan yakni pakan bikinan berupa pasta dengan kandungan Protein 47,93%, Lemak 10,03%, Seratkasar 8,00%, BETN 8,32%, Abu 25,71%. Pakan diberikan sebanyak 3% dari berat total ikan konvensi pakan sebesar 1,96. dengan konvensi tersebut akan diperoleh laju perturnbuhan rata-rata 1,46`% dengan mortalitas 9,64 %. Pemberian pakan mampu di jalankan pagi pkl 07:30,sore hari pkl 16:30 dan malam pkl 21:00

Masa Pemeliharaan dan Panen 
Pemeliharaan ikan sidat pada kolam keramba jaring apung selama 7-8 bulan, dan kala. panen secara sedikit demi sedikit mampu dimulai pada kala pemeliharaan 4 bulan. Ukuran ikan sidat yang dipanen bisa mencapai ukuran konsumsi yakni 180-200 gr/ekor. Pemeliharaan ikan sidat pada kolam keramba jaring apung merupakan salah satu alternatif dalam rangka penganekaragaman budidaya ikan pada kolam keramba jaring apung. Namun dalam penerapannya masih perlu diperhatikan kondisi serta mutu perairan biasa yang dipergunakan. 





Referensi :
https://ilmubudidaya.com/cara-budidaya-ikan-sidat-di-kolam-terpal
https://tanipedia.co.id/cara-budidaya-ikan-sidat-dengan-laba-berlipat/
https://nurhasanaquacultur.wordpress.com/2015/10/02/budidaya-ikan-sidat/
Ikan Hias Galaxy Rasbora (Danio Margaritatus)

Ikan Hias Galaxy Rasbora (Danio Margaritatus)

Ikan Galaxy Rasbora umum di kenal dengan Celestrial Pearl Danio yaitu ikan cyprinidae kecil yang berasal Myanmar tepatnya di danau Inle. Ikan ini betul-betul mini dengan panjang standard 1, 5 – 2 cm, dan mempunyai wujud fisik serta aktivitas rutin yang serupa juga dengan spesies danio lainnya. Galaxy rasbora mempunyai warna badan yang cerah dengan tunjukkan sebagian sexual dimorphism. Pejantan memiliki warna background tubuh biru cerah (betina condong biru – hijau pucat) dengan badan yang lazimnya mempunyai ukuran kian besar di banding betina. Badan ikan ini ditaburi dengan adanya banyak titik – titik mutiara kecil dengan warna sirip yang strip hitam - merah. Ikan betina mempunyai warna perut yang kekuningan dengan sirip berwarna merah atau orange muda.


Meski memiliki ukuran tubuh yang terbilang sungguh kecil dan mini, ikan Galaxy Rasbora dapat memikat hati penduduk , khususnya para pecinta ikan hias, dengan warnanya yang cerah menawan. Uniknya, cara membedakan jenis kelamin Galaxy Rasbora, apakah ikan tersebut jantan atau betina yakni dengan melihat perbedaan warnanya. Hal tersebut dikarenakan ikan Galaxy Rasbora ialah jenis ikan hias yang mempunyai sexual dimorphism. 

Ikan Galaxy Rasbora jantan lazimnya berwarna biru cerah, sedangkan warna biru pada badan ikan betina tampaklebih pucat. Selain itu, ukuran badan Galaxy Rasbora jantan lebih besar jikalau dibandingkan dengan betinanya. Pada badan Galaxy Rasbora jantan, didapatkan bintik-bintik yang terlihat mirip titik, mirip mutiara yang berskala kecil, dengan siripnya yang berwarna hitam merah berpola strip. Sedangkan pada ikan betina, mempunyai perut yang berwarna kekuningan serta siripnya yang dihiasi dengan warna merah muda atau oranye muda.

Klasifikasi Ilmiah :

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Actinopterygii
Order : Cypriniformes
Family : Cyprinidae
Genus : Danio
Species : Danio margaritatus

Ikan Galaxy Rasbora ialah jenis ikan yang menggemari perairan yang berarus di mana terdapat berbagai macam flora air. Pengaturan suhu untuk Galaxy Rasbora ialah sekitar 20 hingga 26 derajat Celsius, dengan pH sekitar 6.5 sampai 7.5. Ikan hias asal Myanmar ini gemar hidup di perairan yang dangkal dengan kondisi suhu yang hangat pada saat gosip terkini panas datang. 


Ikan Galaxy Rasbora tergolong jenis ikan omnivora, dia gemar memakan binatang-hewan invertebrate yang ukuran tubuhnya kecil, ganggang(algae), dan zooplankton. Pada dikala dipelihara di dalam akuarium, ikan hias ini mampu diberikan pakan berupa kuliner kering, artemia, dan daphnia supaya bisa melakukan reproduksi dengan lebih maksimal. Untuk proses reproduksi dapat dengan meletakkan ikan Galaxy Rasbora ke dalam akuarium dengan ukuran 30 x 20 x 20 cm.

Karena ikan hias ini ikan yang sungguh kecil, maka pembenihannya tidak memerlukan area yang sungguh luas. Selain itu, tidak terlalu diperlukan filtrasi atau pengaturan pencahayaan. Hanya saja, bila ada dan memungkinkan seharusnya dilengkapi dengan aerasi. Biasanya sesudah perkawinan terjadi, telur-telur ikan betina akan menetas dalam masa waktu sekitar 3 hingga 4 hari.

Di habitat aslinya, ikan ini tempati kolam – bak kecil yang dangkal serta bersuhu hangat waktu ekspresi dominan panas. Galaksi rasbora berupa omnivora dengan mengonsumsi invertebrata kecil, alga serta zooplankton yang lain. Di aquarium juga direferensikan senantiasa untuk berikan pakan hidup mirip Daphnia, Artemia serta sebagian dryfood. Pemberian pakan hidup akan mendorong ikan untuk lakukan breeding/reproduksi. Breeding bisa dilakukan di aquarium dengan sediakan tangki mempunyai ukuran 30 x 20 x 20 cm serta berisi sebagian tumbuhan mirip wool mops serta java moss, serta terus disiapkan area yang cukup untuk berenang. Tangki tak membutuhkan ada pencahayaan serta filtrasi, cukup alat gelembung hawa kalau ada.


Sepasang ikan akil balig cukup akal ditaruh ke dalam setiap tangki breeding, hal seperti ini mempunyai tujuan untuk minimalisir kemungkinan jantan mudah-mudahan tak mengonsumsi telur mereka. Sesudah tata cara bertelur usai, pisahkan ikan sampaumur lantaran mereka bakal mengonsumsi apa pun yang ada serta juga untuk memulihkan kondisi betina. Bila setting breeding dilaksanakan dengan meletakkan satu jantan serta sebagian betina maka yang dipindahkan yakni telurnya memakai pipet. Telur bakal menetas sehabis 3 – 4 hari serta anakan ikan itu dapat mengonsumsi paramaecium, artemia naupli serta microworm, atau apa pun yang mempunyai ukuran 5 – 50 micron. Jika Pembaca sekalian ingin berkomentar silahkan pada kolam komentar dibawah. Saya juga sudah upload video untuk jenis ikan ini, silahkan dilihat dibawah ini.




Referensi :
mesti di isi/search?q=ikan-galaxy-rasbora
mesti di isi/search?q=ikan-galaxy-rasbora
Sekilas Teknis Budidaya Udang Windu (Penaeus Monodon)

Sekilas Teknis Budidaya Udang Windu (Penaeus Monodon)

Udang merupakan salah satu sumberdaya perikanan yang selain mengandung zat-zat gizi yang tinggi bagi tubuh, juga merupakan salah satu komoditi yang mempunyai nilai jual yang tinggi baik di pasar domestik maupun luar negeri. Udang windu masih merupakan komoditas utama dalam usaha budidaya tambak terlepas dari berbagai urusan dalam usaha budidaya yakni adanya kegagalan dalam pembesaran di tambak hingga ketika ini komoditas udang windu masih ialah pilihan utama untuk di budidayakan oleh petambak terutama petambak sederhana. Hal ini dikarenakan udang windu mempunyai harga pasar yang elok dan relatif stabil. Secara hemat keberhasilan panen udang windu ukuran konsumsi memberikan keuntugan yang tertnggi persatuan waktu di bandingkan komoditas ikan lainya. Sehingga banyak petambak sederhana meskipun dengan kemampuan teknis budidaya udang windu sangat terbatas namun terus melakukan penebaran benih udang.


Areal tambak dengan panjang garis pantai yang lebih dari 81.000 km menyimpan peluangbesar bagi usaha budidaya tambak udang. Sebagian besar areal tambak tersebut lebih dari 80% masih dikelola secara tradisional dengan teknologi secara bebuyutan. Hal ini berkaitan dengan permodalan petambak dan keengganan mengatur beberapa faktor penyebab kegagalan budidaya udang sekaligus datangnya permasalahan lingkungan budidaya serta penerapan teknologi yang sudah tidak sesuai akan menimbulkan tingginya potensi kegagalan.

Berdasarkan kenali permasalan budidaya udang windu terdapat sekurang-kurangnya tiga aspek penyebab gagal berproduksi antara lain yakni : mutu benih yang rendah dan terinfeksi virus white spot (WSSV) dan lingkungan kawasan budidaya yang tercemar dan fluktuasi lingkungan dalam tambak yang ekstrim akhir eutrifikasi. Permasalahan ini terjadi pada semua tingkatan teknologi pembesaran mulai dari teknologi tradisional hingga intensif. Permasalahan lain yang bisa memperparah kegagalan yaitu tata cara tataguna air yang jelek antar petambak sehingga bikin lebih gampang tercemar dan bisul pada petakan tambak dalam satu tempat.

Permintaan negara pelanggan udang dikala ini sangat menekankan keamanan pangan (food safety) sehingga mengharuskan buatan udang bebas dari materi-materi yang berbahaya mirip antibiotik, pestisida dan bahan berbahaya lainya. Oleh alasannya adalah itu perlu disusun isyarat isyarat teknis budidaya udang yang bisa memperkecil resiko kegagalan, ramah lingkungan dan keamanan pangan dari hasil bikinan.

Faktor Penghambat dan Pendukug Produksi

Beberapa faktor yang memunculkan hasil budidaya tambak tidak optimal, salah satu gosip strategis adalah terbatasnya pengetahuan dan teknologi budidaya yang dimiliki bagi para petani tambak itu sendiri. Keterbatasan wawasan dan teknologi ini berakibat pada kesulitan mereka untuk bisa meningkatkan hasil buatan tambak persatuan luas. Hal ini menjadi cermin bagi petugas perikanan dalam penyebarluasan atau penyuluhan bagi petani tambak. Beberapa kemungkinan penyebab kekurangan pengetahuan dan teknologi petani tambak yaitu :
  • Terbatasnya jumlah dan kapasitas pengetahuan tenaga pendamping yang dimilii oleh dinas terkait (dinas perikanan dan kelautan badan diklat dll) dalam melaksanakan penyuluhan budidaya di lapangan.
  • Kurangnya atau terputusnya koordinasi dari instansi terkait dalam melaksanakan sosialisasi setiap teknologi gres yang dihasilkan.
  • Secara lazim petani tambak mempunyai keengganan untuk mendapatkan teknologi baru, yang belum dipraktekan atau dilihat secara langsung oleh petani di daerah kawasan bisnisnya. Hal ini disebabkan lantaran adanya cemas dan keraguan mengenai tepat tidaknya teknologi tersebut dalam memajukan produktivitas usahanya.

Adapun faktor-faktor yang mendukung produktivitas perikanan budidaya antara lain :
  • Potensi sumber daya perikanan budidaya cukup besar dengan aneka jenis ikan dan biota air laut maupun air tawar bernilai irit (udang, ikan, rumput laut, dll) yang memungkinkan untuk dibudidayakan.
  • Lahan untuk perjuangan budidaya yang terhampar luas di wilayah indonesia.
  • Sumber daya manusia serta tenaga kerja yang relatif banyak dan murah.
Aspek Pasar
Dalam melakukan bisnis ini memang cukup menguntungkan dipasaran, tetapi juga banyak mengambil resiko Permintaan negara konsumen sewaktu ini sungguh menekankan keamanan pangan (food safety), sehingga mengharuskan buatan udang bebas dari materi-materi yang berbahaya. Setelah udang meraih ukuran konsumsi dengan harga pasar yang elok harga jual udang tergantung size ukuran dan tiap waktu harga bisa berubah sesuai ukuran atau size yang diperlukan pasar sehingga petambak mesti mengikuti perubahan harga pasar udang berdasar size atau ukuran waktu akan melaksanakan panen untuk menerima nilai jual yang tinggi. Selain itu mutu udang pun mesti dijaga agar mutu udang tetap tersadar sehingga tidak menurunkan harga pada dikala dijual. 

Banyak faktor teknis yang harus diperhitungkan pasar dan mesti dipertimbangkan dalam pelaksanaan panen. 
  • Mengangkut udang dari tambak segera untuk dibersihkan.
  • Membilas udang dengan air tawar dan higienis.
  • Mematikan udang dengan air es.
  • Memilih udang berdasarkan ukuran dan mutu
  • Sesegera mungkin menimbang udang
  • Memberi es pada udang yang sudah dipilah dengan berselang masing-masing setebal 10cm.

Dengan cara diatas penurunan mutu dan rasa udang hampir sama tidak terjadi dan pembeli dari dalam atau mancanegara pun akan menghargainya dengan memberi harga yang tinggi.

Aspek Operasional
Aspek operasional merupakan prosedur baku yang menjadi pegangan bagi pembudidaya untuk bisa menerapkan metode/aturan yang ada dengan semestinya. Standar operasional mekanisme yakni tuntunan yang sudah teruji dan menjadi keperluan yang seharusnya dalam menjalankan proses bikinan yang di terapkan. Pernyataan dengan benar dan tepat waktu yaitu berusaha optimal untuk tidak melakukan penggeseran atau mengalihkan ketentuan yang ada dalam SOP tersebut. Sebagai konsekuensi yang menjadi tanggung jawab yakni melakukan secara konsisten seluruh kaedah yang sudah tertulis dalam SOP dan menyempurnakan/memperbaiki segala bentuk ketidak sesuaian yang tidak terjadi selama dalam pelaksanaan proses bikinan.

Tersedianya akomodasi dan prasarana yang cukup dengan jangkauan yang mudah dan ketersediaan akomodasi budidaya yang cukup dan lengkap serta tidak banyak mengalami kesusahan untuk mendapatkanya yakni menjadi salah satu syarat yang tidak mampu lagi di tunda dalam proses bikinan. Demikian pula halnya bangunan baik permanen maupun tidak serta prasarana lainya yang mendukung dalam kelancaran proses bikinan dan penjualan hasil. Peningkatan etos kerja penerapan biosekurirti dan koordinasi mutualistis antar pembudidaya. Kegigihan petambak selaku pelaku budidaya niscaya tidak di sangsikan lagi akan keuletan dan kerja kerasnya alasannya rasa mempunyai dan rasa tanggung jawab sudah harus melekat dalam kehidupanya guna menjaga dan ingin menjangkau berhasil atas upaya yang dilakukanya untuk meraih kesejahteraan yang lebih baik. 


Penerapan biosekuriti ialah salah satu penggalan kegiatan untuk melindungi segala upaya yang dilaksanakan selama dalam proses produksi maupun pada kala tidak berproduksi. Salah satu yang dimaksud dalam kerjasama yang menguntungkan antar pembudidaya ini ialah seberapa besar upaya yang dilakukan untuk mempertahankan supaya keadaan mutu lingkungan yang menjadi milik bersama (open access) mirip susukan utama dan kanal sekunder pada kondisi yang anggun.

Proses Pengolahan Tambak
Pengelolaan tambak termasuk didalamnya ialah persiapan tambak, jenis/tipe konstruksi kolam, kondisi topografi, iklim, akomodasi dan prasarana penunjung kolam lainnya. Tambak mampu dibangun kalau memenuhi syarat yang paling utama yakni sudah dibuatnya bendungan selaku wilayah penampungan air yang berasal dari air maritim serta mempunyai fasilitas kanal air yang membuat lebih gampang penambahan air maupun pembuangan air pada waktu panen. Tahap yang dilakukan selama persiapan lahan adalah :

Pencangkulan dan pembalikan tanah
Bertujuan untuk membebaskan senyawa dan gas beracun sisa budidaya hasil dekomposisi materi organik baik dari pakan maupun dari kotoran. Selain itu dengan menjadi gemburnya tanah dan aerasi akan berlangsung dengan baik sehingga kesuburan lahan akan meningkat.

Pengapuran
Selama budidaya udang memerlukan keadaan keasaman yang stabil ialah pada pH 7-8 untuk mengembalikan keasaman tanah pada kondisi tersebut maka dijalankan pengapuran alasannya yaitu penimbunan dan pembusukan materi organik selama budidaya sebelumnya menurunkan pH tanah porsi yang digunakan yakni 400 kg/ha.

Pemupukan
Fungsi utama pemupukan yaitu menunjukkan unsur hara yang diinginkan bagi perkembangan pakan alami dan memperbaiki struktur tanah serta menghalangi perembesan air pada tanah-tanah yang tidak kedap air (porous). Penggunaan TON untuk pemupukan tanah dasar kolam sungguh sempurna alasannya yakni TON yang mengandung unsur-unsur mineral penting dan asam-asam organik utama menyampaikan bahan-materi yang diharapkan untuk kenaikan kesuburan lahan dan kemajuan plankton. Dosis pemupukan TON ialah 5 botol/ha atau 25 gr/100 m2. Selain pupuk TON ini juga di gunakan pupuk urea dengan takaran 320 – 350 kg/ha. Pengelolaan air setelah dilaksanakan pemupukan dengan TON air dimasukkan hingga setinggi 10-20 cm kemudian dibiarkan beberapa hari untuk menumbuhkan bibit-bibit plankton. Air dimasukkan hingga setinggi 80 cm atau menyesuaikan dengan kedalaman kolam.

Pembangunan dan pengembangan tambak untuk budidaya udang windu semestinya tidak mengarah ke tepi pantai menyusuri maritim dan sungai atau melalui kanal air utama alasannya adalah lokasi tersebut riskan terkena arus laut atau ombak bila terjadi gelombang besar dan riskan terkena banjir. Idealnya pembangunan tambak dijalankan di bab belakang green belt (zona penyangga) yang berupa mangrove dengan lebar minimum 200 meter dari bibir pantai. Hutan bakau berfungsi selaku pelindung terhadap pengikisan, pengikisan dan tiupan angin kencang yang mau mengusik akomodasi pendukung tambak.

Dasar tambak merupakan bab terbesar dari sebuah petakan dan secara langsung di gunakan selaku kawasan hiudp dan kawasan mencari makan udang. Dengan demikian kondisi tanah dasar tambak harus selalu prima sepanjang pemeliharaannya idealnya tanah dasar tambak bisa kering pada di saat tertentu contohnya dikala persiapan tambak lazimnya tanah dasar tambak yang sulit di keringkan tidak sempat teroksidasi sehingga penguraian bahan organik seperti sisa pakan atau kotoran udang tidak berjalan tepat. Penguraian materi organik yang tidak sempurna ini meyebabkan terjadinya reaksi kimia yang menciptakan zat beracun mirip amoniak atau asam sulfida. Zat beracun tersebut mampu mengancam kehidupan udang sebab itu posisi tanah dasar tambak mesti lebih tinggi dari posisi dasar jalan masuk (minimum 50 cm) sehingga air mudah mengalir ke luar.

Tanah datar yang letaknya berada erat pantai sangat sesuai untuk lokasi tambak pada tanah yang bergelombang semestinya dibuat datar apalagi dulu tanah yang paling baik yakni tanah paya-paya (jenis tanah yang berawa-rawa) yang dekat laut dan muara sungai. Daerah ini jarang mengalami kekeringan dan mempunyai kepingan hara yang cukup tinggi, tanah yang digunakan untuk lokasi tambak dicari di tempat yang masih berada di daerah pasang surut. Ketinggian seluruh daerah itu dihentikan melampaui tinggi permukaan air pasang tertinggi dan juga dilarang kurang (lebih rendah) dari permukaan air surut terendah. Untuk membuat tambak ketinggiannya mesti diadaptasi dengan perbedaan pasang surut.


Menyiapkan Benih (Benur)
Benur/benih udang bisa didapat dari tempat pembenihan (Hatchery) atau dari alam. Di alam terdapat dua macam golongan benih udang windu (benur) berdasarkan ukurannya, ialah :

a) Benih yang masih halus, yang disebut post larva.
Terdapat di tepi-tepi pantai. Hidupnya bersifat pelagis, yakni berenang bersahabat permukaan air. Warnanya coklat kemerahan. Panjang 9-15 mm. Cucuk kepala lurus atau sedikit melengkung mirip abjad S dengan bentuk keseluruhan mirip jet. Ekornya membentang ibarat kipas.

b) Benih yang sudah besar atau benih bernafsu yang disebut juvenil.
Biasanya sudah memasuki muara sungai atau jalan masuk. Hidupnya bersifat benthis, yakni suka berdiam dekat dasar perairan atau kadang menempel pada benda yang terendam air. Sungutnya berbelang-belang selangseling coklat dan putih atau putih dan hijau kebiruan. Badannya berwarna biru kehijauan atau kecoklatan hingga kehitaman. Pangkal kaki renang berbelang-belang kuning biru.

Cara Penangkapan Benur: 

a) Benih yang halus ditangkap dengan memakai alat belabar dan seser.
  • Belabar yakni rangkaian memanjang dari ikatan-ikatan daun pisang kering, rumput-rumputan, merang, atau pun materi-materi yang lain.
  • Kegiatan penangkapan dijalankan apabila air pasang.
  • Belabar dipasang tegak lurus pantai, dikaitkan pada dua buah patok, sehingga terayun-ayun di permukaan air pasang.
  • Atau hanya diikatkan pada patok di salah satu ujungnya, sedang ujung yang lain ditarik oleh si penyeser sambil dilingkarkan mendekati ujung yang terikat. Setelah lingkaran cukup kecil, penyeseran dijalankan di sekeliling belabar.
b) Benih garang ditangkapi dengan alat seser pula dengan cara langsung diseser atau dengan alat bantu rumpon-rumpon yang dibuat dari ranting pohon yang ditancapkan ke dasar perairan. Penyeseran dilaksanakan di sekeliling rumpon.

Pembenihan secara alami dijalankan dengan cara mengalirkan air bahari ke dalam tambak. Biasanya dijalankan oleh petambak tradisional. Benih udang/benur yang didapat dari pembibitan haruslah benur yang bermutu baik. Adapun sifat dan ciri benur yang berkualitas baik yang didapat dari tempat pembibitan yakni:
  • Umur dan ukuran benur mesti seragam.
  • Bila dikejutkan benur sehat akan melentik.
  • Benur berwarna tidak pucat.
  • Badan benur tidak bengkok dan tidak cacat.


Penebaran Benur
Tebar benur dijalankan setelah air jadi, yakni sesudah plankton meningkat yang ditandai dengan kecerahan air kurang lebih 30-40 cm. Penebaran benur dilakukan dengan hati-hati, alasannya ialah benur masih lemah dan gampang putus asa pada lingkungan yang gres. Tahap penebaran benur ialah :
  • Adaptasi suhu. Plastik wadah benur direndam selama 15 30 menit, biar terjadi adaptasi suhu antara air di kolam dan di dalam plastik.
  • Adaptasi udara. Plastik dibuka dan dilipat pada kepingan ujungnya. Biarkan terbuka dan terapung selama 15 30 menit semoga terjadi pertukaran udara dari udara bebas dengan udara dalam air di plastik.
  • Adaptasi kadar garam/salinitas. Dilakukan dengan cara memercikkan air tambak ke dalam plastik selama 10 menit. Tujuannya biar terjadi percampuran air yang berbeda salinitasnya, sehingga benur mampu menyesuaikan dengan salinitas air tambak.
  • Pengeluaran benur. Dilakukan dengan memasukkan sebagian ujung plastik ke air tambak. Biarkan benur keluar sendiri ke air tambak. Sisa benur yang tidak keluar sendiri, mampu dimasukkan ke tambak dengan hati-hati/perlahan.

Pemeliharaan
Pada permulaan budidaya, sebaiknya di wilayah penebaran benur disekat dengan waring atau hapa, untuk mempermudah santunan pakan. Sekat tersebut dapat diperluas sesuai dengan pertumbuhan udang, sesudah 1 minggu sekat dapat dibuka. Pada bulan pertama yang diamati mutu air mesti senantiasa stabil. Penambahan atau pergantian air dikerjakan dengan hati-hati alasannya udang masih rentan kepada pergantian kondisi air yang drastis. Untuk mempertahankan kestabilan air, setiap penambahan air baru diberi perlakuan TON dengan dosis 1 – 2 botol TON/ha untuk menumbuhkan dan menyuburkan plankton serta menetralkan materi-materi beracun dari luar tambak.

Mulai umur 30 hari dilaksanakan sampling untuk mengetahui pekembanghan udang melalui pertambahan berat udang. Udang yang wajar pada umur 30 hari sudah mencapai size (jumlah udang/kg) 250-300. Untuk berikutnya sampling dilakukan tiap 7-10 hari sekali. Produksi materi organik terlarut yang berasa dari kotoran dan sisa pakan sudah cukup tinggi, oleh alasannya itu sebaiknya air diberi perlakuan kapur Zeolit setiap beberapa hari sekali dengan dosis 400 kg/ha. Pada setiap perubahan atau penambahan air gres tetap diberi perlakuan TON.

Mulai umur 60 hari ke atas, yang mesti diamati yakni administrasi kualitas air dan kendali terhadap keadaan udang. Setiap menunjukkkan keadaan air yang jelek (ditandai dengan warna keruh, kecerahan rendah) secepatnya dilaksanakan perubahan air dan perlakuan TON 1-2 botol/ha. Jika fokus materi organik dalam tambak yang kian tinggi, menimbulkan kualitas air/lingkungan hidup udang juga kian menurun, karenanya udang mudah mengalami stres, yang ditandai dengan tidak inginmakan, kotor dan diam di sudut-sudut tambak, yang mampu menjadikan terjadinya kanibalisme.


Pakan Udang
Pakan udang ada dua macam, ialah:
  • Pakan alami yang berisikan plankton, siput-siput kecil, cacing kecil, anak serangga dan detritus (sisa hewan dan tumbuhan yang membusuk).
  • Pakan buatan berbentukpelet. Pada budidaya yang semi intensif terlebih intensif, pakan buatan sangat diharapkan. Karena dengan padat penebaran yang tinggi, pakan alami yang ada tidak akan cukup yang menimbulkan perkembangan udang terhambat dan akan muncul sifat kanibalisme udang.

Pelet udang dibedakan dengan penomoran yang berlainan sesuai dengan pertumbuhan udang yang normal.
  • Umur 1-10 hari pakan 01
  • Umur 11-15 hari adonan 01 dengan 02
  • Umur 16-30 hari pakan 02
  • Umur 30-35 gabungan 02 dengan 03
  • Umur 36-50 hari pakan 03
  • Umur 51-55 gabungan 03 dengan 04 atau 04S. (bila memakai 04S, diberikan sampai umur 70 hari).
  • Umur 55 hingga panen pakan 04, kalau pada umur 85 hari size rata-rata menjangkau 50, digunakan pakan 05 hingga panen.

Kebutuhan pakan awal untuk setiap 100.000 ekor yakni 1 kg, selanjutnya tiap 7 hari sekali ditambah 1 kg hingga umur 30 hari. Mulai umur tersebut dilaksanakan cek ancho dengan jumlah pakan di ancho 10% dari pakan yang diberikan. Waktu angkat ancho untuk size 1000-166 yakni 3 jam, size 166-66 adalah 2,5 jam, size 66-40 yaitu 2,5 jam dan kurang dari 40 yakni 1,5 jam dari santunan.

Untuk mengembangkan pertumbuhan udang, perlu penambahan nutrisi lengkap dalam pakan. Untuk itu, pakan mesti diaduk dengan VITERNA Plus dan POC NASA yang mengandung mineral-mineral penting, protein, lemak dan vitamin dengan dosis 5 cc/kg pakan untuk umur dibwah 60 hari dan sesudah itu 10 cc/kg pakan hingga panen.

Persiapan Sebelum Pelaksanaan Panen
Sebelum melaksanakan panen ada beberapa pertimbangan yang perlu diamati dalam rangka membuat udang yang bermutu baik. Pada saat perlakuaan pra-panen hal itu mencakup membersihkan tambak dari kotoran dan sampah mirip tritip pada ketika melaksanakan penangkapan atau penjaringan. Cacat pada udang akan menurunkan mutu dan harga udang maka mesti dibersihkan tambak dari lumpur, sampah dan lumut. Untuk itu mampu dilakukan siphon satu ahad sebelum panen usahakan udang tidak dalam kondisi soft sheel lantaran akan mempengaruhi harga udang tersebut.

Adapun kegiatan yang harus dilaksanakan pada sewaktu antisipasi tambak yang akan dipanen yakni :
  • Pemeriksaan Sarana dan Prasarana Panen.
  • Pastikan sarana dan prasarana panen tersedia dengan kondisi baik dan tentukan terusan Sub Inlet terisi air penuh untuk digunakan mencuci udang.
  • Pemeriksaan Sisa Pakan di Gudang Petambak.
  • Pastikan sisa pakan di gudang petambak 1 hari sebelum panen dan buatkan bukti retur yang ditandatangani oleh petambak dan Team Aquaculture.
  • Pemeriksaan Kondisi Udang.
  • Lakukan pemeriksaan kondisi adang 1 hari sebelum panen untuk memutuskan bahwa udang tidak moulting lakukan penundaan panen bila didapatkan udang Moulting 5%.
  • Pengaturan Ketinggian Air.
  • Sebelum panen dijalankan rencana panen mesti sudah disusun dengan baik Harvesting Team akan menghubungi supervesor dan petambak untuk mempersiapkan panen. Dalam hal ini petambak mulai melakukan pengaturan ketinggian air agar sesuai dengan kriteria ketinggian air untuk proses panen.

Panen
Udang dipanen disebabkan lantaran tercapainya bobot panen (panen wajar ) dan alasannya terserang penyakit (panen emergency). Panen wajar umumnya dilaksanakan pada umur kurang lebih 120 hari, dengan size wajar rata-rata 40 – 50. Sedang panen emergency dijalankan kalau udang terserang penyakit yang ganas dalam skala luas (misalnya SEMBV/bintik putih). Karena bila tidak secepatnya dipanen, udang akan habis/mati.


Udang yang dipanen dengan syarat kualitas yang baik yaitu yang berukuran besar, kulit keras, higienis, licin, bersinar, alat badan lengkap, masih hidup dan segar. Penangkapan udang pada dikala panen dapat dilaksanakan dengan jala tebar atau jala tarik dan diambil dengan tangan. Saat panen yang bagus yaitu malam atau dini hari, biar udang tidak terkena panas sinar matahari sehingga udang yang sudah mati tidak cepat menjadi merah/rusak.

Pasca Panen
Beberapa hal yang penting yang perlu diperhatikan dalam penanganan pasca panen :
  • Alat-alat yang digunakan mesti higienis.
  • Penanganan mesti cepat, cermat, dan hati-hati.
  • Hindarkan terkena sinar matahari pribadi.
  • Cucilah udang dari kotoran dan lumpur dengan air bersih.
  • Masukkan ke dalam keranjang, baskom, atau tong, dan siram dengan air bersih.
  • Selalu menggunakan es batu untuk mendinginkan dan mengawetkan udang.
  • Selain didinginkan dapat juga direndam dalam larutan NaCl 100 ppm untuk mengawetkan udang pada temperatur kamar dan untuk membunuh kuman pembusuk mirip : Salmonella, Vibrio, Staphylococcus.
Demikian Artikel singkat perihal sekilas teknis budidaya udang windu, semoga berfaedah!!




Referensi :
mesti di isi/search?q=budidaya-udang-windu
https://nurhasanaquacultur.wordpress.com/2015/02/17/budidaya-udang-windu/

Tag post : budidaya udang windu, cara budidaya udang windu, budidaya udang windu dengan pakan alami, budidaya udang windu di tambak, budidaya udang windu air tawar, cara budidaya udang windu di kolam terpal, budidaya udang windu di kolam terpal, panduan budidaya udang windu, budidaya udang windu tradisional plus. budidaya udang windu pdf, budidaya udang windu tradisional, makalah budidaya udang windu, budidaya udang windu intensif, cara budidaya udang windu secara tradisional, teknik budidaya udang windu. cara budidaya udang windu air tawar, budidaya udang windu secara intensif, budidaya udang windu tambak tradisional, contoh tawaran perjuangan budidaya udang windu, cara budidaya udang windu di tambak