Tuesday, 19 October 2021

Sekilas Metode Budidaya Pembenihan Dan Pembesaran Biota Maritim Teripang

Teripang disebut juga selaku ketimun lau (sea cucumber) alasannya yakni bentuknya yang dianggap mirip sayuran buah ketimun. Teripang ini sudah diketahui dan dimanfaatkan sejak usang oleh bangsa Cina. Sejak Dinasti Ming, teripang telah dijadikan sajian istimewa pada peringatan, pesta, dan hari-hari besar serta disebut-sebut pula memiliki khasiat pengobatan untuk beberapa penyakit. Di negara tersebut, dilaporkan bahwa secara medis tubuh dan kulit teripang jenis Stichopus japomcus memiliki kegunaan menyembuhkan penyakit ginjal, paru-paru basah, anemia, anti-inflamasi, dan mencegah arteriosklerosis serta penuaan jaringan tubuh. Di samping itu, ekstrak mumi dari teripang memiliki kecenderungan menciptakan holotoksin yang efeknya sama dengan antimicyn dengan kadar 6,25 - 25 mikrogram/mililiter. 
 
 
 Di Indonesia sendiri, teripang sudah dimanfaatkan cukup lama terutama oleh penduduk di sekeliling pantai selaku materi makanan. Untuk konsumsi pasaran internasional, lazimnya teripang diperdagangkan dalam bentuk daging dan kulit kering. Sebagai materi pangan, teripang mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi dan rasanya sangat yummy. Teripang kering mempunyai kadar protein tinggi, merupakan 82 %, dengan kandungan asam amino yang lengkap. Sedangkan lemak yang dikandung teripang mempunyai asam lemak tidak bosan jenis W-3 yang penting untuk kesehatan jantung.   
 
Baca Lebih Lengkap Mengenal Klasifikasi dan Morfologi Teripang
 
Pada umumnya budidaya teripang dilaksanakan di perairan pantai pada daerah pasang surut. Ini disebabkan alasannya ialah kesempatanlahan pantai masih cukup luas. Namun demikian, teripang mempunyai kemungkinan pula untuk dibudidayakan di bak air maritim (tambak) dengan syarat tertentu. Secara lazim, perairan pantai yang mempunyai benih teripang alami cocok untuk tempat kecerdikan daya. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan sebuah lokasi yang tidak punya benih alami juga cocok untuk tempat nalar daya.  
 
Jenis teripang yang sudah dan banyak dibudidayakan di negara Indonesia yaitu teripang putih (Holothuria scabra). Hal ini dikarenakan harga teripang ini mahal, pertumbuhannya cepat, lebih toleran terhadap pergeseran lingkungan, dan dapat dibudidayakan dengan padat penebaran tinggi. Oleh karena itu, pertimbangan-usulandalam pemilihan lokasi ini diutamakan untuk jenis teripang putih walaupun tidak menutup kemungkinan untuk diterapkan pada jenis-jenis teripang lain. Hal ini mengingat setiap jenis teripang mempunyai sifat biologi spesifik yang berlawanan, tetapi secara lazim habitatnya relatif sama. 
 
Pemilihan lokasi budidaya teripang
  1. Lokasi terlindung; Lokasi budidaya mesti terlindung dari efek ams, gelombang, maupun angin yang besar. Arus, gelombang, atau angin yang besar akan memsak kemudahan kecerdikan daya serta menyusahkan dalam pengelolaan logika daya. Lokasi yang terlindung dari imbas mirip ini umumdiketemukan di perairan teluk, laguna, atau perairan terbuka yang terlindung oleh deretan pulau atau karang penghalang.
  2. Kedalaman air; Kedalaman air di lokasi akal daya sebaiknya berkisar antara 0,5 - 1 m dijumlah pada waktu surut paling rendah, sedangkan pada pasang tertinggi kedalaman perairan semestinya tidak lebih dari 2 m. Hal ini untuk menghindarkan teripang dari kekeringan atau kenaikan suhu air yang mampu mengganggu kehidupannya.
  3. Dasar perairan; Dasar perairan sebaiknya landai, terdiri dari pasir dan belahan-cuilan karang, berlumpur, dan banyak ditumbuhi ilalang maritim/lamun serta rumput bahari. Karang, ilalang laut, serta rumput laut ini selain berfungsi selaku pelindung, juga berfungsi selaku perangkap kuliner untuk teripang.
  4. Perairan jernih; Perairan harus jernih, bebas pencemaran dengan nilai kecerahan 50 - 150 cm yang diukur dengan piring seicchi.
  5. Kualitas air; Lokasi budidaya yang dipilih seharusnya mempunyai kisaran suhu air 24 - 30°C, kadar garam 28 - 32 ppt, pH air 6,5 - 8,5, oksigen terlarut 4 - 8 ppm, dan memiliki gerakan air cukup (kecepatan arus 0,3 - 0,5 m/detik).
  6. Ketersediaan benih; Benih ialah salah satu faktor buatan yang cukup penting. Oleh alasannya itu, untuk menjamin kelangsungan akal daya teripang, mesti tersedia benih yang cukup baik kualitas, kuantitas, maupun kontinuitas. Lokasi budidaya semestinya akrab dengan sumber benih atau lokasi itu mempunyai benih alami. Terdapatnya benih alami di lokasi itu ialah petunjuk bahwa lokasi itu cocok untuk daerah kebijaksanaan daya. Di samping itu, mutu benih akan tersadar tidak mengalami stress alasannya adalah penanganan dan pengangkutan dan tidak butuhlagi biaya untuk pengangkutan. 
  7. Kemudahan Lokasi budidaya mesti mudah dijangkau. Selain itu, fasilitas buatan mesti mudah diperoleh dan pemasaran mesti mampu dilakukan dengan praktis di wilayah itu. Pertimbangan yang lain, lokasi budi daya sebaiknya bukan merupakan. pusat acara nelayan, bukan wilayah penangkapan ikan, bukan kawasan pelayaran, dan bukan tempat pariwisata sehingga benturan kepentingan mampu dihindarkan.   
 
Desain dan Kontruksi Sarana Budidaya Teripang
Pada dasarnya tata cara budidaya teripang yakni menghalangi areal di maritim untuk luasan tertentu semoga teripang yang dipelihara terkurung di dalamnya, tidak dapat meloloskan diri dan tidak mendapatkan serangan hama. Dengan demikian, tambak yang tidak produktif asalkan keadaan air dan tanahnya memenuhi syarat untuk kehidupan teripang mampu pula dipakai selaku tempat kebijaksanaan daya. Metode kecerdikan daya teripang tidak jauh berlawanan dengan tata cara akal daya kerang-kerangan, contohnya kerang darah atau kerang bulu, yang diketahui dengan tata cara pen culture kurungan tancap atau kurungan pagar.  
 
Teripang merupakan binatang yang hidup di dasar perairan dan pergerakannya relatif lambat. Meskipun gerakan teripang tergolong lambat, rancangan dan konstruksi kurungan pagar mesti bisa menjamin teripang tidak lolos dari dasar kurungan pagar. Di samping itu, alasannya pergerakan teripang relatif lambat, maka binatang maritim ini bisa dibudidayakan dengan padat penebaran yang cukup tinggi.  
 
Desain dan konstruksi kurungan pagar umumnya dibedakan menjadi dua menurut bahan kurungan pagar yang dipergunakan yakni kurungan pagar dari bambu dan kurungan pagar dari jaring.

1. Kurungan pagar dari bambu
Bentuk dan ukuran kurungan pagar dari bambu sangat bervariasi, dalam arti tidak ada hukum yang pasti. Pada dasarnya bentuk dan ukuran ini tergantung pada kemampuan pengelolaan, modal yang dimiliki, dan lokasi kecerdikan daya yang tersedia. Bentuk kurungan pagar lazimnya empat persegi panjang atau bujur kandang. Luasnya antara 400 m2 (20 m x 20 m) hingga 800 m2 (40 m x 20 m), sedangkan tinggi dari dasar perairan yaitu 75 - 100 cm. Berikut ini yakni urutan pengerjaan kurungan pagar bambu.  
 
 
a) Bilah bambu yang berukuran lebar 2 - 4 cm dan panjang 125 - 150 cm dirangkaikan satu sama lain dengan tali polietilen yang berdiameter 3 - 4 mm sehingga menyerupai kerai bambu. Ujung bilah bambu kepingan bawah dibuat runcing mudah-mudahan mudah ditancapkan ke dasar perairan. Untuk mempermudah pemasangan, rangkaian bilah bambu dibentuk pendek, 4 - 5 m.
 
b) Rangkaian bilah bambu yang sudah dibuat ditancapkan di dasar perairan tempat budidaya teripang. Untuk memperkuat, rangkaian ini, setiap 1 - 2 m diberi tiang penyangga dan bambu atau kayu. Pemasangan rangkaian bilah bambu ini disesuaikan dengan bentuk dan ukuran yang kita kehendaki. Kurungan pagar siap dioperasikan selaku kawasan kecerdikan daya teripang.

2. Kurungan pagar dari jaring
Bentuk dan ukuran kurungan pagar dari jaring juga beragam. Umumnya berupa empat persegi panjang atau bujur sangkar dengan ukuran 400 m2 (20 m x 20 m) hingga 800 m2 (40 m x 20 m). Pembuatannya mampu dijalankan dengan urutan mirip berikut ini.  
 
 
a) Tancapkan pancang kayu/bambu ke dasar perairan sesuai bentuk dan ukuran kurungan pagar yang kita kehendaki. Jarak antar pancang berkisar antara 1 - 2 m, sedangkan tinggi pancang dari dasar perairan berkisar antara 75 - 100 cm.  
 
b) Jaring dari materi polietilen dengan lebar mata 0,5 - 1 inci direntangkan pada pancang kayu yang sudah kita pasang di lokasi kecerdikan daya. Bagian jaring yang berada di dasar perairan diikatkan pada sebilah papan yang dibenamkan di dasar perairan semoga teripang tidak meloloskan diri. 
 
c) Jaring bab atas diberi tali lis dari materi polietilen yang berdiameter 0,6 - 0,8 cm supaya kuat dan terbuka mata jaringnya. Kurungan pagar dari jaring siap dioperasikan.  
 
Karakteristik Benih
Benih teripang dapat diperoleh dari dua sumber, yakni benih alami yang dikumpulkan dari alam dan benih hasil pembenihan bikinan di hatchery (panti benih).
 

Benih dari alam
Benih alami biasanya banyak didapatkan di kawasan pasang surut yang berdasar lumpur berpasir dan banyak ditumbuhi tumbuhan laut, mirip ilalang maritim dan rumput bahari. Benih alami ini mempunyai ciri selaku berikut.
  • Bentuk tubuh bulat panjang dengan cuilan perut merata serta bersekat-sekat melintang berwarna putih.
  • Di antara sekat-sekat tubuh di bagian punggung terdapat garis-garis hitam.
  • Benih alami. Banyak ditemukan di kawasan pasang surut yang berdasar Lumpur berpasir dan ditumbuhi tanaman maritim
  • Kulit tubuh tebal dan berangasan. Jika diraba, terasa berangasan seperti ada butiran pasir.
Benih dari alam ini bisa diambil pribadi dengan tangan pada saat air maritim surut. Pekerjaan ini umumdikerjakan oleh nelayan pada waktu malam hari dengan penerangan obor atau lampu petromaks. Pada malam hari terutama dikala air surut, benih teripang condong berada di permukaan pasir sehingga gampang diambil. Nelayan lazimnya memuat benih tersebut dalam wadah yang berisi air bahari. Atau, sering kali cuma ditaruh di dalam perahu yang mereka tumpangi dan diberi air laut. Selanjutnya, benih dibawa ke tempat pembesaran.
 
Adakalanya pengambilan benih dijalankan pada siang hari dengan cara menyelam. Pekerjaan ini relatif lebih sukar jikalau dibanding pada malam hari alasannya pada siang hari teripang lebih senang berlindung di bawah watu karang atau membenamkan diri di bawah pasir sehingga agak susah dilihat. Di samping itu, untuk menyingkir dari panas di siang hari, teripang condong memutuskan perairan yang lebih dalam dengan gelombang yang tidak terlampau besar dan lokasi cukup terlindung, misalnya di laguna dan teluk. Benih yang diambil dari alam berukuran sekitar 10 cm. Ukuran sebesar ini kebanyakan bisa pribadi dibesarkan pada kurungan pemeliharaan.  
 
Metode Pembenihan Teripang
a. Sarana pembenihan
Sarana yang dibutuhkan untuk pembenihan teripang produksi tidak terlampau banyak, terdiri dari beberapa buah kolam selaku tempat penampungan induk, pemeliharaan larva, dan kultur plankton. Bak-kolam ini sebaiknya dibuat dengan beton. Namun demikian, bisa pula dibentuk dari kayu yang dilapisi plastik. Beberapa fasilitas lain yang diperlukan yakni selaku berikut.
  • Saringan pasir untuk menyaring air maritim biar betul-betul bersih.
  • Bak penampungan air yang dilengkapi dengan saringan pasir. Ukuran kolam ini diubahsuaikan dengan keperluan air laut untuk penggantian air pada seluruh unit pembenihan. Penempatan kolam dikontrol supaya gaya gravitasi bisa menyalurkan air dari satu kolam ke bak yang lain.
  • Pipa penyalur air yang dilengkapi dengan beberapa saringan dengan berbagai ukuran, 1,5 - 2 mikron.
  • Bak penampungan induk dengan kapasitas 1,5 - 2 ton air, kedalaman kolam 0,75 - 1 m.
  • Bak pemijahan dengan kapasitas sekitar 1,5 ton air, berjumlah 2 atau 3 buah dengan kedalaman sekitar 50 cm.
  • Bak pemeliharaan larva, berjumlah 10 - 15 buah dengan ukuran (1 x 2 x 0,5) m.
  • Bak pemeliharaan juvenil, berjumlah 8 - 10 buah dengan ukuran (2 x 4 x 0,6) m.
  • Bak plankton, berjumlah 3 - 5 buah dengan ukuran (2 x 4 x 0,75) m.
 
b. Pemeliharaan dan seleksi induk
Kualitas induk merupakan salah satu aspek yang sungguh menentukan keberhasilan penyediaan benih melalui pemijahan produksi. Waktu pengambilan induk yang tepat atau pengalaman tentang demam berita puncak kematangan gonad ialah kunci keberhasilan dalam menerima kandidat induk yang menyanggupi syarat untuk dipijahkan.  
 
Sebelum memulai kesibukan pengumpulan induk, sebaiknya dijalankan pengambilan pola atau sampel. Sampel itu akan menawarkan gambaran kepada kita apakah induk siap dipijahkan atau belum. Pengumpulan yang terlalu cepat dari waktu kematangan gonad akan membuat induk yang gonadnya belum matang sarat . Sebaliknya, jikalau pengumpulannya telat, induk akan memijah di laut. 
 
 
Pengumpulan kandidat induk teripang dari bahari bisa dikerjakan dengan penyelaman pada siang hari. Apabila dilaksanakan pada malam hari, mesti dibantu dengan alat penerang berupa obor atau lampu petromaks. Dengan cara ini, induk teripang bisa diambil pribadi dengan tangan. Pada perairan yang agak dalam, induk teripang bisa diambil dari atas perahu dengan sumbangan alat semacam tombak bermata dua yang tumpul.

Calon induk teripang yang diperoleh dikumpulkan dalam wadah yang berisi air bahari atau ditaruh di dalam palka perahu yang sudah diisi air maritim. Untuk pengumpulan/pengangkutan kandidat induk pada siang hari, semestinya wadah penampungan atau palka ditutup rumput laut atau ilalang bahari untuk menghindarkan kandidat induk dan sinar matahari secara pribadi. Pengangkutan induk dari tempat pengumpulan mampu dilaksanakan dengan wadah, seperti bejana plastik yang berisi air maritim atau langsung ditempatkan pada palka perahu.  
 
Secara biasa , peryaratan kandidat induk teripang yang telah siap dipijahkan yakni selaku berikut.
  • Tubuh atau kulit dagingnya tebal, ukuran badan 25 - 35 cm atau seberat 400 - 600 g.
  • Sehat dan tidak mempunyai luka pada permukaan tubuhnya.
  • Jumlahnya mencukupi untuk kesinambungan program pembenihan.
Umumnya berat tubuh teripang kuat pribadi atau berkorelasi terhadap berat gonad dan indeks kematangan gonad serta fekunditas (jumlah sel telur yang dihasilkan per satuan berat). Karena teripang merupakan organisme yang sungguh sulit dibedakan jenis kelaminnya, maka pembedaan jenis kelamin umumnya dijalankan menurut ukuran beraf tubuh. Induk yang sudah diseleksi dipelihara di dalam kurungan tancap di bahari atau di kolam air laut atau langsung dipelihara di dalam kolam induk dengan kepadatan 5 - 10 ekor/m2. Bak induk biasanya yang dibuat dari beton, berupa empat persegi panjang, dan berkapasitas 1,5 - 2 ton air.  
 
Khusus untuk pemdiharaan induk di kolam air laut, kedalaman air diusahakan antara 75 - 100 cm. Selain itu, diusahakan selalu ada pergantian air semoga stabilitas suhu dan salinitas tetap terjaga. Persediaan pakan juga harus terjamin dan perlu adanya penambahan pakan.
Beberapa hal yang perlu diamati dalam pemeliharaan induk di kolam pemijahan yakni selaku berikut.
  • Kualitas air tetap terjaga baik. Bila perlu, dilakukan penggantian air setengah atau sepertiga dari volume, sehari dua kali, pagi dan sore.
  • Kotoran yang ada di dalam kolam hams secepatnya dibersihkan.
  • Pakan pemanis diberikan secukupnya.
  • Kebiasaan atau kesukaan induk mesti dipantau secara kontinu. 
 
Metode Pembesaran teripang
Padat tebar benih
Teripang merupakan binatang yang gerakannya lamban dan mampu hidup secara berkelompok. Sehingga upaya peningkatan buatan persatuan luas lahan mampu dilaksanakan dengan peningkatan padat penebaran. Padat penebaran untuk budidaya teripang diputuskan oleh ukuran benih. Benih dengan berat antara 30 - 40 g/ekor ditebarkan sebanyak 15 - 20 ekor/m2, sedangkan benih dengan berat antara 40 - 50 g/ekor padat penebarannya yaitu 10 - 15 ekor/m2. Sehingga untuk satu unit lahan kebijaksanaan daya seluas 400 m2 dibutuhkan benih teripang sebanyak 6.000 - 8.000 ekor dengan berat 30 - 40 g/ekor dan panjang 5 - 7 cm/ekor. Sedangkan untuk benih dengan berat 40 - 50 g/ekor diperlukan sebanyak 4.000 - 6.000 ekor.  
 
Untuk menerima hasil panen yang bagus, benih yang ditebarkan pun harus baik pula. Ciri-ciri benih teripang yang manis antara lain berwarna cerah dan tidak cacat, kalau dipegang tidak cepat lembek dan lendirnya tidak terlampau banyak, gerakannya aktif, dan tubuhnya tidak bengkok atau tidak menggelembung.  
 
Penebaran benih sebaiknya dijalankan pagi atau sore hari supaya benih terhindar dari stres. Sebelum benih ditebarkan perlu diaklimatisasikan terlebih dahulu dengan cara kondisi air di lokasi akal daya disesuaikan dengan keadaan air di daerah penampungan benih. Apabila teripang mengalami stres akan terjadi pengeluaran isi perut dan kekakuan tubuh sehingga menjadikan akhir hayat. 
 

Pemberian pakan
Pakan alami teripang yang berupa plankton, detritus atau sisa-sisa materi organik, dan sisa-sisa endapan di dasar maritim dapat diperoleh di sekeliling lingkungan budi daya. Namun demikian, teripang yang dibudidayakan semestinya diberi pakan pemanis untuk mempercepat pertumbuhan.
 
 Pakan pelengkap itu berfungsi untuk memperbesar kesuburan perairan dan lazimnya berupa adonan kotoran hewan dan dedak halus dengan perbandingan 1 : 1. Pakan diberikan sebanyak 0,2 - 0,5 kg/m2/2 minggu. Pakan diberikan dengan cara diposisikan dalam karung goni yang berlubang-lubang sehingga keluar bertahap. Hal ini bertujuan untuk menangkal hanyutnya pakan karena arus atau gelombang. Dalam setiap kantong goni umumnya berisi pakan tambahan sebanyak 10 - 15 kg. Jumlah tersebut mampu mencukupi untuk luasan logika daya 30 - 50 m2.  
 
Aktivitas teripang, termasuk mencari makanan di dasar perairan, umumnya berlangsung pada malam hari. Pada siang hari binatang ini lebih bahagia membenamkan diri dalam pasir atau beristirahat di sela-sela karang untuk menyingkir dari binatang pemangsa. Dilihat dari jenis, jumlah dan cara penyediaan pakannya, kecerdikan daya teripang tidak membutuhkan ongkos operasional yang tinggi. Lagipula, bahan pakan teripang bisa diperoleh dengan gampang di sekitar kita.  
 
Pengendalian hama dan penyakit
Beberapa jenis hama maupun binatang penyaing mirip kepiting, bulu babi, dan bintang laut harus dikesampingkan dari kurungan pagar. Hama bisa memunculkan kerusakan fisik pada badan teripang, misalnya terluka atau bahkan akan memangsanya. Sedangkan binatang penyaing merugikan karena bersaing dalam hal perolehan pakan, ruang gerak, dan sebagainya. Kerusakan fisik pada tubuh teripang alasannya ialah serangan hama mampu menimbulkan penyakit. Luka yang tidak segera diobati menjadi bertambah besar. Akibatnya, semakin usang fisik teripang kian lemah. Untuk itu, pengobatan teripang yang terluka mesti segera dilaksanakan dengan merendamnya dalam larutan acriflauin 4 ppm atau methylen blue 4 ppm selama 0,5 - 1 jam. Setelah diobati, teripang ditempatkan dalam kolam penampungan selama 1 - 2 hari. 
 
Organisme-organisme penempel seperti rumput maritim, teritip, dan sponge yang melekat pada kurungan pagar mesti dibersihkan secara berkala. Keberadaan organisme-organisme penempel ini akan mengusik sirkulasi air dalam kurungan pagar dan menurunkan kualitas air, yarig berakibat kurang baik bagi perkembangan teripang. Oleh karena itu, pengamatan dan pembersihan kurungan pagar secara rutin mutlak dilaksanakan.
 
Demikianlah Pembahasan perihal sekilas metode budidaya pembenihan dan pembesaran biota maritim teripang. Dimuat dari http://komunitaspenyuluhperikanan.blogspot.com/. Gambar di muat menurut pencarian google, keyword "teripang, penjabaran teripang, budidaya teripang, syarat budidaya teripang, program pembenihan teripang, pemeliharaan teripang, metode pembesaran teripang'. Sekian biar menjadi bacaan yang menambah wawasan kitan dan berfaedah!! Terimakasih.