Ikan nilem yakni salah satu komoditas ikan air tawar yang belum banyak di budidayakan di berbagai wilayah dan dikala ini ikan nilem gres banyak dikembangkan didaerah tasikmalaya. Ikan nilem ini memiliki cita rasa yang sungguh sepesifik dan gurih disbanding ikan air tawar lainnya karena ikan ini mengandung sodium glutamat dalam daging yang terbentuk alami yang mungkin disebkan efek kebiasaan makan pakan alami phito dan zoo plankton utamanya ganggang yang berkembang akhir pemupukan bak. Ikan nilem cukup tahan kepada penyakit, ikan nilem tergolong dalam golongan omnivora, di alam makanannya berupa periphiton dan flora penempel dengan demikian ikan nilem juga mampu berfungsi selaku pembersih jaring apung.
Potensi lain yang dimiliki ikan nilem sampai saat ini telurnya yang sangat digemari oleh penduduk alasannya ialah cita rasanya yang gurih dan telur ikan nilem ine sudah di ekspor ke Negara lain seperti Singapura, Taiwan, Malaysia dan Hongkong yang katanya selaku pengganti kapier dan selaku bahan pembuat saos. Ikan nilem juga dimasak menjadi dendeng, abon, pepes dan snek ikan (baby fish) terutama yang mempunyai ukuran 5-7 gram. Dengan pertimbangan keunggulan komperatif tersebut ikan nilem sungguh memungkinkan sekali untuk dibudidayakan dan dikembangkan diberbagai wilayah.
Pembenihan Ikan Nilem
Pemilihan Induk
Sebelum dijalankan pemijahan penyeleksian induk ialah faktor penting. Keberhasilan pemijahan sungguh ditentukan oleh mutu induk dan lingkungan pemijahan induk mesti menyanggupi persyaratan yakni:
- Betina : Umurnya menjangkau 1-1,5 tahun, berat tubuh sekitar 100 gram, kalau diurut pelan-pelan keatrah genital ikan mengeluarkan cairan berwarna kekuning-kuningan.
- Jantan : Perut mengembung dan terasa empuk dikala diraba, 8 bulan berat badan sekitar 100 gram, kalau diurut perlahan-lahan kearah genital induk jantan akan mengeluarkan cairan seperti susu,
Dengan menejemen induk yang lebih intensif rematurasi induk ikan nilem diperlukan waktusekitar 3 bulan, dan dengan pakan yank intensif protein 30-42% sangat anggun untuk mengembangkan mutu dan kuantitas telur dan benih yang dihasilkan.
Metode Pemijahan Buatan
Metode pemijahan ini yakni dengan penyuntikan memakai hormone reproduksi pada ikan jantan dan betina dengan tujuan semoga membuat pemijahan yang bersamaan ketimbang tanpa penyuntikan . Sistem ini akan memberikan hasil anakan yang dihasilkan lebih seragam dan akan memudahkan pemeliharaannya. Penyuntikan untuk ovulasi, menggunakan hormon ovaprim dengan takaran 0.3 ml/kg bobot ikan diberikan satu kali, sirip punggung. Pengeluaran telur (ovulasi) terjadi 9-11 jam sehabis penyuntikan dan biasanya terjadi pada kisaran suhu air inkubasi 21-25°C.
Untuk mendapatkan jumlah sperma yang lebih banyak dapat dilakukan penyuntikan pada ikan jantan dengan ovaprim dosis 0.2 ml/kg dari bobot ikan. Pengeluaran sperma dilakukan sebelum pengeluaran telur (stripping betina), selanjutnya sperma diawetkan dalam larutan fisiologis atau larutan infuse NaCI 0.9% d encerkan 100 kali dan disimpan pada suhu antara 4-5°C, Pada kondisi demikian sperma nilem dapat bertahan hingga 8-12 jam dengan viabilitas > 80%.
Proses Pemijahan
Mengkoleksi telur dengan melakukan pemijahan atau “stripping” pada bagian perut ikan betina yang telah di ovulasi.
- Setelah diketaui terjadi ovulasi dibiarkan sekitar 30 menit - 1jam.
- Melakukan stripping dan telur ditampung dalam wadah/Waskom.
- Selanjutnya telur dan sperma dicampurkan dalam wadah dan dicampur secara perlahan memakai bulu ayam agar pembuahan mampu merata.
- Tambahan air sumber yang bersih sebayak 1-2 kali volume telur untuk mengaktifkan sperma.
- Proses pembuahan berlangsung selama 0.5 menit, sesudah itu dilakukan pembilasan dengan air bersih untuk membuang sisa sperma yang mati.
- Telur yang dibuahi beri tanda dg inti telur berkembang 3-5 kali dari diameter permulaan dan berwarna transparan. Melakukan aerasi selama 24 jam digunakan selaku media penetasan.
- Melakukan inkubasi telur dengan cara menebarkan telur kedalam akuarium.
- Telur yang dibuahi menetas dala, 23-27 jam pada suhu inkubasi 21-27°C. Penetasan dapat juga dijalankan didalam corong penetasan system air mengalir.
Pemeliharaan Larva
Pemeliharaan larva sehabis menetas, larva siap diberi pakan dengan nauvili artemia sesudah berumur 3-4 hari, dengan frekuensi setiap 4 jam. Selama 5 hari sehabis itu ikan bias diberikan pakan bikinan selama 15 hari dalam akuarium, setelah itu benih dideder kekolamk pendederan yang telah dilaksanakan pemupukan, dengan pupuk TSP dan Urea masing-masing 10 g/m³, dikerjakan pemupukan sebanyak ½ takaran dari pemupukan , selama pemeliharaan benih ikan diberikan pakan buatan sebanyak 4% dari bobot biomassa.
Pendederan ini berjalan selama 3 bulan, umumnya dicapai ukuran benih 5-7 cm atau sekitar 5 gram dan siap dipanen. Hasil pemanenan ini benih dimasak menjadi snek ikan/babyfish atau dibesarkan ke kolam pembesaran.