Belut ialah jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk badan bundar memanjang yang cuma mempunyai sirip punggung dan tubuhnya licin. Belut suka menyantap bawah umur ikan yang masih kecil. Biasanya hidup di sawah-sawah, dirawa-rawa/lumpur dan di kali-kali kecil. Di Indonesia semenjak tahun 1979, belut mulai diketahui dan diminati, hingga di saat ini belut banyak dibudidayakan dan menjadi salah satu komoditas ekspor. ada 3 (tiga) macam yaitu belut rawa, belut sawah dan belut kali/bahari. Namun demikian jenis belut yang sering dijumpai yakni jenis belut sawah.
Metode Budidaya Belut
Persyaratan Lokasi
1) Secara klimatologis ikan belut tidak memerlukan kondisi iklim dan geografis yang spesifik. Ketinggian daerah budidaya ikan belut dapat berada di dataran rendah hingga dataran tinggi. Begitu pula dengan kelembaban dan curah hujan tidak ada batas-batas yang spesifik.
2) Kualitas air untuk pemeliharaan belut mesti bersih, tidak terlalu keruh dan tidak terkontaminasi bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kondisi tanah dasar kolam tidak beracun.
3) Suhu udara/temperatur optimal untuk kemajuan belut adalah berkisar antara 25-31 derajat C.
4) Pada prinsipnya kondisi perairan yakni air yang mesti bersih dan kaya akan oksigen utamanya untuk bibit/benih yang masih kecil ialah ukuran 1-2 cm. Sedangkan untuk perkembangan selanjutnya belut berilmu balig cukup akal tidak menentukan mutu air dan bisa hidup di air yang keruh.
Penyiapan Sarana dan Peralatan
1) Perlu dimengerti bahwa jenis kolam budidaya ikan belut mesti dibedakan antara lain: kolam induk/kolam pemijahan, kolam pendederan (untuk benih belut berukuran 1-2 cm), bak belut remaja (untuk belut ukuran 3-5 cm) dan kolam pemeliharaan belut konsumsi (terbagi menjadi 2 tahapan yang masing-masing dibutuhkan waktu 2 bulan) yakni untuk pemeliharaan belut ukuran 5-8 cm hingga menjadi ukuran 15-20 cm dan untuk pemeliharan belut dengan ukuran 15-20 cm sampai menjadi ukuran 30-40 cm.
2) Bangunan jenis-jenis bak belut secara biasa relatif sama cuma dibedakan oleh ukuran, kapasitas dan daya tampung belut itu sendiri.
3) Ukuran kolam induk kapasitasnya 6 ekor/m2. Untuk kolam pendederan (ukuran belut 1-2 cm) daya tampungnya 500 ekor/m2. Untuk kolam belut akil balig cukup akal (ukuran 2-5 cm) daya tampungnya 250 ekor/m2. Dan untuk bak belut konsumsi tahap pertama (ukuran 5-8 cm) daya tampungnya 100 ekor/m2. Serta kolam belut konsumsi tahap kedua (ukuran 15-20cm) daya tampungnya 50 ekor/m2, sampai panjang belut pemanenan kelak berukuran3-50 cm.
4) Pembuatan kolam belut dengan materi kolam dinding tembok/disemen dan dasar kolam tidak butuhdiplester.
5) Peralatan lainnya berbentukmedia dasar kolam, sumber air yang senantiasa ada, alat penangkapan yang diharapkan, baskom plastik dan perlengkapan-peralatan lainnya.
6) Media dasar bak berisikan materi-materi organik mirip pupuk kandang, sekam padi dan jerami padi. Caranya bak yang masih kosong untuk lapisan pertama diberi sekam padi setebal 10 cm, diatasnya ditimbun dengan pupuk sangkar setebal 10 cm, kemudian diatasnya lagi ditimbun dengan ikatan-ikatan merang atau jerami kering. Setelah tumpukan-tumpukan materi organik final dibuat (tebal semuanya sekitar 30 cm), berulah air dialirkan kedalam kolam pelan-pelan hingga setinggi 50 cm (materi organik+ air). Dengan demikian media dasar kolam sudah selesai, tinggal media tersebut dibiarkan beberapa dikala biar hingga menjadi lumpur sawah. Setelah itu belut-belut diluncurkan ke dalam bak.
Menyiapkan Bibit
Menyiapkan Bibit
- Anak belut yang sudah siap dipelihara secara intensif ialah yang berskala 5-8 cm. Di pelihara selama 4 bulan dalam 2 tahapan dengan masing-masing tahapannya selama 2 bulan.
- Bibit mampu diperoleh dari kolam/bak pembibitan atau bisa juga bibit diperoleh dari sarang-sarang bibit yang ada di alam.
- Pemilihan bibit bisa diperoleh dari kolam peternakan atau pemijahan. Biasanya belut yang dipijahkan yakni belut betina berskala ± 30 cmdan belut jantan berukuran ± 40 cm.
- Pemijahan dilaksanakan di kolam pemijahan dengan kapasitas satu ekor pejantan dengan dua ekor betina untuk kolam seluas 1 m2. Waktu pemijahan kira-kira berjalan 10 hari gres telur-telur ikan belut menetas. Dan sesudah menetas umur 5-8 hari dengan ukuran anak belut berkisar 1,5–2,5 cm. Dalam ukuran ini belut secepatnya diambil untuk ditempatkan di bak pendederan calon benih/kandidat bibit. Anak belut dengan ukuran sedemikian tersebut diatas segera ditempatkan di kolam pendederan kandidat bibit selama ± 1 (satu) bulan hingga anak belut tersebut berukuran 5-8 cm. Dengan ukuran ini anak belut sudah bisa diperlihara dalam kolam belut untuk konsumsi selama dua bulan atau empat bulan.
Perlakuan dan Perawatan Bibit
Dari hasil pemijahan anak belut ditampung di kolam pendederan kandidat benih selama 1 bulan. Dalam hal ini benih diperlakukan dengan secermat mungkin mudah-mudahan tidak banyak yang hilang. Dengan perairan yang higienis dan lebih baik lagi apabila di air yang mengalir.
Pemeliharaan Pembesaran
Pemeliharaan Pembesaran
1) Pemupukan > Jerami yang sudah lapuk dibutuhkan untuk membentuk pelumpuran yang subur dan pupuk sangkar juga diharapkan selaku salah satu materi organik utama.
2) Pemberian Pakan > Bila diharapkan bisa diberi kuliner komplemen berupa cacing, kecoa, ulat besar (belatung) yang diberikan setiap 10 hari sekali.
3) Pemberian Vaksinasi
4) Pemeliharaan Kolam dan Tambak > Yang perlu diperhatikan pada pemeliharaan belut yaitu menjaga kolamagar tidak ada gangguan dari luar dan dalam kolam tidak beracun.
Hama
- Hama pada belut ialah hewan tingkat tinggi yang eksklusif mengganggu kehidupan belut.
- Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang belut antara lain: berang-berang, ular, katak, burung, serangga, musang air danikan gabus.
- Di pekarangan, khususnya yang ada di perkotaan, hama yang sering menyerang cuma katak dan kucing. Pemeliharaan belut secara intensif tidak banyak diserang hama.
Penyakit
Penyakit yang biasa menyerang ialah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah mirip virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang berukuran kecil.
Panen
Pemanenan belut berbentuk2 jenis yakni :
- Berupa benih/bibit yang dijual untuk diternak/dibudidayakan.
- Berupa hasil tamat pemeliharaan belut yang siap dijual untuk konsumsi (besarnya/panjangnya sesuai dengan permintaan pasar/konsumen).
Cara Penangkapan belut sama ibarat menangkap ikan yang lain dengan peralatan antara lain: bubu/posong, jaring/jala bermata lembut, dengan pancingatau kail dan pengeringan air kolam sehingga belut tinggal diambil saja.
Pasca panen
Pada pemeliharaan belut secara komersial dan dalam jumlah yang besar, penanganan pasca panen perlu menerima perhatian yang serius. Hal ini agarbelut mampu diterima oleh konsumen dalam mutu yang bagus, sehingga mempunyai jaringan penjualan yang luas.
Demikian ulasan singkat tentang sekilas poin poin pelaksanaan budidaya ikan belut. Dimuat berdasarkan info dari "https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&ved=2ahUKEwjThqvsgfjlAhXayjgGHeCsAhwQFjADegQIAhAC&url=http%3A%2F%2Fwww.lampungbaratkab.go.id%2Fdownload%2Ffiles%2F801%2Fbelut. pdf&usg=AOvVaw1fUhJ8LZqt6BPowX9gU7eE". Gambar di comot dari pencarian gambar google, dengan keyword "belut, budidaya belut, metode budidaya belut". Sekian, biar bermanfaat!! Terimakasih.