Udang vaname diketahui mempunyai nama ilmiah yakni penaeus vannamei. Udang jenis ini mempunyai 2 gigi pada tepi rostrum pada serpihan ventral dan 8 – 9 gigi pada penggalan tepi rostrum bab dorsal. Penaeus vannamei mempunyai toleransi salinitas ialah dari 2 – 40 ppt tetapi akan berkembang cepat pada salinitas yang lebih rendah dikala lingkungan dan darah isoosmotik.
Kondisi udang yang mampu hidup dengan salinitas yang sungguh tinggi ini kemudian menimbulkan beberapa pembudidaya menjajal melaksanakan budidaya udang vaname di air tawar melalui proses aklimatisasi dan dalam prosesnya sukses dilakukan budidaya udang vaname pada salinitas rendah yaitu pada salinitas 2 ppt.
Budidaya udang vaname di air tawar mempunyai beberapa kelebihan diantaranya menghemat risiko udang terserang penyakit yang disebabkan oleh virus dan bakteri yang banyak menginfeksi udang di perairan air payau. Harus dipahami bahwa yang dimaksud dengan air tawar disini yakni air tawar yang mengandung sedikit garam. Jadi bukan air tawar murni mirip budidaya air tawar kebanyakan. Budidaya udang vaname dengan air tawar maksudnya air tawar yang masih mengandung kadar garam tetapi sedikit dan salinitasnya mendekati kondisi air tawar yakni 2 ppt tersebut di atas.
Udang vaname yakni udang yang berasal dari wilayah sub tropis akan tetapi alasannya yakni daya tahan udang ini yang cukup hebat udang ini juga mampu dikembangkan di daerah tropis menyerupai Indonesia dengan teknik budidaya yang tepat. Ada beberapa kiat yang dapat anda gunakan untuk membudidayakan udang ini.
Persiapan Tambak
Pertama dilakukan proses pengeringan tambak selama 7-10 hari sampai tanah tampakpecah-pecah untuk memutus siklus hidup pathogen dan mengurai gas beracun H2S. Setelah itu dilaksanakan proses pembalikan tanah biar fitoplankton mampu berkembang sebagai pakan alami udang vaname. Perlu juga dijalankan pengukuran pH air kalau pH kurang dari 6,5 maka perlu dijalankan proses pengapuran.
Pemupukan dan Pengisian Air
Pemupukan dijalankan sehabis proses pengeringan dan pengapuran, pupuk yang digunakan ialah pupuk Urea 150 kg/ha dan pupuk kandang 2000 kg/ha. Setelah itu dilaksanakan pengisian air dengan kedalaman 1 m atau kurang di petak pembesaran. Biarkan air selama 2-3 minggu hingga siap untuk proses berikutnya yakni penebaran bibit udang vaname.
Pemilihan Benih
Pemilihan bibit untuk budidaya udang vaname mesti dikerjakan dengan selektif, mudah-mudahan dikala pemeliharaan dan juga kemajuan udang nantinya bisa tumbuh dengan baik dan seragam. Benih yang digunakan dalam cara budidaya udang vaname ini yakni benih jenis PL10-PL12 yang mendapatkan sertifikasi SPF (Specific Pathogen Free). Benih mesti tampak manis tanpa cacat mempunyai ukuran seragam, berenang melawan arus, insang sudah meningkat dan usus terlihat terang.
Penebaran Benih
Sebelum ditebar benih udang vaname perlu melalui proses aklimitasi alasannya hal ini sangat berpengaruh pada daya tahan udang ini saat proses pembenihan dan pemeliharaan. Caranya menyiram kantung tempat benih dengan air tambak dan diapungkan ditambak selama 15-20 menit. Setelah itu dibuka dan dimiringkan pelan-pelan supaya benih udang keluar dan benih udang vaname seharusnya ditebar pada siang hari.
Pemberian Pakan
Pakan yang umum diusulkan pada panduan cara ternak udang di Indonesia yakni pelet yang mengandung 30% protein. Jumlah pakan yang diberikan dipengaruhi oleh umur udang atau menggunakan pemikiran ABW. Pemberian pakan dilaksanakan sebanyak 4-5 kali sehari. Selain umur banyaknya pakan dipengaruhi oleh kondisi tanah tambak mutu air dan tingkat kesehatan udang.
Pemeliharaan
Langkah pemeliharaan pertama yakni kontrol tingkat salinitas, salinitas air yang bagus yaitu 10-25 ppt. Selain itu pemeriksaan pH air dan tanah secara bersiklus jika kurang dari 7,5 maka perlu dijalankan proses pengapuran komplemen. Sebelum udang berumur 60 hari perlu juga diperiksa tinggi air dan dilaksanakan pengisian air dengan salinitas yang disebutkan diatas kalau air kurang alasannya proses penguapan.
Pengendalian Hama
Hama yang menyerang tambak udang vaname lazimnya yakni binatang-binatang yang hidup disekitar tambak seperti burung, ketam, ikan liar dan pengerek. Untuk ketam dan pengerek yang biasanya melubangi pematang disekitar tambak dan kita bisa memasang pagar plastik untuk menghalangi hewan ini masuk. Ikan liar bisa dibasmi dengan saponin sedangkan burung kita perlu mengendalikan tambak sesering mungkin.
Pengendalian Penyakit
Pengendalian penyakit yang tepat dilakukan serentak dengan proses pembibitan dan pemeliharaan. Bila kita melakukan proses pemeliharaan dengan baik maka penyakit tidak akan menyerang udang. Selain itu kita juga perlu melaksanakan pemeriksaan fisik udang dan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) dilaboratorium semoga penyakit udang yang menyerang bisa terdeteksi.
Pemanenan
Proses pemanenan dijalankan setelah udang vaname berumur 120 hari dan menjangkau berat yakni 50 ekor/kg. Bila udang telah meraih berat tersebut sebelum 120 hari maka pemanenan bisa dilaksanakan. Pemanenan dilakukan pada waktu malam hari untuk menjaga mutu udang 2-4 hari. Sebelum pemanenan tambak diberi kapur dolomite 80 kg/ha dan menjaga ketinggian air untuk menghalangi proses molting. Bila kita melakukan teknik beternak udang vaname dengan benar maka hasil yang kita dapatkan akan sungguh memuaskan.
Referensi :
https://infishta.com/blogs/cara-budidaya-udang-vaname
https://nurhasanaquacultur.wordpress.com/2015/05/22/budidaya-udang-vaname/
Gambar : Search Google Picture