Wednesday 13 October 2021

Budidaya Pembesaran Ikan Kakap Putih (Lates Calcarifer, Bloch) Di Keramba Jaring Apung

Indonesia mempunyai kesempatansumber daya perairan yang cukup besar untuk usaha budidaya ikan, tetapi usaha budidaya ikan kakap belum banyak meningkat , sedangkan di beberapa negara menyerupai: Malaysia, Thailand dan Singapura, perjuangan budidaya ikan kakap dalam jaring apung (floating net cage) di maritim sudah berkembang. Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer, Bloch) atau lebih dikenal dengan nama seabass/Baramundi merupakan jenis ikan yang memiliki nilai ekonomis, baik untuk memenuhi keperluan konsumsi dalam negeri maupun ekspor. Produksi ikan kakap di indonesia sebagian besar masih dihasilkan dari penangkapan di laut, dan cuma beberapa saja diantarannya yang telah di hasilkan dari usah pemeliharaan (budidaya). Salah satu faktor selama ini yang membatasi perkembangan usaha budidaya ikan kakap di indonesia yakni masih sulitnya pengadaan benih secara kontinyu dalam jumlah yang cukup.



BIOLOGI
Ikan kakap putih merupakan ikan yang memiliki toleransi yang cukup besar terhadap kadar garam (Euryhaline) dan merupakan ikan katadromous (dibesarkan di air tawar dan kawin di air laut). Sifat-sifat inilah yang mengakibatkan ikan kakap putih mampu dibudidayakan di laut, tambak maupun air tawar. Pada beberapa tempat di Indonesia ikan kakap putih dimengerti dengan beberapa nama seperti: pelak, petakan, cabek, cabik (Jawa Tengah dan Jawa Timur), dubit tekong (Madura), talungtar, pica-pica, beling-beling (Sulawesi). Ikan kakap putih termasuk dalam famili Centroponidae, secara lengkap taksonominya yakni sbb:
 
Phillum : Chordata
Sub phillum : Vertebrata
Klas : Pisces
Subclas : Teleostei
Ordo : Percomorphi
Famili : Centroponidae
Genus : Lates
Species : Lates calcarifer (Block)
 
Ciri-ciri morfologis antara lain yakni:
a. Badan memanjang, gepeng dan batang sirip ekor lebar.
b. Pada waktu masih burayak (umur 1 3 bulan) warnanya gelap dan sehabis menjadi gelondongan (umur 3 5 bulan) warnanya terperinci dengan potongan punggung berwarna coklat kebiru-biruan yang berikutnya bermetamorfosis keabu-abuan dengan sirip berwarna bubuk-bubuk gelap.
c. Mata berwarna merah cemerlang.
d. Mulut lebar, sedikit serong dengan geligi halus.
e. Bagian atas penutup insang terdapat lubang kuping bergerigi.
f. Sirip punggung berjari-jari keras 3 dan lemah 7 8. Sedangkan bentuk sirip ekor bulat. 

PEMILIHAN LOKASI
Sebelum kegiatan budidaya dijalankan apalagi dahulu diadakan penyeleksian lokasi. Pemilihan lokasi yang sempurna akan memilih keberhasilan usaha budidaya ikan kakap putih. Secara lazim lokasi yang bagus untuk acara usaha budidya ikan di bahari ialah kawasan perairan teluk, lagoon dan perairan pantai yang terletak diantara dua buah pulau (selat).
 
Beberapa patokan teknis yang mesti di penuhi untuk lokasi budidaya ikan kakap putih di bahari yaitu:
a. Perairan pantai/ maritim yang terlindung dari angin dan gelombang
b. Kedalaman air yang bagus untuk pertumbuhan ikan kakap putih berkisar antara 5 7 meter.
c. Pergerakan air yang cukup baik dengan kecepatan arus 20-40 cm/detik.
d. Kadar garam 27 32 ppt, suhu air 28 30 0C dan oksigen terlarut 7 8 ppm
e. Benih mudah diperoleh.
f. Bebas dari pencemaran dan mudah dijangkau.
g. Tenaga kerja cukup tersedia dan terampil. 

SARANA DAN ALAT BUDIDAYA
1) Sarana dan Alat
Pemeliharaan ikan kakap di maritim biasanya dilakukan dalam keramba jaring apung (floating net cage) dengan metoda operasional secara mono kultur. Secara garis besar keramba jaring apung berisikan beberapa bagian yakni:
a. Jaring
Jaring yang dibentuk dari bahan:
- Bahan: Jaring PE 210 D/18 dengan ukuran lebar mata 1 1,25”, guna untuk mempertahankan jangan hingga ada ikan peliharaan yang lolos keluar.
- Ukuran: 3 m x 3 m x 3 m
- 1 Unit Pembesaran: 6 jaring (4 terpasang dan 2 jaring cadangan)
b. Kerangka/Rakit: Kerangkan berfungsi sebagai tempat peletakan kurungan.
- Bahan: Bambu atau kayu
- Ukuran: 8 m x 8 m
c. Pelampung: Pelampung berpungsi untuk mengapungkan seluruh kemudahan budidaya atau barang lain yang diharapkan untuk kepentingan pengelolaan
- Jenis: Drum (Volume 120 liter)
- Jumlah: 9 buah.
d. Jangkar: Agar seluruh fasilitas budidaya tidak bergeser dari tempatnya jawaban dampak angin, gelombang digunakan jangkar.
- Jenis yang digunakan: Besi atau beton (40 kg).
- Jumlah : 4 buah
- Panjang tali : Minimal 1,5 kali ke dalam air
e. Ukuran benih yang hendak Dipelihara: 50-75 gram/ekor
f. Pakan yang dipakai: ikan rucah
g. Perahu : Jukung
h. Peralatan lain : baskom,serok ikan, keranjang, gunting dll. 

2) Konstruksi wadah pemeliharaan
Perakitan karamba jaring bisa dilaksanakan di darat dengan terlebih dahulu dilakukan pembuatan kerangka rakit sesuai dengan ukuran yang sudah ditentukan. Keangkan ditempatkan di lokasi budidaya yang sudah direntukan dan semoga tetap pada tempatnya (tidak terbawa arus) diberi jangkar sebanyak 4 buah.

Jaring apung apa yang sudah dibentuk berupa bujur sangkar pada kerangka rakit dengan cara mengikat keempat sudut kerangka. Cara pengikatan jaring mampu dilihat pada gambar dibawah.
 

Untuk bikin jaring semoga berupa bujur sangkar, maka pada sudut bab bawah jaring diberi pemberat mirip pada gambar  di bawah ini.


Untuk dapat mengikat bambu/kayu dengan mudah bisa dilihat pada gambar berikut :

OPERASIONAL BUDIDAYA
1) Metode Pemeliharaan 
Benih ikan yang sudah meraih ukuran 50-70 gram/ekor dari hasil pendederan atau hatchery, berikutnya dipelikara dalam kurungan yang sudah disiapkan. Penebaran benih ke dalam karamba/jaring apung dilaksanakan pada kegiatan sore hari dengan adaptasi apalagi dahulu. Padat penebaran yang ditetapkan ialah 50 ekor/m3 volume air.

Pemberian pakan dikerjakan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari dengan takaran pakan 8-10% botol total badan perhari. Jenis pakan yang diberikan merupakan ikan rucah (trash fish). Konversi pakan yang dipakai yaitu 6:1 dalam arti untuk menciptakan 1 kg daging dibutuhkan pakan 6 kg. Selama periode pemeliharan merupakan 5-6 bulan, dilaksanakan pembersihan kotoran yang melekat pada jaring, yang disebabkan oleh teritif, algae, kerang kerangan dll. Penempelan organisme sungguh menggangu pertukaran air dan mengakibatkan kurungan bertambah berat.

Pembersihan kotoran dijalankan secara periodik paing sedikit 1 bulan sekali dilaksanakan secara bersiklus atau dapat juga tergantung terhadap banyak sekurang-kurangnya organisme yang menempel. Penempelan oleh algae bisa ditanggulangi dengan memasukkan beberapa ekor ikan herbivora (Siganus sp.) ke dalam kurungan agar mampu mengkonsumsi algae tersebut. Pembersihan kurungan bisa dijalankan dengan cara menyikat atau menyemprot dengan air bertekanan tinggi. 

Selain pengelolaan terhadap fasilitas /jaring, pengelolaan terhadap ikan peliharaan juga tergolong kegiatan pemeliharaan yang mesti dijalankan. Setiap hari dilaksanakan pengontrolan terhadap ikan peliharaan secara terjadwal, guna untuk menyingkir dari sifat kanibalisme atau kerusakan fisik pada ikan. Disamping itu juga untuk menghindari terjadinya pertumbuhan yang tidak seragam karena adanya kompetisi dalam mendapatkan masakan. Penggolongan ukuran (grading) mesti dijalankan jikalau dari hasil pengontrolan tampakukuran ikan yang tidak seragam. Dalam melaksanakan pengontrolan, perlu disingkirkan jangan hingga terjadi frustasi.

2) Panen
Lama pemeliharan mulai dari awal penebaran hingga mencapai ukuran ± 500 gram/ekor diperlikan waktu 5-6 bulan. Dengan tingkat kelulusan hidup/survival rate sebesar 90% akan didapat buatan sebesar 2.250 kg/unit/kala budidaya. Pemanenan dijalankan dengan cara mengangkat jaring keluar rakit, kemudian dilakukan penyerokan.

3) Penyakit
Publikasi wacana penyakit yang menyerang ikan-ikan yang dibudidayakan di laut seperti ikan kakap putih belum banyak ditemui. Ikan kakap putih ini termasuk diantara jenis-jenis ikan teleostei. Ikan jenis ini kadang-kadang diserang virus, basil dan jamur. Gejala-gejala ikan yang terjangkit penyakit antara lain ialah, kurang nafsu makan, kelainan tingkah laris, kelainan bentuk badan dll.
 
Tindakan yang dapat dijalankan dalam mengantisipasi penyakit ini adalah:
a. menghentikan perlindungan pakan kepada ikan dan menggantinya dengan jenis yang lain;
b. memisahkan ikan yang terjangkit penyakit, serta meminimalkan kepadatan;
c. menawarkan obat sesuai dengan takaran yang sudah ditentukan.

SUMBER
Paket Teknologi Pembesaran Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer, Bloch) di Keramba Jaring Apung, Direktorat Jenderal Perikanan, Departemen Pertanian, 1994.




Tag post : kakap putih, ikan kakap putih, resep ikan kakap putih, gambar ikan kakap putih, harga ikan kakap putih, cara mancing kakap putih di siang hari, ciri ciri ikan kakap putih, olahan ikan kakap putih, bulan ekspresi mayoritas ikan kakap putih, masak ikan kakap putih, harga kakap putih, faedah ikan kakap putih, gambar rangkaian pancing kakap putih, umpan tiruan untuk ikan kakap putih, mancing kakap putih, mengapa ikan kakap putih bisa dibudidayakan di maritim maupun di tambak air payau, rangkaian pancing kakap putih di muara, habitat ikan kakap putih, umpan kakap putih, kakap putih laut