Ikan lele (Clarias sp.) tergolong ikan yang paling gampang diterima masyarakat alasannya adalah pertumbuhan cepat, mempunyai pembiasaan lingkungan yang tinggi, padat tebar yang tinggi, mampu hidup dengan kadar oksigen rendah. Kandungan gizi ikan lele meliputi protein (17,7 %), lemak (4,8 %), mineral (1,2 %), dan air (76 %). Berdasarkan kelebihan tersebut, budidaya ikan lele tetap menjadi primadona dalam budidaya ikan air tawar.
Dalam pelaksanaan budidaya ikan lele yakni untuk melaksanakan pembenihan, dalam hal ini hasil selesai yang ditemukan yaitu benih ikan lele. Ada beberapa tahapan pelaksanaan dan terdapat dua metode pemijahan ikan lele yang sudah banyak dilaksanakan oleh peternak ikan lele ialah pemijahan secara alami dan pemijahan secara buatan. Berikut adalah poin-poin perjuangan atau kesibukan dalam melakukan pembenihan ikan lele :
Pemeliharaan Induk Ikan Lele
- Induk dipilih yang tidak ada cacat dan bentuk tubuh normal serta berumur > 1 tahun dengan bobot sekurang-kurangnya700 gram/ekor.
- Induk dipelihara dikolam pada kedalaman air 1-1.5 m dengan kepadatan 20 ekor/m2.
- Induk jantan dan betina di pisahkan.
- Pakan yang di berikan berprotein > 30-32 % dengan jumlah bantuan pakan 1-2 %/hari
- Frekuensi tunjangan pakan 2-3 kali sehari.
Pemilihan Induk Lele Matang Gonad
- Sebelum melakukan pemilihan induk matang gonad dilaksanakan penjaringan untuk menangkap induk kemudian satu persatu di tempat kan pada kolam plastik untuk diseleksi, semua ikan yang masak gonad ditampung didalam kolam pemberokan.
- Ciri-ciri fisik induk lele betina matang gonad (siap pijah) ialah : induk betina ditandai dengan bentuk perut yang gendut dan bila diraba terasa lembek dan lubang genital berwarna kemerahan.
- Ciri-ciri fisik induk jantan matang gonad (siap pijah) yaitu : induk jantan ditadai dengan papila yang berwarna kemerahan dan mempunyai panjang lewat pangkal sirip dubur. Ikan jantan dan betina paling elok terseleksi (matang) ditampung dalam kolam pemberokan yang dilengkapi dengan penutup.
Tahapan Proses Pemijahan Ikan Lele
Pemijahan bikinan (induce breeding).
- Induk lele jantang dan induk lele betina tidak berasal dari satu keturunan induk jantang yang digunakan bobot minimal 700 gr/ekor sebanyak satu ekor sedangkan bobot induk betina sekurang-kurangnya700 gr/ ekor minimal 4 ekor.
- Pemijahan ini memakai hormon ekstrak pituitary/hopofisa atau hormon peransang mirip Ovaprim hipofisa ikan mas, HCG atau yang lainya dengan takaran 0,2 ml/ kg induk. Penyuntikan dilaksanakan satu kali secara intra muscular ialah pada bagian punggung ikan. Rentang waktu antara penyuntikan denga ovulasi telur 10-14 jam bergantung pada suhu inkubasi induk.
- Induk betina yang sudah ovulasi di tandai dengan perut yang bertambah besar dan lembek kalau diurut belahan perutnya telur akan keluar.
- Sebelum induk betina di striping terlebih dulu dilaksanakan pengambilan sperma jantan yakni dengan membedah jantan dan diambil kantung sperma. Kantung sperma yang cantik yaitu ukuran yang cukup besar dan berwarna putih susu, kantung sperma lalu di potong kecil-kecil lalu diaduk dengan larutan fisiologis (NaCl 0,9%) dengan perbandingan 1 : 50-100. Hal yang mesti diamati dalam pengambilan dan pengenceran sperma yaitu dihentikan ada air alasannya bisa mengatifkan sperma.
- Induk betina yang sudah ovulasi kemudian di striping dengan mengurut bab telur dan kemudian telur ditempatkan dalam wadah yang kering.
- Pembuahan dilaksanakan dengan mencampur telur dan sperma secara merata kemudian disertakan air untuk mengaktifkan sperma sambil dicampur.
- Telur yang telah dibuahi kemudian ditebar merata pada hapa penetasan.
- Kemudian telur akan menetas 30-36 jam sehabis pembuahan.
Pemijahan alami/semi alami
- Memasangkan induk jantan dan induk betina sebanyak 1 pasang/bak kemudian memberi kakaban (ijuk yang sudah di ikat) sebanyak 4 buah/kolam.
- Wadah pemihahan mampu berupa kolam plastik atau tembok dengan ukuran 2×1 m dengan ketinggian air 15-25 cm.
- Menutup kolam secara baik sehingga induk yang sedang di pijahkan tidak meloncat keluar kolam dan proses pemijahan akan terjadi sesudah 12-15 jam sehabis pencampuran induk jantan dan induk betina, hal ini di tandai dengan menempelnya telur di kakaban.
- Proses selanjutnya yakni memindahkan kakaban ke kolam penetasan atau mampu juga mengankat induk dari kolam pemijahan, penetasan telur semestinya di air yang mengalir dan sumbangan aerasi untuk suplai oksigen.
- Mengembalikan induk paska pemijahan kekolam induk.
- Pemijahan semi alami dilaksanakan dengan menyuntik induk betina hormon estrak pituitary/hipofisa atau hormon peransang Ovaprim hipofisa ikan mas, HCG atau yang lainya sebanyak 0,2 ml/kg. Induk betina dan jantan lalu diaduk dalam astu wadah pemijahan dengan perbandingan 1 : 1.
- Proses pemijagan semi alami nyaris sama dengan pemijahan alami.
- Kemudian telur akan menetas 30-36 jam sesudah pembuahan.
Penetasan Telur Ikan Lele
- Ikan lele ialah salah satu ikan yang mempunyai telur dengan sifat adhesive yakni setelah proses pengerasan cakang nyatelur bersifat lengket sehingga gampang melekat pada subtrat.
- Untuk pemijahan bikinan penetasan telur sehabis pembuahan dilakukan dengan menebar telur secara merata di hapa sehingga telur ikan tidak menumpuk pada salah satu sudut /tempat tertentu yang akan mengakibatkan permukaan telur akan kelemahan oksigen sehingga telur akan menjadi mati. Sedangkan untuk pemijahan alami/semi alami menggunakan kakaban.
- Untuk penetasan telur ikan lele pada kisaran suhu 27-30ÂșC penetasan akan memakan waktu 24-30 jam.
- Derajat pembuahan ikan lele pada keadaan mutu air yang bagus berkisar antara 50-80%.
- Derajat penetasan ikan lele berkisar antara 40-70%.
- Pemanenan larva ikan lele yang telah menetas dijalankan dengan menyerok larva ikan dengan serok halus.
Pemeliharaan Larva Dalam Hatchery (Larva 1-2 Cm)
- Pemeliharaan larva lele biasanya dilaksanakan dalam hatchery diruangan tertutup (indor).
- Wadah pemeliharaan mampu berbentukakuarium, fiber glass, kolam semen, bak kayu atau kolam plastik.
- Wadah pemeliharaan di sesuaikan dengan jumlah larva yang mau di tebar dan kepadatan larva yakni 20-30 ekor larva/liter.
- Pakan alami yang mau diberikan ialah cyste ertemia atau moina beku, pengaturan santunan pakan alami ikan air tawar yang lain (addlibitum).
- Penetasan cyste artemia dijalankan dalam corong penetasan selama kurang lebih 24 jam dalam air bersalinitas 25-30 ppt.
- Selama abad pemeliharaan setiap pagi dilakukan penyiponan bertujuan untuk membuang kotoran artemia yang tidak tergoda dan larva yang mati.
- Pergantian air dijalankan pada hari ke empat atau kelima kurun pemeliharaan tergantung kondisi air berikutnya dilakukan 2 hari sekali.
- Kelangsungan hidup larva hingga umur 4 hari bisa menjangkau 80-90%.
- Perkembangan larva ikan lele pada umur 1-3 hari larva ikan belum membuka mulutnya serta alat pencernaannya belum sempurna pada hari ke empat larva ikan lele mulai makan, hal tersebut dapat dilihat pada perut larva yang berwarna kemerahan berisi artemia/moina.
- Setelah benih berumur 4-5 hari siap untuk di panen.
Pendederan Lele Dikolam
- Hal yang terpenting dalam pendederan sebelum dilakukan penebaran benih yakni persiapan kolam yang mencakup pengeringan kolam, perbaikan pematang, pembuatan tanah dasar bak dan pengolahan caren akses tengan kolam.
- Pengolahan dasar bak dikerjakan dengan cara pembalikan tanah dasar kolam, diratakan dengan pengerjaan caren/kemalir dengan kemiringan 0.5–1% kearah pintu pengeluaran.
- Setelah pengolahan dasar kolam tanah tamat selanjutnya dikerjakan pemupukan, pupuk yang digunakan yakni pupuk kandang (kotoran ayam) dengan porsi 100-250 gr/ m² sedangkan pengapuran dilaksanakan dengan menggunakan kapur hidup (CaO) dengan takaran 60 gr/ m².
- Pengeringan kolam dijalankan selama 3 hari kemudian dilaksanakan pengisian air secara sedikit demi sedikit hingga ketinggian 90 cm. Sebelum benih ditebar dijalankan pemantauan kualitas air yang meliputi parameter O2 terlarut, pH, kecerahan dan suhu air selaku persiapan akhir.
- Penebaran benih dilaksanakan pada hari ke delapan dari permulaan antisipasi bak. Penebaran ini dilaksanakan pada pagi hari atau sore hari dengan maksud untuk menghindari panasnya terik matahari yang biasa membuat benih ikan menjadi stres.
- Larva yang ditebar berukuran 0,3-0,5 cm dengan padat penebaran 200-300 ekor/m2 (sudah kuat ditebar didalam bak sejak umur 5 hari pemeliharaan).
- Frekuensi pinjaman pakan dilaksanakan 3 kali/hari yakni pagi, siang dan sore.
Demikian pembahasan singkat wacana tahapan program pelaksanaan budidaya pembenihan ikan lele (Clarias. Sp). Dimuat berdasarkan keterangan dari beberapa sumber situs/web perikanan. Gambar di diangkut dari google pencarian gambar dengan keyword penelusuran "ikan lele, tata cara budidaya ikan lele, pembenihan ikan lele". Sekian, semoga berfaedah!! Terimakasih.