Saturday 16 October 2021

Inilah Aspek Keberhasilan Pendistribusian Ikan Hidup Dan Metode Pengangkutannya

Transportasi ikan hidup intinya merupakan memaksa menempatkan hasil perikanan tersebut pada sebuah lingkungan yang berlainan dengan lingkungan asalnya dibarengi dengan perubahan-pergantian sifat lingkungan yang relative sungguh mendadak, dimana pergeseran tersebut sungguh mengancam kehidupan ikan. Faktor-faktor penting yang menghipnotis transportasi ikan hidup ialah jenis, umur, dan ukuran ikan, ketahanan relative ikan, tempertatur air, usang pengangkutan dan usang istirahat, sifat alami wadah pengangkutan dan kondisi klimatologi pada di saat transportasi. 
 

Faktor-faktor penting yang mempengaruhi kesuksesan pengangkutan ialah kualitas ikan, oksigen, suhu, pH, CO2, amoniak, kepadatan dan kegiatan ikan.

1). Kualitas Ikan
Kualitas ikan yang ditransportasikan mesti dalam keadaan sehat dan baik. Ikan yang kualitasnya rendah memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi dalam waktu pengangkutan yang lebih usang ketimbang ikan yang kondisinya sehat.

2). Oksigen
Kemampuan ikan untuk memakai oksigen tergantung dari tingkat toleransi ikan terhadap perubahan lingkungan, suhu air, pH, fokus CO2 dan hasil metabolisme seperti amoniak. Biasanya dasar yang dipakai untuk mengukur konsumsi O2 oleh ikan selama transportasi yakni berat ikan dan suhu air. Jumlah O2 yang dimakan ikan senantiasa tergantung pada jumlah oksigen yang tersedia. Jika kandungan O2 meningkatikan akan memakan O2 pada kondisi stabil dan dikala kadar O2 menurun konsumsi O2 oleh ikan lebih rendah dibandingkan konsumsi pada kondisi kadar O2 yang tinggi.

3). Suhu
Suhu merupakan faktor yang penting dalam transportasi ikan. Suhu optimum untuk transportasi ikan yaitu 6 – 8 oC untuk ikan yang hidup di tempat dingin dan suhu 15 – 20 oC untuk ikan di daerah tropis.

4). Nilai pH, CO2, dan amoniak
Nilai pH air merupakan aspek kendali yang bersifat teknik balasan kandungan CO2 dan amoniak. CO2 sebagai hasil respirasi ikan akan mengganti pH air menjadi asam selama transportasi. Nilai pH optimum selama angkutanikan hidup yakni 7 hingga 8. Perubahan pH menimbulkan ikan menjadi stres, untuk menanggulanginya bisa dipakai larutan bufer untuk menstabilkan pH air selama angkutanikan. Amoniak merupakan anorganik nitrogen yang berasal dari eksresi organisme perairan, permukaan, penguraian senyawa nitrogen oleh kuman pengurai, serta limbah industri atau rumah tangga.

5). Kepadatan dan kegiatan ikan selama transportasi
Perbandingan antara volume ikan dan volume air selama transportasi dilarang lebih dari 1 : 3 . Ikan-ikan lebih besar, mirip induk ikan mampu ditrasportasi dengan perbandingan ikan dan air sebesar 1 : 2 sampai 1 : 3 , tetapi untuk ikan-ikan kecil perbandingan ini menurun hingga 1 : 100 atau 1 : 200. Kesegaran ikan juga dipengaruhi oleh keadaan apakah ikan dalam keadaan meronta-ronta dan letih selama transportasi. Ketika ikan berada dalam wadah selama transportasi, ikan-ikan selalu berupaya melakukan kegiatan. Selama program otot berjalan, suplai darah dan oksigen tidak menyanggupi, sehingga perlu disediakan oksigen yang cukup sbagai alternatif pengganti energi yang digunakan. 10 2.3

Pengangkutan Sistem Basah
Transportasi ikan untuk konsumsi dibutuhkan mampu mempertahankan kualitas ikan mulai dari tempat pemanenenan hingga ketangan konsumen. Pada transportasi ikan hidup dengan metode berair kebanyakan dijalankan dengan dua cara, yakni cara terbuka dan cara tertutup. Transportasi metode berair (memakai air selaku media pengangkutan) terbagi menjadi dua, yakni :

a. Sistem Terbuka
Pada sistem ini ikan dimuat dalam wadah terbuka atau tertutup tetapi secara terus menerus diberikan aerasi untuk memadai keperluan oksigen selama pengangkutan. Biasanya metode ini cuma dijalankan dalam waktu pengangkutan yang tidak lama. Berat ikan yang kondusif dimuat dalam metode ini tergantung dari efisiensi tata cara aerasi, lama pengangkutan, suhu air, ukuran, serta jenis spesies ikan. Cara terbuka dilaksanakan dengan memuat ikan dalam wadah yang diisi air dan diberikan aerasi secara terus menerus untuk mensuplai oksigen dari luar selama transportasi berjalan.

b. Sistem Tertutup
Dengan cara ini ikan dimuat dalam wadah tertutup dengan suplai oksigen secara terbatas yang telah dipertimbangkan sesuai keperluan selama pengangkutan. Wadah mampu berbentukkantong plastik atau bungkus lain yang tertutup. 11 Sedangkan cara tertutup memakai wadah tertutup dengan suplai oksigen diberikan secara terbatas sesuai dengan kebutuhan yang sudah dipertimbangkan selama pengangkutan dengan memakai wadah polyethyleneatau unit-unit angkutantertutup lainya.Wadah-wadah tersebut banyak digunakan untuk memuat anak-anak ikan.

Transportasi bawah umur ikan dalam kantong polyethylene dengan penambahan oksigen merupakan metode transportasi yang telah tersebar di dunia dan dianggap cuckup efektif. Beberapa persoalan dalam pengangkutan sistem lembap yakni selalu terbentuk buih yang disebabkan banyaknya lendir dan kotoran ikan yang dikeluarkan. Kematian diduga alasannya yakni pada saat dimuat, meskipun sudah diberok selama satu hari, isi perut masih ada. Sehingga pada ketika dimuat masih ada kotoran yang mencemari media air yang digunakan untuk transportasi. Disamping itu, bobot air cukup tinggi, ialah 1 : 3 atau 1 : 4 potongan ikan dengan air menjadi kendala tersendiri untuk mampu memajukan volume ikan yang diangkut.

Transportasi Sistem Kering
Pada transportasi metode kering, media angkut yang digunakan ialah bukan air, Oleh karena itu ikan mesti dikondisikan dalam kondisi program biologis rendah sehingga konsumsi energi dan oksigen juga rendah. Makin rendah metabolisme ikan, terutama jikalau meraih basal, makin rendah pula kegiatan dan konsumsi oksigennya sehingga ketahanan hidup ikan untuk diangkut diluar habitatnya kian besar. Penggunaan transportasi tata cara kering dinikmati merupakan cara yang efektif walaupun resiko mortalitasnya cukup besar. Untuk menurunkan kegiatan biologis ikan (pemingsanan ikan) mampu dilakukan dengan menggunkan suhu rendah, menggunakan bahan metabolik atau anestetik, dan arus listrik. Pada kemasan tanpa air, suhu dikontrol sedemikian rupa sehingga kecepatan metabolisme ikan berada dalam taraf metabolisme basal, alasannya adalah pada taraf tersebut, oksigen yang dikonsumsi ikan sungguh sedikit sekedar untuk mempertahankan hidup saja. Secara anatomi, pada ketika ikan dalam kondisi tanpa air, tutup insangnya masih mangandung air sehingga lewat lapisan inilah oksigen masih diserap 2.5 Pengaruh

Kepadatan terhadap Transportasi Ikan Hidup
Kepadatan ikan yakni bobot ikan yang berada dalam suatu wadah dan waktu tertentu. Kepadatan ikan yang mampu dimuat tiap wadah, untuk masa angkut tertentu dengan hanya sedikit atau tanpa ajal seekor pun merupakan dilema penting dalam pengangkutan. Kepadatan ikan yang dimuat tergantung terhadap volume air, bobot dan ukuran ikan, jarak dan lama pengangkutan, suplai oksigen dan temperatur. Tingkat kepadatan ini ada batasnya, alasannya yakni bila ikan di angkut pada kepadatan yang terlalu tinggi, kadar glikogen dalam plasma berkembangdan mempengaruhi kondisi ikan.
 
Demikian pembahasan singkat ihwal faktor keberhasilan pendistribusian ikan hidup dan metode pengangkutannya. Dimuat menurut isu dari http://eprints.umm.ac.id/43778/3/BAB%20II.pdf. Gambar di comot dari google pencarian gambar dengan kata pencarian "pengangkutan ikan hidup, pendistribusian ikan hidup". Sekian, biar menjadi bacaan yang berguna!! Terimakasih.