Saturday 23 October 2021

Tehnik Pembenihan Ikan Baung Secara Bikinan (Hemibagrus Nemurus)

Ikan Baung yakni jenis ikan masuk dalam marga Hemibagrus dan suku Bagridae. Persebaran ikan ini sungguh luas di India, Tiongkok selatan dan Asia Tenggara. Di beberapa daerah di Indonesia ikan ini memiliki nama lain diantaranya : ikan duri, baong, baon (Melayu), bawon (Betawi), senggal atau singgah (Sunda), tagih atau tageh (Jawa), niken, siken, tiken, tiken bato (Kalteng), dan lain-lain. Ikan baung ini masih berkerabat akrab dengan ikan lele.



Ikan baung yakni salah satu jenis ikan air tawar yang cukup diminati oleh penduduk sebab memiliki tekstur daging yang lembut, tebal tanpa duri halus dan berwarna putih. Tak heran jikalau banyak orang yang menjajal peruntungan untuk melakukan budidaya ikan baung ini. Jika anda ingin membudidayakan ikan baung ini, anda mesti tahu terlebih dahulu cara pembenihan ikan baung ini. Berikut cara pembenihan ikan baung:

Pemeliharaan Induk 
Pemeliharaan induk dijalankan di kolam induk yang berukuran 600 m2 dengan kedalaman air rata-rata 1 m dengan padat tebar 15 ekor /m2. Selama pemeliharaan induk diberikan pakan berprotein sekurang-kurangnya28% sebanyak 2% dari total Biomass/hari dengan frekuensi pinjaman pakan dua kali sehari yakni pada pagi hari dan sore hari.

Seleksi Induk
Pengecekan tingkat kematangan gonad induk betina yang siap pijah mampu dicirikan perut yang membesar dan lembek bentuk tubuh yang agak melebar dan pendek. Pada sekitar lubang genital agak kemerahan dan telur berwarna kecoklatan. Ukuran diameter telur ikan baung yang siap dipijahkan dan bisa berkembang dengan baik berkisar 1,5 sampai 1,8 mm dengan rata-rata 1,6 mm. Telur yang manis mampu dilihat pada dasarnya telah menepi dan tidak terjadi penggumpalan kalau diberi larutan sera.

Sedangkan untuk induk jantan yang siap dicirikan dengan ujung genital papilla (penis) berwarna merah yang panjangnya hingga ke pangkal sirip anal. Cairan sperma ikan baung ini berwarna bening.

Pemijahan
Pemijahan dikerjakan secara bikinan dengan penyuntikan hormon. Jenis hormon yang digunakan merupakan ovaprim denga dosis 0,5 cc/kg induk betina dan 0,3 cc/kg untuk induk jantan.


Induk ditampung dalam wadah fiber/waskom/aquarium yang berfungsi sebagai tempat inkubasi induk. Induk ditimbang beratnya untuk memilih jumlah hormon yang mau digunakan. Penyuntikan induk betina dilakukan 2 kali dengan interval waktu penyuntikan 6 jam, untuk penyuntikan I dipakai 1/3 dari takaran dan 2/3 sisanya untuk penyuntikan ke II. Sedangkan untuk induk jantan dilakukan sekali penyuntikan yakni waktu penyuntikan kedua pada induk betina. Penyuntikan dijalankan secara intra muskular di bab kiri/kanan belakang sirip punggung. Posisi jarum suntik kepada tubuh induk membentuk sudut 30 – 40 derajat sejajar dengan panjang badan. Waktu ovulasi berkisar antara 6 – 8 jam sehabis penyuntikan ke II (kisaran suhu 29 – 31 derajat celcius ditandai dengan keluarnya telur jikalau dijalankan pengurutan pada cuilan perut.

Pembuahan
Pengambilan sperma dijalankan dengan pengurutan ke arah lubang genital dan dengan spuit yang sudah diisi dengan larutan NaCl 0,9% dengan perbandingan 4 cc NaCl dengan 1 cc sperma. Pembuahan buatan dijalankan dengan cara mencampurkan telur dengan sperma kemudian diaduk dengan bulu ayam searah jarum jam selama kurang lebih 2 – 3 menit secara perlahan hingga tercampur rata, lalu diberi air higienis. Selanjutnya telur ditetaskan di dalam aquarium.

Penetasan Telur
Penetasan dikerjakan pada substrat buatan yang diletakkan menggantung di aquarium. Hal ini dikarenakan telur ikan baung memiliki daya rekat yang tinggi sehingga telur tersebut melekat berpengaruh pada substrat. Setelah telur menetas larva akan jatuh ke dasar aquarium dan larva baung bersifat bergerombol dan lebih senang berada di dasar aquarium. Sedangkan telur yang tak menetas tetap melekat pada substrat.

Pendederan I
Pendederan pertama ikan baung dilaksanakan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan selama 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 5 – 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 50.000 ekor larva pada pagi hari; sehabis 2 hari, beri 1 – 2 kg tepung pelet atau pelet yang sudah direndam saban hari; panen benih dikerjakan setelah berumur 3 ahad.

Pendederan II
Pendederan kedua juga dijalankan di kolam tanah. Caranya : siapkan bak ukuran 500 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasar; tebarkan 5 – 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 30.000 ekor benih hasil pendederan I (telah dipilih); beri 2 – 4 kg tepung pelet atau pelet yang sudah direndam saban hari; panen benih dikerjakan setelah berumur sebulan.

Pendederan III
Pendederan ketiga dikerjakan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 2 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 20.000 ekor hasil dari pendederan II (telah diseleksi); beri 4 – 6 kg pelet kecil (khusus lele); panen benih dilakukan sebulan kemudian.

Pembesaran
Pembesaran ikan baung dikerjakan di kolam tanah. Caranya : siapkan suatu kolam ukuran 200 m2; perbaiki seluruh bagiannya; tebarkan 4 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 – 60 cm dan rendam selama 5 hari; masukan 10.000 ekor benih hasil seleksi dari pendederan III; beri pakan 3 persen setiap hari, 3 kg di permulaan pemeliharaan dan bertambah terus sesuai dengan berat ikan; alirkan air secara kontinyu; kerjakan panen sehabis 2 bulan. Sebuah kolam mampu menghasilkan ikan konsumsi ukuran 125 gram sebanyak 400 – 500 kg.


Demikian postingan singkat perihal tehnik pembenihan ikan baung secara bikinan. Dimuat berdasarkan sumber dari penyuluhnusantara.blogspot.com. gambar dimuat berdasarkan pencarian google gambar. Sekian, supaya berfaedah!