Ikan Sumatra (Puntius tetrazona) merupakan salah satu ikan hias orisinil Indonesia yang banyak didapatkan di perairan lazim pulau Sumatera dan Kalimantan. Mempunyai warna dan bentuk tubuh yang cukup menarik dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Ikan ini memiliki ciri khas berupa bentuk badan memanjang, pipih ke samping, warna dasar badannya putih keperakan. Ikan ini mempunyai empat buah garis berwarna hitam kebiruan yang memotong badannya. Ikan Sumatra hidup pada habitat alaminya di rawa-rawa.
P. tetrazona dijuluki ikan Sumatra sebab pertama kali didapatkan di Pulau Sumatra, tepatnya di perairan Lampung, Jambi, dan Riau. Lantaran berasal dari Sumatra, orang lantas menyebutnya ikan Sumatra atau bard sumatra kata orang asing. Belakangan, gres tertangkap basah bahwa ia bisa juga didapatkan di Kalimantan.
Klasifikasi Ilmiah :
Fillum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Subkelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Puntius
Spesies : Puntius tetrazona
Morfologi Ikan Sumatra yang berskala kecil, dengan panjang total (beserta ekor) meraih 70 mm. Tubuh berwarna kekuningan dengan empat pita tegak berwarna gelap, pita yang pertama melalui mata dan yang terakhir pada pangkal ekor. Gurat segi tak tepat, 22-25 buah dengan cuma 8-9 sisik terdepan yang berpori. Batang ekor dikelilingi 12 sisik. Tinggi tubuh sekitar setengah kali panjang persyaratan (tanpa ekor). Sekitar mulutnya, sirip perut dan ekor berwarna kemerahan.
Morfologi Ikan Sumatra yang berskala kecil, dengan panjang total (beserta ekor) meraih 70 mm. Tubuh berwarna kekuningan dengan empat pita tegak berwarna gelap, pita yang pertama melalui mata dan yang terakhir pada pangkal ekor. Gurat segi tak tepat, 22-25 buah dengan cuma 8-9 sisik terdepan yang berpori. Batang ekor dikelilingi 12 sisik. Tinggi tubuh sekitar setengah kali panjang persyaratan (tanpa ekor). Sekitar mulutnya, sirip perut dan ekor berwarna kemerahan.
Sirip punggung dan sirip dubur berwarna hitam, tetapi warna hitam pada sirip punggung dibatasi oleh garis merah. Ikan Sumatra memiliki bentuk tubuh memanjang pipih ke samping. Pada tubuhnya yang berwarna kuning terdapat empat buah garis berwarna hitam kebiruan memotong badannya. Keempat garis tersebut berjejer satu buah di bagian kepala melalui mata dan tutup insang, dua buah di bagian tubuh, dan satu 6 buah lagi di pangkal ekor.
Ikan Sumatera secara alami menyebar di Semenanjung Malaya (tergolong di daerah Thailand), Sumatra dan Kalimantan. Di samping itu, ada pula laporan-laporan temuan dari wilayah lain di Asia Tenggara yang susah dikonfirmasi, apakah ikan-ikan tersebut memang asli lokal atau ikan lepasan yang sudah mengikuti keadaan. Ikan ini sering didapati pada sungai-sungai dangkal berarus sedang, yang jerih atau keruh.
Ikan Sumatera secara alami menyebar di Semenanjung Malaya (tergolong di daerah Thailand), Sumatra dan Kalimantan. Di samping itu, ada pula laporan-laporan temuan dari wilayah lain di Asia Tenggara yang susah dikonfirmasi, apakah ikan-ikan tersebut memang asli lokal atau ikan lepasan yang sudah mengikuti keadaan. Ikan ini sering didapati pada sungai-sungai dangkal berarus sedang, yang jerih atau keruh.
Ikan sumatra menggemari pH antara 6.0-8.0, kesadahan air antara 5-19 dGH, dan kisaran temperatur air antara 20-26°C. Ikan Sumatra juga didapati di rawa-rawa, yang mengindikasikan bahwa ikan ini mempunyai toleransi yang cukup tinggi terhadap perubahan kualitas air. Rata-rata lama hidup ikan sumatra yaitu sekitar 6 tahun. Ikan Sumatra merupakan salah satu ikan hias perairan tropis. Habitat orisinil Ikan Sumatra yakni di Kepulauan Malaya, Sumatra, dan Borneo.
Ikan Sumatra hidup di perairan tawar mirip sungai, danau, dan rawa. Ikan ini menggemari perairan yang berarus damai. Ikan ini dapat meningkat meraih panjang 7 cm. Ikan Sumatra hidup pada perairan yang mempunyai kisaran derajat keasaman (pH) 6-8, dengan tingkat kesadahan 5-19 dH (optimum 10), dan suhu berkisar 25-29°C. Daerah sungai dengan kondisi air ber pH yang agak asam antara 5,0-7,0 suhu 24-30oC merupakan habitat ikan sumatra. Perairan jernih dengan kerikil-batuan dasar ialah tempat sumatra tinggal. Anak-anak sumatra hidup di kawasan yang berarus lemah, dasar lumpur dan keruh dengan kedalaman 5-10 m.
Ikan sumatra senang berenang bergerombol. Bila dipelihara dalam jumlah kecil, kurang dari 5 ekor, ikan ini mampu menjadi garang dan mengusik ikan-ikan lainnya. Ikan-ikan yang lemah dan kurang gesit dapat menjadi sungguh menderita tanggapan gigitan ikan sumatra yang dominan, yang terutama akan menyerang sirip-siripnya. Dalam kelompok yang besar, agresivitas ikan ini mampu terkendalikan. Tangkas dan berenang cepat, ikan sumatra dapat dipelihara bercampur dengan ikan-ikan yang serupa gesitnya mirip ikan-ikan platis, kerabat lele, atau saudara ikan macan (Chromobotia macracanthus). Sebaiknya akuarium diisi pula dengan meningkat -tumbuhan air selaku tempatnya bermain-main.
Ikan Sumatra termasuk ikan omnivora atau pemakan apa saja walaupun pakan hidup lebih diminati. Sebagai ikan sungai maka pakannya yakni organisme dasar perairan mirip cacing rambut (Tubifex sp). Cacing rambut merupakan salah satu pakan yang baik karna mengandung pigmen yang bisa memperindah warna sumatra atau larva insekta dasar mirip cacing darah (Chironomus sp.) dan pellet dengan kandungan protein 30%.
Ikan ini dapat dibiakkan di dalam akuarium. Ikan sumatra betina mengeluarkan antara 150–200 butir sekali bertelur, yang disebarkan di antara meningkat -tanaman air. Telur akan menetas sehabis 24 jam, dan anak-anak ikan mulai tampakaktif setelah 3 hari. Sebagai pakan anak ikan pada minggu-minggu pertama mampu digunakan udang renik.
Referensi :
harus di isi/search?q=18/morfologi-ikan-sumatera/
http://agapituscy.blogspot.com/2016/04/ikan-tiger-barb-atau-ikan-sumatra