Thursday, 21 October 2021

Sekilas Tehnik Budidaya Ikan Hias Manfish (Pterophylum Scalare)

Salah satu komoditas ikan hias air tawar yang berpotensi dikembangkan ialah ikan manfish (Pterophylum scalare) yang merupakan salah satu jenis ikan hias air tawar yang disenangi oleh para pecinta ikan hias alasannya adalah bentuknya sungguh indah sehingga ikan ini banyak diminati. Ikan manfish terdiri dari banyak sekali strain. Masing-masing strain memiliki perbedaan yang khas antar satu dengan lainnya. Teknik pembenihan ikan manfish relatif gampang sehingga ikan ini banyak dibudidayakan oleh para pembudidaya ikan hias. 
 
 
Pemilihan Lokasi Hatchery
Memilih lokasi yang ideal tidak dapat asal-asalan alasannya yakni menyangkut uang dan kelangsungan usaha. Berikut ini beberapa hal yang pantas diamati dalam menentukan lokasi hatchery.  
 
Aspek Sosial Ekonomi
Dari faktor ekonomi usaha hatchery haruslah menguntungkan, tanpa mengesampingkan lingkungan sekitarnya (aspek sosial). Maksudnya walaupun usaha hatchery menguntungkan, tetapi mesti dijaga biar masyarakat sekitarnya tidak merasa dirugikan jawaban pembuangan air bekas yang sembarangan dan sebagainya. Untuk itu ada beberapa faktor ekonomi dan social yang perlu diamati. 
 
A. Dekat kawasan pengembangan pmbudidaya
Bila unit hatchery erat dengan tempat pengembangan budidaya, laba yang didapat merupakan soal pemasaran hasil buatan (benih). Jarak hatchery ke lokasi pengembangan kebijaksanaan daya maksimum 8 jam agar benih tidak tertekan atau mati. 
 
B. Mendukung akal pembangunan
Negara kita ialah Negara hokum, maka kehadiran hatchery mesti mengikuti peraturan pemerintah setempat. Oleh alasannya adalah itu, sebelum membangun hatchery perlu menelepon Dinas Perikanan untuk meminta usulankelayakan perjuangan. Kalau mampu dikembangkan, pembenih secepatnya mengorganisir SIUP (Surat Izin Usaha Perikanan) untuk kelancran usahanya. 
 
C. Dekat sumber listrik
Sumber energy listrik dalam unit hatchery mampu diumpamakan selaku jantung insan. Tanpa energy listrik, acara operasional pembenihan tidak berjalan sesuai planning. Energy listrik dipakai selaku aktivis blower, pompa celup, dan penerangan. Karenanya tenaga listrik disalurkan selama 24 jam. Sumber energy listrik diperoleh dari mesin genset atau PLN. Namun yang bagus didatangkan dari PLN kalau ditinjau dari tegangannya maupun kebersihannya. Jika dipakai genset akan timbul asap sisa pembakaran dan tumpuhan solar yang hendak mengusik kehidupan larva. 
 
D. Praktis mendapatkan air
Air mesti mudah didapatkan sebab air merupakan media sungguh penting bagi acara pembenihan. Air diperlukan untuk media pemeliharaan dan kebutuhan manusia sendiri. Air bisa diperoleh dari pedoman ledeng (PAM) maupun dengan jalan membuat sumur sendiri.

E. Dekat perkampungan
Dekat dengan perkampungan diperlukan tenaga kerja mudah didapatkan dengan upah normal. Yang dimaksud dengan tenaga kerja disini yakni tenaga kerja tidak tetap, umpamanya untuk membuat kolam. Disamping itu, dari sisi keamanan pun akan terjamin. 

Aspek Teknis
Persiapan sarana dan prasarana
Untuk melakukan usaha pembenihan ikan manfish mutlak dibutuhkan akomodasi dan prasarana yang memadai. Dibawah ini ialah sarana dan prasarana yang diperlukan dalam pembenihan ikan manfish :
1. Bangunan hatchery, yang dipakai untuk pembenihan ikan manfish supaya terkontrol.
2. Sumber air ; air yang dipakai untuk pembenihan mampu berasal dari air sumur maupun PDAMdengan peryaratan air mengandung ph 6,5- 7,5, oksigen terlarut 6-8 ppm dan nilai dH 4.
3. Pompa air ; dipakai untuk mendistribusikan air.
4. Blower ; digunakan untuk menyuplai kebutuhan oksigen terlarut dalam akuarium yang dipasang secara paralel.
5. Bak penampungan permanen ; dugunakan selaku wadah penampungan air untuk menetralkan air yang berasal dari sumbernya sehingga kualitasnya sesuai untuk media hidup ikan.
6. Instalasi listrik ; digunakan untuk mengoperasikan pompa, blower, serta penerangan.
7. Freezer ; selaku penyimpan pakan pakan beku (cacing darah dan daphnia) biar tetap abadi.
8. Akuarium ; digunkan selaku media pemeliharaan induk, penetasan telur dan pemeliharaan larva.
  • Ukuran 100 x 60 x 60 cm
  • Ukuran 100 x 50 x 40 cm
  • Ukuran 50 x 50 x 40 cm 
  • Ukuran 20 x 20 x 15 cm
9. Peralatan perikanan penunjang
  • Seser :Untuk larva ikan atau makhluk renik yang lain mata jaringnya harus halus. Konstruksinya disesuaikan dengan ukuran, bentuk dan tempat hidupnya ikan hias.
  • Selang : Untuk mengeringkan atau mengisi air akuarium. Sebagai penyalur oksigen dari blower.
  • Alat Pembersih akuarium : Pisau pembersih beling (guillet, dll), watu magnit pembersih beling, sponge atau lap
  • Filter dengan pompa air : Berfungsi selaku pembersih air secara mekanis
  • Thermometer : sebagai pengukur suhu
  • Heater dan Thermostat : Berfungsi sebagai penghangat dan pengatur panas air dalam akuarium
  • pH meter : fungsinya mirip pengatur kadar garam cuma yang diukur yakni banyaknya kadar ion H dan OH (Hidroksil), dengan mengetahui pH mampu dikontrol dengan memperbesar basa atau asam sesuai dengan pH yang sempurna untuk ikan
  • Lampu listrik : Berfungsi sebagai penerangan ditempat gelap, berfungsi sebagai pemanas air.
  • Potongan paralon : Berfungsi sebagai tempat melekatkan telur manfish.
10. Pakan alami
11. Obat-obatan
12. Tenaga kerja, dan lain-lain.  
 
Seleksi induk
Ikan manfish dapat dijadikan induk setelah umurnya meraih 7 bulan dengan ukuran panjang ±7,5 cm. Untuk menjangkau hasil yang optimal, induk harus dipelihara dengan baik, antara lain dengan pertolongan pakan yang anggun mirip jentik nyamuk, cacing tubifex, atau chironomous dengan frekuensi santunan dua kali sehari (pagi dan sore) karena jenis-jenis pakan tersebut mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi sehingga akan mempercepat perkembangan gonad. 
 
 
Disamping pertolongan pakan alami juga perlu diseimbangkan dengan pakan bikinan yang mampu ditambah dengan vitamin C yang mau membuat lebih mudah dalam proses ovulasi.
Perbedaan induk jantan dan betina mampu dicirikan selaku berikut :
 
1. Ciri-ciri induk jantan antara lain :
  • Pada umur yang sama, ukuran badan induk jantan lebih besar dibandingkan dengan induk betina.
  • Kepala induk jantan terlihat agak besar dengan bab antara lisan ke sirip punggung berupa cembung.
  • Bentuk tubuh lebih ramping dibandingkan dengan ikan betina.
2. Ciri-ciri induk betina antara lain :
  • Ukuran badan yang lebih kecil.
  • Bentuk kepalanya yang lebih kecil.
  • Bagian perut yang lebih besar/gemuk serta tampakagak menonjol.
  • Bagian antara sirip punggung dan kepala membentuk garis lurus.
Induk yang siap dipijahkan dapat dilihat dari perut betinanya yang agak gendut. Penjodohan ini bisa dilaksanakan dengan beberapa cara, diantaranya : 
 
1. Cara pertama, Sebelum dipijahkan, induk manfish dipelihara secara missal (jantan dan betina) terlebih dahulu dalam 1 akuarium besar (ukuran 100 x 60 x 60 cm). Induk-induk ini akan memilih pasangannya sendiri, kemudian pasangan ini dipisahkan dari kelompoknya dan dimasukan ke akuarim sedang yang berukuran 50 x 50 x 40 cm.
 
2. Cara kedua, dengan memelihara induk secara massal (jantan dan betina) pada suatu akuarium, kemudian dibiarkan mencari pasangannya sendiri. Setelah semua menemukan pasangannya, bisa diberikan media penempel telur. Dengan penggunaan cara ini memiliki arti wadah pemeliharaan induk berfungsi selaku wadah pemijahan. 
 
3. Cara ketiga, penelusuran pasangan dapat dijalankan dengan cara menjodohkan manfish tanpa menunggu ikan berpasangan. Ketiga cara ini telah banyak dikerjakan dan ternyata produktivitasnya relatif sama. 
 
Namun untuk alasan teknis cara pertama dan ketiga merupakan cara yang umum dikerjakan dalam pembenihan ikan ini, karena penggunaan air gres bisa memberikan stimulus pada system syaraf ikan sehingga bisa membuatkan rangsangan untu memijah. 
 
Proses pemijahan
Pemijahan dilakukan di akuarium berskala 50 x 50 x 40 cm dengan ketinggian air ±30 cm. Akuarium dilengkapi dengan aerator untuk menyuplai oksigen. Ikan manfish akan menempelkan telurnya pada substrat yang halus, misalnya potongan pipa paralon, botol, serpihan porselen, pecahan beling, potongan genteng, seng, ataupun dinding akuarium yang sudah disiapkan/diposisikan dalam akuarium pemijahan. Karena ikan manfish condong menyukai situasi yang gelap dan tenang, maka pada dinding akuarium mampu ditempelkan kertas atau plastik yang berwarna gelap. Selama kurun pemijahan tersebut, induk tetap diberi pakan berbentukcacing tubifex, chironomous atau daphnia (kutu air). 
 
 
 
Untuk efektifitas pemijahan, seharusnya pemijahan dijalankan cuma satu pasang pada setiap akuarium. Induk manfish akan memijah pada malam hari. Pasangan mulai mendekati substrat dan membersihkan permukaan substrat secara bergantian menggunakan mulutnya, pasangan ini akan berenang naikturun yang berjalan sekitar 2-3 jam. Setelah final membersihkan substrat maka pasangan ini akan mulai menggesek-gesekan tubuhnya di bersahabat substrat sampai hasilnya induk betina mulai mengeluarkan telurnya dan menempelkannya pada permukaan substrat satu persatu secara beraturan dengan posisi perut menggesekan perut pada substrat, induk jantan menyongsong telur-telur tersebut dengan berenang sejajar substrat dan menyemprotkan spermanya untuk membuahi semua telur. Proses tersebut berlangsung berulang-ulang hingga seluruh telur keluar dan dibuahi, yang berjalan selama 2-3 jam. Jumlah telur yang dihasilkan setiap induk berkisar antara 600-1.000 butir.  
 
Penetasan telur
Setelah proses pemijahan selesai maka seharusnya telur yang melekat pada substrat secepatnya dipindahkan ke akuarium penetasan telur (berukuran 20 x 20 x 15 cm) untuk ditetaskan yang sebelumnya telah diaerasi selama 1-2 hari. Pada air media penetasan sebaiknya disertakan obat anti jamur, antara lain methyline blue dengan takaran 1 ppm. Peletakan akuarium pada tempat yang gelap dan jelas menghasilkan tingkat penetasan berlainan, dimana wilayah yang agak jelas tingkat penetasannya lebih tingi alasannya ialah tingkat perkembangan jamur relative rendah. Untuk mempertahankan kestabilan suhu, maka pada media penetasan telur tersebut dipakai water heater yang dipasang pada suhu 27-28 oC. Setelah 8-10 jam, telur yang semula bening kekuningan mulai berganti warna menjadi agak gelap dan dibagian dalamnya kelihatan ada bintik kecil kehitaman. Perkembangan embrio akan terus berjalan, sehingga 24-48 jam setelah pemijahan telur akan menetas dengan derajat penetasan telur (hatching rate) berkisar 70-90%. Larva akan bergerak-gerak, sebagian kecil ada yang lepas dari substrat dan jatuh ke dasar akuarium dan sebagian lagi menggantung pada substrat. Beberapa telur akan mulai ada yang berganti warna menjadi putih yang menadakan mulai wangi.  
 
Pemeliharaan larva
Bila proses penetasan sudah optimal maka substrat penempel telur diangkat, lalu telur yang tidak menetas dan terkena jamur disipon menggunakan selang yang kecil. Langkah selanjutnya yakni perawatan larva hingga berumur ±2 minggu. Perlu diamati bahwa umur 3-10 hari yaitu saat yang krtis bagi kelancaran hidup larva sebab yolk sak telah mulai habis dan burayak mulai beradaptasi dengan lingkungan dan makanan dari luar. 
 
Dalam pemeliharaan ikan hias biasanya memakai jenis-jeis pakan alami. Pemilihan pakan ini pastinya didasarkan pada banyak sekali pertimbangan. Penggunaan pakan alami diyakini relatif tidak membuat penurunaan mutu air pada akuarium lantaran sisa pakan yang tidak termakan oleh ikan tidak cepat membusuk, hal ini pasti dberbeda dengan penggunaan pakan buatan yang mudah wangi tanggapan terdegradasinya nutrient pakan dalam air sehingga mengakibatkan penurunan mutu air pemeliharaan. Alasan lain penggunaan pakan alami karena berbagai jenis yang senantiasa digunakan mempunyai nutrisi yan lebih baik dibandingkan pakan buatan yang tersedia di pasaran, kalaupun ada yang nutrisinya sangat bagus tetapi harganyapun relative lebih mahal. Disamping alasan diatas, penggunaan pakan alami untuk pemeliharaan ikan hias ini alasannya tersedianya pakan alami dialam yang cukup atau jikalau harus berbelanja harganyapun relatif murah ketimbang penggunaan pakan bikinan, bahkan ada beberapa pakan alami yang telah bisa dibudidayakan dengan simpel, sehingga menjamin ketersediaan pakan selama pemeliharaan, diantaranya : dhapnia, moina, rotifer, dan lain-lain. 
 
Pakan pemanis berbentukartemia atau kutu air mampu diberikan sehabis 3 hari hinggga umur ikan menjangkau 10 hari dengan frekuensi pertolongan dua kali sehari. Jenis pakan tersebut memiliki kandungan protein yang tinggi sehingga mampu mendukung dalam perkembangan ikan. Penggunaan pakan komplemen berupa kutu air ini dengan pendapatbahwa walaupun kutu air dewasa lebih besar dari kudapan ekspresi ikan tetapi reproduksi kutu air sungguh cepat sehingga anaknya bisa disantap burayak. 
 
 
 
Pada umur burayak mencapai 11 hari pakan embel-embel yang diberikan dapat berupa caing tubifek yang sudah diblender terlebih dahulu. Pemberian pakan ini mampu di campur dengan tubifek yang utuh/hidup. Pemberian pakan ini bisa dilakukan hingga ikan menmencapai umur15 hari. Disamping hal diatas, selama pemeliharaan larva perlu dikerjakan pengelolaan air, baik mutu maupun kuantitas dengan cara perubahan air dan pemasangan aeratoruntuk memasok oksigen terlarut.  
 
Pendederan
Setelah berumur ±2 minggu, benih tersebut bisa dilakukan penjarangan untuk kemudian dilaksanakan pendederan hingga ikan berumur satu bulan. Kegiatan pendederan ini dijalankan di dalam akuarium yang lebih besar (ukuran 100 x 50 x 40 cm) agar tidak terlalu padat dan dapat mempercepat kemajuan, padat tebarnya 70 ekor/m3. Selama pendederan ini pakan pemanis yang diberikan bisa berupa cacing tubifek utuh atau kutu air untuk mempercepat pertumbuhannya. Selai itu mutu dan kuantitas airpun senantiasa dijaga mudah-mudahan ikan mampu tumbuh dengan optimal. Kegiatan pendederan ini terus berlangsung hingga benih meraih umur satu bulan dengan ukuran yang diraih lazimnya berkisar 2-3 cm.
 
Penyakit dan penanggulangannya
Ikan manfish dimengerti cukup peka kepada serangan penyakit, untuk itu dibutuhkan pengelolaan secara baik dengan mempertahankan kualitas air dan jumlah pakan yang diberikan. Selama proses pemeliharaan yang berjalan selama 30 hari kerap kali terjadi banyak sekali penyakit, diantaranya velvet, jamur saprolegnia, dan white spot.

a. Velvet
Penyakit ini diakibatkan oleh benalu Oodinium dengan tanda-tanda ikan yang terjangkit terdapat selaput atau bercak kuning debu-debu di kulit atau sirip, ikan menggosok-gosokan tubuhnya ke substrat, frekuensi gerakan insang relative cepat dan lazimnya ikan tak inginmakan bahkan apabila parah akan mengakibatkan maut. Parasit ini dapat menular secara cepat ke ikan lainnya. Penanggulangan penyakit ini dengan perendaman menggunakan garam kristal 1,25 garam per liter air. Bila masih tetap belum sembuh memakai cuprisulfat dengan stok solusen 10 gram/liter porsi pemakaiannya 1 tetes per 5 liter air. Alternatif lain pengobatan ikan yang terkena penyaklit ini dengan perendaman menggunakan methyline blue 1% dengan stok solusen 10 gram/liter takaran pemakaiannya 10 ml/10 liter air.
 
b. White spot
Penyakit yang disebabkan oleh organisme renik bernama ichthyopthyrius multifilis ini sungguh cepat penularannya. Pada mulanya kelihatan bintik putih di kulit ikan kemudian menyerang sirip hingga ke insang. Berbeda dengan bintik putih yang disebabkan jamur, pada bintik putih ini tidak ada bangunan mirip benang atau serabut. Ikan yang terjangkit berat biasanya berenang di permukaan air dan menggosokan badannya ke substrat sehingga akan menimbulkan luka pada kulit atau insangnya, gerakan insangnya juga akan tampaklebih cepat. Apabila serangan bintik putih ini parah dan meluas keseluruh tubuhnya maka akan menimbulkan akhir hidup. Pengobatan ikan yang terjangkit bintik putih lewat perendaman menggunakan methyline blue dengan stok selusen 10 gram/liter dosis pemakaiannya 1 ml/10 liter air, alternatif lain dengan perendaman menggunakan cupri sulfat dengan stok solusen 10 gram/liter takaran pemakaiannya 1 tetes per 5 liter air.
 
c. Jamur saprolegnia
Jamur saprolegnia merupakan jamur yang umum menyerang segala macam ikan air tawar dalam segala tingkatan umur, mulai stadia telur hingga induk ikan. Biasanya penyakit ini merupakan bengkak sekunder tamat dari luka, serangan kuman, dan sebagainya. Gejala penyakit tanggapan jamur saprolegnia yakni adanya bangunan seperti kapas berwarna putih, cokelat, abu-bubuk atau kehijauan di kulit, sirip, telur, maupun di daerah yang lain. Penyebaran penyakit ini sangat cepat menular, bila tidak secepatnya dikerjakan maka akan menimbulkan ajal. Perendaman ikan yang terjangkit bisa lewat perendaman menggunakan methyline blue dengan stok selusen 10 gram/liter dosis pemakaiannya 1 ml/10 Pembenihan Ikan manfish (Pterophylum scalare) liter air atau dengan memakai malachite green dengan porsi yang sama dengan methyline blue.
 
Demikian pembahasan tentang sekilas tehnik budidaya ikan hias manfish (Pterophylum scalare). Sumber diangkut dari mesti di isi/search?q=pembenihan-ikan-manvis-pterophylum. Gambar, search google picture "ikan manfish, budidaya ikan manfish, pembagian terstruktur mengenai morfologi ikan manfish, pembenihan ikan manfish, pemijahan ikan manfish". Sekian, mudah-mudahan berfaedah dan mampu menambah pengetahuan kita!!. Terimakasih